Ilustrasi hutan. Foto: MI/Aris Munandar
Ilustrasi hutan. Foto: MI/Aris Munandar

Guru Besar UGM Sebut KHDPK Inovasi, Ini Indikatornya

Media Indonesia.com • 26 Juli 2022 20:38
San Afri mengatakan hilangnya angka kecukupan luas hutan minimal 30 persen dari luas daratan atau daerah aliran sungai (DAS) dalam UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, harus dibaca dengan cerdas dan inovatif. Khusus Pulau Jawa hilangnya angka 30 persen memang satu keniscayaan, sebab banyak masalah yang harus diselesaikan.
 
"Kekhawatiran publik bahwa Jawa akan kekurangan tutupan vegetasi terjawab dengan diakomodasinya hutan rakyat sebagai bagian dari tutupan vegetasi," kata dia.
 
Dengan hutan rakyat, lanjut Prof San Afri, maka Pulau Jawa memiliki tutupan vegetasi seluas 6,4 juta hektare atau 45 persen. Berasal dari areal Perhutani 1,4 juta hektare, areal hutan rakyat 3 juta hektare, areal konservasi 1 juta hektare, dan areal KHDPK 1 juta hektare. 

Dia menyimpulkan hutan rakyat menghasilkan kayu bulat lebih dari 20 juta m3 per tahun. Sementara Perhutani menghasilkan kayu bulat kurang dari 700 ribu m3 per tahun. 
 
"Mari kita melihat pulau jawa dan lingkungan serta ekosistem pulau jawa dalam satu kesatuan utuh pulau dan segala isinya, jangan hanya melihat dari sisi pandang hutan negara," kata San Afri.
 
Jika dikalkulasi, tambah dia, hutan rakyat dan hutan negara telah menjadikan daya dukung alam lingkungan di Pulau Jawa membaik. Kalkulasi jasa ekosistem penyedia air di Pulau Jawa menunjukkan bahwa hutan negara berada pada kelas tinggi sebagai komponen penyedia jasa air. 
 
Baca: Pemerintah Siapkan Terobosan Selamatkan Hutan Jawa
 
Hutan rakyat serta kebun campur berada pada kelas sedang sebagai komponen penyedia jasa air di Pulau Jawa. "Tanpa kontribusi hutan rakyat, maka pulau jawa akan mengalami defisit air lebih banyak," katanya. 
 

Segera pastikan peta KHDPK

Agar persoalan ini tak berlarut, San Afri menyarankan agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera memastikan peta KHDPK. Sehingga, sehingga informasinya tidak terpotong dan tidak dimanfaatkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan