Tidak hanya mengenai produksi dan pemasaran beras, kerja sama ini juga mencakup pendanaan untuk mendukung operasional Pertani. Melalui kerja sama ini, diharapkan Pertani dapat meningkatkan volume penjualan berasnya hingga lebih dari 150 ribu ton per tahun.
Kerja sama yang terjalin antara TaniHub Group dengan Pertani akan memudahkan pelanggan dalam mendapatkan beras. Tentu ini akan berkaitan erat dengan para petani. Kini, pelanggan dapat membeli beragam jenis beras yang diproduksi oleh Pertani, mulai dari beras merah, beras organik, sampai beras premium melalui platform e-commerce TaniHub.
"Kerja sama ini akan menyentuh sisi hulu hingga ke hilir. Kami gembira dapat bekerja sama dengan BUMN pertanian pertama Indonesia. Bersama PT Pertani, TaniHub akan membantu meningkatkan kapasitas dalam pembelian gabah sampai penjualan beras," ungkap CEO TaniHub Group Ivan Arie Sustiawan.
Tingkatkan Investasi
Sementara itu, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta menilai pemerintah perlu meningkatkan upaya mendorong investasi di sektor pertanian mengingat sektor tersebut tetap tumbuh positif di tengah pandemi covid-19.
"Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor pertanian cukup resilien selama masa krisis seperti pandemi covid-19. Saat kinerja sektor lain terhambat akibat implementasi PSBB dan berbagai pembatasan, sektor pertanian dan rantai pasoknya dikecualikan dari PSBB," kata Felippa.
Felippa menyebutkan ada beberapa hal yang memengaruhi pertumbuhan sektor pertanian. Pertama, sektor pertanian memproduksi makanan sebagai kebutuhan primer sehingga permintaan cenderung tetap stabil.

Kedua, sektor pertanian juga cenderung lebih mudah beradaptasi dengan protokol kesehatan dibandingkan dengan sektor lain. Kegiatan di sawah dan lingkungan terbuka dan kemampuan menjaga jarak saat bertani membuat resiko penularan covid-19 di sektor pertanian secara umum lebih rendah dibanding sektor lainnya.
Selain itu, pandemi juga membuat banyak orang yang beralih ke sektor pertanian. Hal ini terbukti dari sub sektor jasa pertanian dan perburuan yang meningkat 2,36 persen (yoy) yang dilansir di rilis BPS. Sebagai contoh, warga Bali yang terpukul perekonomiannya karena tutupnya sektor pariwisata beralih ke pertanian.
Untuk itu, dibutuhkan peningkatan investasi ke sektor pertanian untuk menjaga dan mendorong pertumbuhan sektor ini. Asian Development Bank mencatat investasi di sektor pertanian Indonesia sebesar Rp400 triliun yang sebagian besar berasal dari petani di 2016.
Investasi asing hanya menyumbang kurang dari lima persen. Masuknya investasi, kata Felippa, dapat membantu membentuk sektor pertanian yang resilien dan berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan, teknologi, maupun pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat.
Selain investasi, Felippa mengingatkan pentingnya mencermati dan mengatasi krisis iklim yang merupakan ancaman dari kelangsungan sektor pertanian. Krisis iklim, yang dampaknya antara lain adalah perubahan cuaca, cuaca ekstrem seperti banjir atau kemarau berkepanjangan, dan penurunan kualitas tanah akan memengaruhi sektor pertanian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id