Sedangkan sub klaster pertanian dan agroindustri, ID FOOD memastikan ketersediaan lahan pangan mulai dari gula, beras, dan garam.
Frans mengungkapkan gula yang dikelola oleh anak usaha ID FOOD, yakni PG Rajawali I, PG Rajawali II, Candi Baru memiliki kontribusi yang cukup signifikan untuk produksi gula nasional kurang lebih sekitar 12 persen.
Baca juga: Presiden Ajak Pengusaha Manfaatkan Peluang dari Krisis Pangan |
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program swasembada gula pada 2025, gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton dengan angka produksi lokal hanya 2,3 ton yang artinya masih defisit sekitar 800 ribu ton. ID FOOD menjalin sinergi dengan PTPN untuk mendukung program swasembada gula tersebut.
Frans melanjutkan sektor pertanian lainnya ada PT Sang Hyang Seri yang fokus bisnisnya adalah penyediaan benih beras dan hortikultura.
Selain itu, sektor agroindustri ada PT Garam yang punya target menjadi produsen garam konsumsi terbesar dengan modernisasi tambak garam untuk mendukung peningkatan produktivitas garam. Anak usaha ID FOOD itu tengah berupaya meluaskan segmen bisnis untuk garam industri.
Adapun sub klaster ketiga berupa perdagangan dan logistik, di antaranya PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) fokus terhadap distribusi pangan yang diharap dapat menjadi agregator dari produk-produk yang ada di sektor peternakan dan perikanan, serta pertanian dan agroindustri yang dikelola ID FOOD.