End Google Analytics -->
COMMUNITY

Sentuhan Oliver Adivarman Wihardja lewat 'Walk With Me'

Yatin Suleha
Rabu 21 Desember 2022 / 20:10
Jakarta: Paduan warna oranye, merah, hijau dan kuning menjadi dominasi warna dari karya "The Nativity" yang menggambarkan kelahiran Yesus Kristus dalam karya lukisan dari Oliver Adivarman Wihardja.

"Tak lama setelah kelahiran-Nya, para gembala yang dulunya menceritakan peristiwa itu oleh seorang malaikat datang berkunjung," begitu penggalan keterangan dari lukisan yang berdiameter 140x100 cm itu. 

Karya tersebut hanya salah satu keindahan yang Ollie (panggilan akrab Oliver) pamerkan dalam pameran tunggalnya pada pertengahan Oktober lalu di Jakarta Selatan yang ia beri tema "Walk With Me". 

Nuansa yang begitu berwarna-warni buah karya seni lukis kontemporer milik Oliver Adivarman Wihardja, sang seniman berkebutuhan khusus, membuka jalan kepada keluarga dan komunitas dan membuktikan bahwa seniman disabilitas dapat mandiri dan berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari. 


(Oliver Adivarman Wihardja. Foto: Dok. Instagram Ollie/@oliver_wihardja)

Terdapat 13 lukisan dan sebuah karya video animasi yang Ollie produksi selama pandemi. Ollie banyak mengambil cerita-cerita dalam Alkitab Injil sebagai tema lukisannya. 

Sebut saja misalnya lukisan bertema Adam dan Hawa dalam The Secret Garden / Adam and Eve. Animal Lover / Noah’s Ark yaitu menggambarkan bahtera Nuh, dan Leap of Faith / Crossing of the Red Sea yaitu pengalaman menyeberang laut Merah.

Gayatri Pamoedji dari Masyarakat Peduli Autis Indonesia mengatakan bahwa 'undangan' Ollie dalam pameran Walk 'With' Me, bukan 'di depan' atau 'di belakang' aku, telah mendorong generasi muda dengan autisme dengan keunikan mereka. 

"Dengan talentanya yang sangat brilian dalam karya seni, Ollie menyampaikan pesan spiritualnya agar berlaku baik kepada sesama manusia," beber Gayatri dalam rilis yang diterima Medcom.id.
 

Ollie mulai melukis sejak usia enam tahun



("Walk With Me" sebuah Solo Exhibition oleh Oliver Wihardja/Ollie. Video: Dok. Instagram Ollie/@oliver_wihardja)

Saat Ollie berusia 3,5 tahun ia didiagnosa dengan autisme. Dan Ollie mulai melukis sejak usianya enam tahun. Ini merupakan bagian dari terapinya. Sejak itu pula ia telah menerima berbagai terapi seperti terapi perilaku, integrasi sensorik, dan terapi wicara.

Melukis merupakan terapi tambahan untuk membuatnya lebih tenang dan fokus. Guru pendamping Ollie saat itu adalah orang pertama yang melihat bakat lukis Ollie, dan kemudian mendaftarkan lukisan Ollie ke Japan Foundation untuk mengikuti lomba/pameran lukis anak-anak.

Setelah itu, Ollie mulai belajar melukis dari guru privat, dan banyak diundang untuk ikut berbagai pameran. Salah satu tonggak pencapaiannya adalah ketika Ollie mendapatkan First Prize award utk Visual Arts di ANCA World Autism Festival yang digelar di Vancouver, Canada, pada 2017 silam.

Pada tahun 2019 Ollie bergabung dengan komunitas Kapal Cinta dan ikut pameran di Ciputra Artpreneur. Ollie sempat mengikuti pameran di MRT station HI dan ASEAN, Museum Kebangkitan, dan Taman Ismail Marzuki. Kegiatan melukis Ollie sangat didukung oleh keluarganya untuk menyelenggarakan pameran ini.

“Kami sangat mendukung semua aktivitas Ollie, bukan karena tujuan mau jualan lukisan atau apa, tapi kami hanya memberikan Ollie aktivitas yang dia sukai dan enjoy. Kalau Ollie happy, kami juga happy,” beber Sinhwi Halim ibunda dari Ollie. 

Dia juga menambahkan, kalau lewat kegiatan pameran ini diharapkan bisa raising awareness tentang autism kepada orang-orang awam dan memberikan semangat kepada teman-teman yang juga mempunyai anak special needs.
(TIN)

MOST SEARCH