Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Kesehatan saat Pandemi: Kolaborasi Pemerintah-Swasta

Angga Bratadharma • 13 Oktober 2020 14:09

Amin mengatakan salah satu penyebaran virus korona bisa dibawa WNI selepas bepergian ke luar negeri. WNI itu bisa dikategorikan dari kalangan ekonomi kelas menengah ke atas. Mereka biasanya enggan berobat atau mendatangi pusat kesehatan milik pemerintah untuk mengecek kesehatannya.
 
Amin menyarankan pemerintah mulai menggandeng rumah sakit swasta untuk memperkuat pencegahan virus korona. "Mereka (kalangan menengah ke atas) kalau merasa sakit atau mau konsultasi pasti ke rumah sakit swasta, rumah sakit swasta itu kalau menemukan kasus yang dicurigai mereka harus berjenjang tanya dulu ke dinas kesehatan," ujar Amin.
 
Pelibatan rumah sakit swasta juga harus diatur khusus oleh pemerintah. Salah satunya, kata Amin, rumah sakit swasta tidak asal memberikan informasi terkait korona. "Tentunya harus diregulasi kalau misal positif mereka enggak boleh ngomong dulu harus cepat memberi tahu kepada Kemenkes. Setelah divalidasi dan dipastikan betul positif baru diumumkan," ucapnya.
 
Sementara itu, mengutip riset SMERU disebutkan kapasitas pengujian covid-19 di Indonesia sudah terus meningkat, meskipun target utama belum terpenuhi secara stabil. Permasalahan dalam pelaksanaan tes PCR memang lebih banyak muncul pada saat awal terdeteksinya covid-19 karena kekurangsiapan pemerintah dalam menghadapi pandemi.

Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa disharmoni komunikasi dan koordinasi dalam pengujian covid-19 dapat terjadi lagi pada masa yang akan datang, misalnya, pada saat pelaksanaan tatanan normal baru ataupun ketika terjadi gelombang baru covid-19. Untuk memastikan makin baiknya kapasitas pengujian, setidaknya ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
 
Pertama, memastikan berjalannya koordinasi antara pusat dan daerah melalui komunikasi rutin dan sosialisasi kebijakan yang dilakukan kedua belah pihak. Kedua, menyediakan insentif dan tenaga tambahan untuk laboratorium pemerintah dan swasta agar laboratorium-laboratorium tersebut bisa beroperasi 24 jam.
 
Ketiga, menetapkan standar perekrutan sukarelawan untuk tes PCR. Keempat, mengembangkan sistem terpadu untuk informasi sumber daya tes PCR, baik dalam hal peralatan maupun personel pendukungnya di tingkat provinsi. Kemudian, koordinasi-komunikasi antara pemerintah pusat dan pemda lagi-lagi diperlukan dalam hal ini agar sistem dapat berjalan dengan semestinya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan