Presiden Joko Widodo. MI/Ramdani
Presiden Joko Widodo. MI/Ramdani

Presiden Ajak Pengusaha Manfaatkan Peluang dari Krisis Pangan

Andhika Prasetyo • 23 Agustus 2022 11:29
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong para pelaku usaha, terutama yang tergabung Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, mengambil peluang dari krisis pangan yang melanda dunia. Jokowi melihat dari kesulitan yang terjadi ada banyak kans untuk dimanfaatkan maksimal.
 
"Peluangnya apa? Kalau ada krisis pangan, ya berarti peluangnya ada di pangan. Jualan pangan paling cepet sekarang," ujar Jokowi saat memberi pengarahan kepada Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022.
 
Kepala Negara mengatakan Indonesia sudah menerima sejumlah permintaan untuk memenuhi kebutuhan beras di beberapa negara. Jumlahnya tidak main-main. Tiongkok meminta 2,5 juta ton dan Arab Saudi memesan 100 ribu ton. Namun, karena produksi di dalam negeri hanya surplus sedikit, Jokowi menolak permohonan tersebut.

"Saat ini kita belum berani. Kita stop dulu. Tapi nanti begitu produksi melompat, karena Bapak/Ibu terjun ke situ, bisa saja berikan, tentu dengan harga yang sangat visible, sangat baik," jelas mantan wali kota Solo itu.
 
Selain itu, Jokowi menginstruksikan para pelaku usaha bisa menggarap komoditas pangan yang merupakan substitusi impor. Misalnya, sorgum yang merupakan bahan alternatif pengganti gandum.
 

Baca: Presiden: Krisis Pangan Semakin Parah


Jokowi mengatakan harga gandum saat ini melonjak tinggi karena pasokan dari Rusia dan Ukraina, yang merupakan dua negara produsen utama, terhambat akibat perang.
 
"Barang-barang yang kita impor mau tidak mau harus kita hentikan supaya devisa kita tidak habis. Sekarang yang masih impor apa? Gandum. Impor kita 11 juta ton. Di Indonesia tidak bisa menanam gandum, tapi itu bisa dicampur sorgum, cassava, sagu," tuturnya.
 
Pemerintah pun sudah menemukan daerah yang begitu cocok untuk ditanami sorgum yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kontur tanah dan iklim yang sangat mendukung membuat bahan pangan itu bisa tumbuh dengan baik di kawasan tersebut.
 
"NTT adalah tempatnya sorgum, sangat subur sekali, dan juga visible. Coba saja. Tidak usah ribuan hektare, coba aja 10 hektare untuk bukti, benar tidak sih omongan Presiden ini," ucap Jokowi memberi tantangan.
 
Selain Sorgum, Presiden menyebut jagung salah satu bahan pangan yang begitu menjanjikan. Ia menekankan komoditas tersebut merupakan salah satu yang terpenting dan banyak dibutuhkan di dalam negeri. Jagung bisa diolah sebagai produk pangan, pakan, serta keperluan industri.
 
"Permintaan sangat banyak sekali baik dalam dan luar negeri. Tujuh tahun lalu, impor jagung kita 3,5 juta ton. Sekarang tinggal 800 ribu ton. Ini peluang. Jagung ditanam di manapun bisa tumbuh," tuturnya.
 
Jokowi pun meminta para pebisnis Kadin membentuk konsorsium untuk bergerak di sektor jagung.
 
"Kadin kalau kerja jangan tradisional. Buat konsorsium bareng-bareng. Bikin 100 ribu hektare, olah dengan alat-alat modern. Itu baru kadin. Jangan cuma 10 hektare. Kadin kok 10 hektare," ucap Jokowi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan