Jika dirinci sebanyak 93 persen klaim covid-19 berdasarkan produk dikontribusi oleh klaim asuransi jiwa dan kesehatan. Sedangkan sisanya sebanyak tujuh persen disumbang oleh klaim asuransi jiwa kredit. Lima provinsi dengan nilai klaim paling banyak yakni DKI Jakarta dengan total pembayaran klaim terkait covid-19 sebesar Rp146,92 miliar.
Kemudian Jawa Timur sebesar Rp21,12 miliar, selanjutnya Provinsi Jawa Barat dengan total pembayaran klaim terkait covid-19 sebesar Rp19,32 miliar, lalu Banten dengan total pembayaran klaim sebanyak Rp13,17 miliar dan Jawa Tengah dengan total sebesar Rp3,74 miliar.
Gandeng Swasta
Lebih lanjut, pemerintah diminta menggandeng pihak swasta dalam penanganan virus korona. Salah satunya dengan bekerja sama pada sektor pengujian spesimen Polymerase Chain Reaction (PCR). "Melibatkan swasta gitu lah dan (saling) bahu membahu," kata Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam.
Dirinya berpendapat kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta bisa meningkatkan pengujian spesimen di laboratorium. Peningkatan uji spesimen harus dilakukan karena banyak kontak yang dilakukan pasien dengan orang lain setelah dinyatakan positif terpapar virus korona.
"Jadi pemerintah harus meningkatkan kapasitas ini (tes kesehatan)," ungkap dia.
Dekan Fakultas Kedokteran UI itu mengatakan peningkatan uji spesimen juga untuk memenuhi standar dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Standar dari WHO yakni 270 ribu per minggu atau 54 ribu orang per hari. Sedangkan, uji spesimen di Indonesia baru menyentuh angka 44.543 per hari.
"Secara nasional pencapaian kita itu belum sesuai dengan WHO untuk proses pemeriksaan," sebut dia.

Partisipasi pemerintah pusat harus lebih digiatkan dalam meningkatkan uji spesimen. Eksekutif tidak bisa hanya berharap kepada pemerintah daerah (pemda) atau swasta untuk menurunkan harga uji spesimen PCR.
"Enggak mungkin harga itu ditekan. Karena dari segi reagen, bahan habis pakai, dokter yang mengerjakan sampel harus menggunakan APD (alat pelindung diri) yang lengkap, jadi istilahnya harga di kita itu sudah fix," ucap dia.
Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengusulkan pemerintah untuk melibatkan Rumah Sakit (RS) swasta terkait deteksi dini Covid-19. Rumah sakit swasta bisa dimanfaatkan untuk deteksi dini virus tersebut.
"Bukan sebagai rujukan, justru mereka yang menerima pasien pertama kali. Mereka yang memutuskan tindakan apa yang diberikan kepada pasien," kata Amin.