FAMILY

Be Aware, Moms! 5 Bahaya Kecanduan Gadget pada Kesehatan Anak

Mia Vale
Minggu 26 Januari 2025 / 12:00
Jakarta: Teknologi zaman sekarang ini semakin canggih dan tentunya membawa banyak perubahan dalam kehidupan. Bahkan, bagi sebagian masyarakat, gadget dengan layanan internet hampir selalu berada dalam genggaman, karena memberi kemudahan untuk dapat mengakses informasi bahkan hiburan. 

Meski demikian, penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan dapat membawa penggunanya pada ketergantungan atau kecanduan. Walaupun saat ini sulit untuk memisahkan anak-anak dengan perangkat genggam, dua jam per hari untuk anak usia 12-18 tahun adalah rekomendasi yang harus Moms patuhi. 

Mungkin ada orang tua di antara kita yang kelelahan karena berjuang untuk melepaskan anak-anak kita dari ponsel, komputer tablet, dan lainnya. Kita selalu tergoda untuk menyerah, karena percaya bahwa anak-anak kita harus belajar melek teknologi secepatnya. 

Baca juga: Cerita Angie, Kampanyekan Sempoa Agar Anak Tak Kecanduan Gadget

Tetap tenang, maksimal dua jam sehari cukup aman, kok! Namun waspadai masalah kesehatan berikut yang dapat timbul akibat terlalu banyak waktu menatap layar dan kebiasaan penggunaan teknologi yang buruk, selain risiko kecanduan gadget.
 

Gangguan pada mata



(Ketergantungan pada gadget dapat menimbulkan kecemasan saat anak tidak dapat mengaksesnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Anak-anak yang mengalami kecanduan gadget juga rentan mengalami gangguan pada mata. Hal ini menukil laman Yankes Kemkes, terjadi karena terlalu lama menatap layar gadget, sehingga memicu gangguan seperti mata lelah, mata kering, hingga gangguan penglihatan.
 

Berbahaya bagi otak anak


Otak manusia dianggap sensitif terhadap radiasi elektromagnetik sehingga barang - barang yang memancarkan gelombang elektromagnetik seperti gadget dianggap berbahaya, khususnya bagi anak - anak. 

Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan gadget dianggap bisa mengganggu aktivitas otak anak sehingga berdampak buruk terhadap kemampuan belajarnya dan berpotensi menyebabkan gangguan perilaki.
 

Kurang tidur


Untuk mendukung pertumbuhan dan menjaga kesehatan tubuh, anak perlu mendapat waktu tidur yang cukup. Sayangnya, kecanduan gadget bisa menyebabkan anak-anak mengalami kurang tidur. 

Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, sebab kurang tidur bisa mengganggu aktivitas anak, seperti mengganggu proses belajar di sekolah yang kemudian membuat prestasinya menurun.

Hal ini juga membuat perkembangan otak menjadi tidak optimal karena tidur yang cukup adalah kunci untuk perkembangan otak yang lebih optimal.
 

Obesitas


Kecanduan gadget juga membuat si kecil rentan mengalami obesitas alias kelebihan berat badan. Sebab, asyik bermain gadget bisa menyebabkan anak kurang bergerak atau lebih sering duduk dan berbaring.

Obesitas tidak boleh dianggap sepele, sebab kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit jangka panjang, seperti obesitas, stroke usia dini, hingga serangan jantung.
 

Masalah mental


Selain memberi dampak pada kesehatan fisik, kecanduan gadget juga bisa mengganggu kesehatan mental. Misal, meningkatkan risiko depresi, gangguan kecemasan, sulit fokus, kepribadian bipolar, psikosis, dan perilaku bermasalah lainnya.

Hal ini juga bisa memicu sifat agresif anak. Anak juga bisa kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan meningkatkan risiko perasaan kesepian.
 

Batas waktu layar berdasarkan usia


Berbicara mengenai gaya hidup berbasis perangkat, khususnya untuk anak-anak, tetap harus dibatasi pemakaiannya. Dirancang oleh Akademi Timedoor menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:

- Anak di bawah usia 2 tahun dianjurkan untuk tidak diberikan akses terhadap gadget. Bila perlu, pemakaiannya tidak boleh melebihi 1 jam per hari dan harus dalam pengawasan orang tua

- Anak usia 2-5 tahun dianjurkan mendapat waktu 1 jam setiap hari

- Untuk anak usia 6-12 tahun tidak boleh melebihi 1,5 jam per hari

- Untuk anak usia 12-18 tahun 2 jam per hari

Orang tua dapat membuat jadwal harian yang mencakup waktu belajar, bermain di luar, aktivitas fisik, dan istirahat untuk membantu anak memahami pentingnya menyeimbangkan waktu.

Dengan menerapkan pendekatan yang proaktif dan terinformasi, orang tua dapat mengurangi dampak berbahaya dari waktu menatap layar yang berlebihan dan menciptakan lingkungan digital yang sehat bagi anak-anak mereka, di dunia yang didominasi oleh layar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH