Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Mendorong Pemulihan Ekonomi Lewat Petani

Angga Bratadharma • 01 September 2020 14:00
Jakarta: Pandemi covid-19 telah melanda seluruh dunia dan menghantam perekonomian, termasuk Indonesia. Bahkan, virus mematikan itu membuat ekonomi Tanah Air sempat terjun bebas di kuartal II-2020 yakni terkontraksi hingga 5,32 persen secara tahun ke tahun.
 
Meski demikian, Indonesia tidak sendirian, lantaran sebelumnya sudah ada beberapa negara di dunia yang mengumumkan bahwa perekonomiannya melemah signifikan dan mengalami resesi akibat covid-19. Bisa dibilang, Indonesia lebih baik mengingat ekonomi seperti Singapura minus 13,2 persen secara tahunan dan Amerika Serikat (AS) minus hingga 32,9 persen.
 
Saat Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II minus tajam, tidak ditampik memberikan kejutan cukup besar walau sudah ada beberapa prediksi pertumbuhan memang akan tertekan. Namun demikian, ada hal menarik saat pemaparan itu yakni sektor pertanian tetap tumbuh dan tangguh di tengah pandemi.

Mengutip data BPS, Selasa, 1 September 2020, tercatat sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif selama kuartal II-2020. Bahkan sektor pertanian menjadi yang pertumbuhannya paling tinggi di kuartal II dibandingkan dengan kuartal I tahun ini.
 
Jika dirinci, dibandingkan dengan kuartal I-2020, sektor pertanian tumbuh 16,24 persen. Sementara dibandingkan dengan kuartal II tahun lalu pertumbuhannya sebesar 2,19 persen. Pertumbuhan sektor pertanian membuat kontribusinya terhadap ekonomi juga meningkat.
 
Mendorong Pemulihan Ekonomi Lewat Petani
 
Dengan pertumbuhan sektor pertanian yang positif itu membuat kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat menjadi 15,46 persen di kuartal II-2020. "Kuartal II ini kontribusi sektor pertanian pada PDB meningkat menjadi 15,46 persen. Tetapi secara umum struktur PDB tidak berubah," kata Kepala BPS Suhariyanto.
 
Menilik data BPS, dari lima besar penyumbang ekonomi terbesar memang hanya sektor pertanian yang masih mencatat pertumbuhan. Sedangkan sektor industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan semuanya mengalami pertumbuhan negatif.
 
Sektor industri minus 6,49 persen, perdagangan minus 6,71 persen, konstruksi minus 7,37 persen, dan pertambangan minus 3,75 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Jika dibandingkan periode sama tahun lalu, industri minus 6,19 persen, perdagangan minus 7,57 persen, konstruksi minus 5,39 persen, dan pertambangan minus 2,72 persen.
 
 

"Struktur PDB Indonesia tidak banyak berubah, bahwa 65 persen PDB Indonesia itu dipengaruhi oleh lima sektor yang besar yaitu industri, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Sayangnya pada kuartal II ini hanya satu yang tumbuh positif yaitu pertanian, sementara empat sektor besarnya mengalami kontraksi," kata dia.
 
Penyumbang Terbesar Pertumbuhan
 
Data milik BPS itu tidak hanya berupa angka, karena realisasinya juga terlihat di lapangan. Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) HM Nurdin Abdullah, misalnya, menyebutkan sektor pertanian yang merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi di Sulsel masih tetap tumbuh. Kondisi itu terjadi meskipun di tengah pandemi covid-19.
 
Ia mengaku pertanian menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Sulsel, bahkan juga dilakukan ekspor ke sejumlah negara tujuan di antaranya Jepang, Tiongkok, dan Singapura. "Khusus tanaman padi, menghasilkan surplus beras sekitar 2,5 juta ton, yang sebagian untuk kebutuhan logistik korban bencana alam maupun operasi pasar Perum Bulog," kata Nurdin
 
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Toddopuli, Kabupaten Maros, Daeng Badillah mengatakan sebagian besar petani di Kabupaten Maros, masih panen saat ini. "Ini adalah musim panen kedua sepanjang 2020 dan hasilnya sangat bagus karena tidak terdampak banjir seperti pada musim panen sebelumnya yang masih tinggi curah hujannya," tuturnya.
 
Namun, ia mengatakan, saat panen harga di tingkat petani cenderung menurun. Karena itu pemerintah harus dapat menjaga harganya, sehingga petani juga dapat menikmati hasil jerih payahnya. "Kami meminta harga produk petani tidak dibeli di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET)," ucapnya.
 
Tidak hanya di Sulsel. Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengungkapkan sektor ekonomi yang paling tangguh terhadap covid-19 di wilayahnya adalah pertanian, terutama yang dijalankan dengan sistem industri teknologi 4.0.
 
Menurut Emil, sapaan akrabnya, selama masa pandemi covid-19, hampir semua sektor ekonomi mengalami kemerosotan. Namun tidak berlaku bagi pertanian yang menggunakan teknologi 4.0. Salah satu wilayah yang dinilai mampu menciptakan pertanian dengan sistem industri teknologi adalah Cirebon.
 
Adapun sistem pertanian 4.0, kata Emil, bisa digerakkan melalui aplikasi. Seperti yang telah dilakukan di wilayah Kabupaten Indramayu, para peternak memberi makan ikan hanya melalui aplikasi. Selain Indramayu, para nelayan di Sukabumi juga sudah menggunakan aplikasi pendukung dalam operasi penangkapan ikan agar langsung tepat sasaran.
 
Pun petani yang menggarap lahan menyemprotkan pupuk menggunakan kapal tanpa awak atau drone. "Ada juga di Bandung, petaninya jual beli langsung online (daring), jadi tidak melalui tengkulak lagi," jelas Emil.
 
Turut Terdampak
 
Meski sektor pertanian berprestasi saat pandemi covid-19, namun Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan sektor pertanian turut terdampak pandemi covid-19 yang terjadi secara global. Syahrul mengatakan setidaknya ada 2,7 juta petani dalam kategori miskin yang perlu mendapat perhatian khusus.
 
Jumlah tersebut terdiri dari petani penggarap dan buruh tani yang memang kebanyakan hanya menjadi pekerja di ladang milik orang lain. Berangkat dari hal itu, pemerintah pun telah menggulirkan berbagai macam bantuan untuk para petani ini. Misalnya saja melalui bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
 
Dirinya mengatakan ada sekitar Rp22 triliun yang dialokasikan untuk KUR di sektor pertanian. Selain itu juga alokasi bantuan sosial (bansos) yang diberikan melalui Kementerian Sosial (Kemensos) serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
 
"Kita fasilitasi kredit, bantuan sosial melalui Kemendes dan Kemensos. Kita koordinasi," jelas dia.
 
Dorong Milenial ke Pertanian
 
Guna memaksimalkan pertumbuhan sektor pertanian sekaligus mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah juga mengajak anak-anak muda milenial untuk terjun ke dunia pertanian. Hal itu sekaligus menjadi wirausaha muda pertanian yang memberikan kontribusi besar bagi upaya pemenuhan kebutuhan pangan di Tanah Air.
 
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda. "Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia," katanya.
 
 

Syahrul Yasin Limpo menyatakan di tengah keresahan bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi covid-19 memicu semakin banyak orang yang membutuhkan pertanian. "Pertanian yang dibutuhkan, adalah pertanian yang efektif, efisien, dan transparan. Hal itu bisa dilakukan melalui petani milenial yang modern," kata Menteri Syahrul.
 
Karenanya ia mengapresiasi banyak anak muda yang bersemangat menjadi petani milenial, salah satunya mahasiswa dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Andi Marsela Khoir. Saat ini, Andi Marsela Khoir sedang melaksanakan Tugas Akhir di Desa Samudrajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
 
Ia tidak berhenti mendampingi petani yang sebagian besar bertanam hortikultura. "Saat ini saya sedang melaksanakan pengolahan lahan petak percontohan bawang merah," kata Marsela.
 
Mahasiswi Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan ini menyebutkan selain sebagai petak percontohan, ia sekaligus membantu petani melakukan pengolahan lahan untuk budi daya sayuran dengan penggunaan hand tractor.
 
"Dengan menggunakan hand tractor pekerjaan pengolahan lahan dapat selesai dengan lebih cepat," imbuhnya.
 
Kondisi Bekasi membuat Marsela kesulitan mencari tenaga kerja untuk mengolah lahan. Alhasil berbekal pengetahuan yang dipelajarinya di kampus, ia mengoperasikan hand tractor sendiri. Lahan percontohan yang diolah Andi adalah milik petani bernama Rimin, salah satu anggota kelompok tani Talangjaya, Desa Samudrajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
 
Rimin merasa senang lahan miliknya dijadikan percontohan. "Saya juga sangat terbantu dengan kehadiran Marsela, ia tidak pernah segan atau malu turun ke lahan membantu petani," tuturnya.
 
Mendukung Petani Indonesia
 
Direktur Utama PT Pertani (Persero) Maryono mengaku siap memberikan dukungan kepada para petani di Indonesia dan khususnya kepada generasi milenial untuk ikut serta memberikan solusi bagi pertanian di Indonesia. Karenanya, pihaknya siap bekerja sama dengan pihak manapun untuk memajukan sektor pertanian di Tanah Air.
 
Dirinya pun menyambut baik kerja sama Pertani dengan TaniHub Group dalam mendukung akselerasi perkembangan sektor pertanian di Indonesia. "Kerja sama Pertani dan TaniHub ini sangat strategis karena kami bersama-sama mempunyai pandangan yang sama untuk memajukan bidang pertanian, khususnya perberasan dan perbenihan," ucap Maryoni.
 
Kerja sama ini dapat dikatakan sebuah ekosistem karena mencakup produksi dan penyerapan beras dari hulu ke hilir. Pertani yang memang dikenal sebagai produsen beras bergandengan tangan dengan TaniHub yang dikenal dengan kemampuannya dalam menjangkau pasar untuk produk-produk pertanian dan pangan.
 
 

Tidak hanya mengenai produksi dan pemasaran beras, kerja sama ini juga mencakup pendanaan untuk mendukung operasional Pertani. Melalui kerja sama ini, diharapkan Pertani dapat meningkatkan volume penjualan berasnya hingga lebih dari 150 ribu ton per tahun.
 
Kerja sama yang terjalin antara TaniHub Group dengan Pertani akan memudahkan pelanggan dalam mendapatkan beras. Tentu ini akan berkaitan erat dengan para petani. Kini, pelanggan dapat membeli beragam jenis beras yang diproduksi oleh Pertani, mulai dari beras merah, beras organik, sampai beras premium melalui platform e-commerce TaniHub.
 
"Kerja sama ini akan menyentuh sisi hulu hingga ke hilir. Kami gembira dapat bekerja sama dengan BUMN pertanian pertama Indonesia. Bersama PT Pertani, TaniHub akan membantu meningkatkan kapasitas dalam pembelian gabah sampai penjualan beras," ungkap CEO TaniHub Group Ivan Arie Sustiawan.
 
Tingkatkan Investasi
 
Sementara itu, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta menilai pemerintah perlu meningkatkan upaya mendorong investasi di sektor pertanian mengingat sektor tersebut tetap tumbuh positif di tengah pandemi covid-19.
 
"Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor pertanian cukup resilien selama masa krisis seperti pandemi covid-19. Saat kinerja sektor lain terhambat akibat implementasi PSBB dan berbagai pembatasan, sektor pertanian dan rantai pasoknya dikecualikan dari PSBB," kata Felippa.
 
Felippa menyebutkan ada beberapa hal yang memengaruhi pertumbuhan sektor pertanian. Pertama, sektor pertanian memproduksi makanan sebagai kebutuhan primer sehingga permintaan cenderung tetap stabil.
 
Mendorong Pemulihan Ekonomi Lewat Petani
 
Kedua, sektor pertanian juga cenderung lebih mudah beradaptasi dengan protokol kesehatan dibandingkan dengan sektor lain. Kegiatan di sawah dan lingkungan terbuka dan kemampuan menjaga jarak saat bertani membuat resiko penularan covid-19 di sektor pertanian secara umum lebih rendah dibanding sektor lainnya.
 
Selain itu, pandemi juga membuat banyak orang yang beralih ke sektor pertanian. Hal ini terbukti dari sub sektor jasa pertanian dan perburuan yang meningkat 2,36 persen (yoy) yang dilansir di rilis BPS. Sebagai contoh, warga Bali yang terpukul perekonomiannya karena tutupnya sektor pariwisata beralih ke pertanian.
 
Untuk itu, dibutuhkan peningkatan investasi ke sektor pertanian untuk menjaga dan mendorong pertumbuhan sektor ini. Asian Development Bank mencatat investasi di sektor pertanian Indonesia sebesar Rp400 triliun yang sebagian besar berasal dari petani di 2016.
 
Investasi asing hanya menyumbang kurang dari lima persen. Masuknya investasi, kata Felippa, dapat membantu membentuk sektor pertanian yang resilien dan berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan, teknologi, maupun pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat.
 
Selain investasi, Felippa mengingatkan pentingnya mencermati dan mengatasi krisis iklim yang merupakan ancaman dari kelangsungan sektor pertanian. Krisis iklim, yang dampaknya antara lain adalah perubahan cuaca, cuaca ekstrem seperti banjir atau kemarau berkepanjangan, dan penurunan kualitas tanah akan memengaruhi sektor pertanian.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan