Menko Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan, 2017 akan menjadi tahun yang krusial bagi gerak inflasi. Pasalnya, akan ada kenaikan harga beberapa komponen yang diatur pemerintah atau administer price seperti Tarif Dasar Listrik (TDL) dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengingat saat ini harga minyak dunia tengah mengalami kenaikan.
Menurutnya kenaikan harga tentu akan mengerek peningkatan inflasi. Jika inflasi meningkat maka yang terjadi suku bunga Bank Indonesia (BI) mau tak mau akan menyesuaikan naik. Tentu kondisi itu nantinya memberi efek terhadap aktivitas perekonomian secara umum.
Baca: BI Peringatkan Inflasi Riau Melebihi 5%
"Kalau infasi agak tinggi, maka tingkat bunga atau kebijakan BI repo rate akan kena tekanan juga," kata Darmin, di acara Prospek Ekonomi Indonesia 2017, di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (19/12/2016).
Baca: BI Perkirakan Inflasi Sumbar 5,1% di 2016
Untuk menjaga agar inflasi tetap terjaga, Damin menilai, sepanjang ada upaya untuk mengatasi persoalan pangan artinya suplai atau pasokan bahan pangan terjaga sehingga tak menimbulkan gejolak harga maka kondisi itu bisa menyeimbangkan kenaikan TDL dan harga BBM.
Baca: Ini Dia Ibu Kota yang Alami Inflasi Tertinggi di Pulau Jawa
Berkaca dari tahun ini dengan inflasi diperkirakan akan berada di bawah target empat persen yakni sekitar 3,5 persen hingga akhir tahun, masih kata Darmin, maka perlu ada usaha yang sungguh-sungguh untuk menjaga bahan pangan sebagai komponen yang mudah bergerak. Jika pangan tak dijaga, bisa-bisa inflasi berada di atas empat persen.
Baca: BPS Catat Inflasi Pedesaan di Lampung 0,93%
Saat ini, tambah Darmin, pihaknya memang sedang mendalami data-data yang dimiliki dan didapati data mengenai pangan lebih baik dibandingkan dengan yang dimiliki sebelumnya. "Kalaupun harga TDL akan naik, mungkin BBM juga tekanannya agak tinggi. Kita ingin inflasi tidak melampaui empat persen. Itu artinya pangan harus dijaga," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News