Mengutip CNBC International, Senin, 3 Mei 2021, India membukukan rekor kenaikan harian 401.993 kasus virus korona baru pada Sabtu, 1 Mei. Hal itu terjadi ketika negara itu membuka upaya vaksinasi besar-besaran untuk semua orang dewasa, meskipun beberapa negara bagian memperingatkan tentang adanya kekurangan stok.
Ini adalah pertama kalinya jumlah kasus harian India mencapai 400 ribu setelah 10 hari berturut-turut lebih dari 300 ribu. Kematian akibat covid-19 melonjak menjadi 3.523 selama 24 jam terakhir, menjadikan total korban di India menjadi 211.853, menurut data resmi India.
Produsen vaksin covid-19 terbesar di dunia itu memiliki jumlah suntikan yang terbatas. Hal tersebut memperburuk gelombang kedua infeksi yang telah membanjiri rumah sakit dan kamar mayat dengan para keluarga korban berebut untuk mendapatkan obat-obatan dan oksigen yang langka.
Bahkan, ratusan orang terlihat mengantre untuk divaksinasi di seluruh Ahmedabad, kota komersial utama di negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi, Gujarat. Negara bagian Odisha timur India menyatakan pihaknya telah menerima kiriman 150 ribu suntikan tetapi kemungkinan hanya beberapa orang mendapatkan suntikan karena ada pembatasan.

Beberapa ahli menyalahkan pertemuan keagamaan massal dan demonstrasi politik sebagai penyebab parahnya gelombang kedua covid-19 di India, yang membuat pemerintah tidak siap. Tentu gelombang kedua tersebut sangat memilukan dan diharapkan bisa segera berhenti dengan berbagai macam upaya.
"Sebuah forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh Pemerintahan Modi memperingatkan para pejabat India pada awal Maret tentang varian baru dan lebih menular dari virus korona yang terjadi di negara itu," kata lima ilmuwan yang merupakan bagian dari forum itu.
Terlepas dari peringatan tersebut, empat ilmuwan mengatakan Pemerintah India tidak berusaha untuk memberlakukan pembatasan besar untuk menahan penyebaran virus. Pasalnya, jutaan menghadiri pertemuan ritual keagamaan dan rapat umum pemilihan yang diadakan oleh Modi, pemimpin Partai Bharatiya Janata yang berkuasa dan politisi oposisi.
Jumlah total kasus covid-19 di India telah mencapai 19 juta. Ketika gelombang kedua mulai menghantam, India telah menambahkan sekitar 7,7 juta kasus sejak akhir Februari, menurut penghitungan Reuters. Kondisi itu membuat sejumlah negara memperketat pengawasan di perbatasan terutama mereka yang berasal atau dari India.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, misalnya, telah memutuskan untuk memberlakukan pembatasan perjalanan baru di India. Biden melarang sebagian besar warga negara non-AS memasuki Amerika Serikat.
Kemudian pejabat Australia mengatakan penduduk dan warga negara yang telah berada di India dalam waktu 14 hari sejak tanggal mereka berencana untuk pulang akan dilarang memasuki Australia dan mereka yang tidak patuh akan menghadapi denda dan penjara.
Negara dan wilayah lain juga memberlakukan pembatasan perjalanan serupa di India, termasuk Inggris, Jerman, Italia, dan Singapura. Sementara Kanada, Hong Kong, dan Selandia Baru telah menangguhkan semua perjalanan komersial dengan India.
Masuk ke Indonesia
Ketika sejumlah negara di dunia melarang warga negara India atau mereka yang dari India masuk ke negaranya justru kondisi berbeda dengan Indonesia. Pemerintah Indonesia justru tidak bergerak cepat karena sejumlah warga negara India ditemukan sudah masuk ke Tanah Air. Parahnya, beberapa dari mereka membawa masuk virus yang sudah bermutasi ke Nusantara ini.
Tercatat sebanyak 160 orang yang terdiri dari 153 warga negara asing asal India dan tujuh warga negara Indonesia mendarat di Indonesia pada Rabu, 21 April 2021. Sebanyak 12 dari 153 pendatang dari India terinfeksi covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri.
"Sebanyak 12 orang ini langsung diisolasi mandiri di Hotel Hariston tidak lima hari, tapi 14 hari," kata Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, beberapa waktu lalu.
Dudung menyebut masa isolasi sengaja diperpanjang. Pasalnya, kasus covid-19 di India melonjak tajam sehingga antisipasi ekstra mesti dilakukan. Dudung mengatakan isolasi 141 warga negara India yang negatif covid-19 dipusatkan di Hotel Holiday Inn. Saat ini, 90 orang tiba di hotel tersebut.

"Sisanya 51 orang dalam proses perpindahan dari hotel-hotel yang sudah terdata dan sudah didapatkan," papar dia.
Di lain kesempatan, Indonesia memulangkan 32 warga negara India pada Minggu, 25 April 2021 pukul 00.40 WIB. Mereka dipulangkan melalui Bandara Soekarno-Hatta. "Pemulangan 32 warga negara India ini sebagai respons atas lonjakan kasus covid-19 yang terjadi di India belakangan ini," kata Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Sam Fernando.
Sam mengatakan pihaknya sudah menolak 32 warga negara India masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta pada 23 April 2021. Mereka semua masuk ke Indonesia menggunakan maskapai penerbangan Emirates Airlines dengan nomor EK356 dari Dubai.
Imigrasi menolak mereka semua karena adanya lonjakan covid-19 di negaranya. Namun, mereka bisa lolos karena melakukan penerbangan dari Dubai. "Penolakan masuk 32 warga negara India merupakan langkah antisipatif yang dilakukan oleh Imigrasi Soekarno-Hatta guna mencegah kasus impor covid-19," ujar Sam.
Ditemukan di 17 negara
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat varian covid-19 yang pertama kali terdeteksi di India telah ditemukan di 17 negara. WHO menyebut varian B.1.617 itu telah terdeteksi dari sekitar 1.200 sekuens yang telah diunggah ke database GISAID. Sebanyak 1.200 sekuens itu disebut WHO telah diunggah dari setidaknya di 17 negara.
Sebagian besar sekuens diunggah dari India, Britania Raya, Amerika Serikat, dan Singapura. Belakangan, WHO mengklasifikasikan B.1.617 sebagai 'varian khusus'. Namun, sejauh ini WHO belum menyatakan B.1.617 sebagai varian yang dikhawatirkan.
Status varian yang dikhawatirkan merujuk pada varian yang lebih berbahaya dari versi aslinya, baik dalam hal penularan maupun kemampuan virus dalam menghindari perlindungan vaksin. "Varian B.1.617 memiliki rata-rata pertumbuhan yang lebih tinggi dari varian lain di India. Hal ini mengindikasikan peningkatan transmisi di tengah masyarakat," ujar WHO.
WHO menekankan bahwa beberapa varian lain di India juga memperlihatkan tren peningkatan transmisi. WHO menduga kombinasi dari B.1.617 dan beberapa varian lain telah memicu terjadinya gelombang kedua Covid-19 di India. "Studi telah memperlihatkan bahwa penyebaran covid-19 di gelombang kedua ini lebih cepat dari yang pertama," tutur WHO.
Untuk menangani krisis saat ini, WHO mendorong agar studi-studi lebih lanjut segera dilakukan agar karakteristik B.1.617 dan varian lainnya dapat lebih diketahui jajaran ilmuwan.
Ekonomi India lumpuh
Sementara itu, Pemerintah India memutuskan mengunci negara itu pada tahun lalu untuk menghindari penyebaran covid-19 yang tidak terkendali yang telah dialami oleh banyak negara di dunia. Rencana tersebut sebagian besar berhasil, tetapi dalam prosesnya melumpuhkan ekonomi India.
Sekarang India sedang menghadapi krisis covid-19 yang lebih menghancurkan dan Perdana Menteri India Narendra Modi enggan menempatkan ekonominya diputaran gejolak lainnya. Namun kehadiran gelombang kedua sepertinya membuat ekonomi India berpotensi hancur lagi. Salah satu yang terpukul keras di India yakni industri kulit.
India adalah pengekspor kulit dan barang-barang kulit terbesar di dunia. "Negara ini adalah pengekspor pakaian kulit terbesar kedua dan pengekspor barang kulit terbesar keempat di dunia," kata Dewan Ekspor Kulit India, divisi dari Kementerian Perdagangan & Industri India.
Tak hanya itu, India juga merupakan produsen utama alas kaki setelah Tiongkok dan memproduksi hampir tiga miliar pasang sepatu setiap tahun. Tahun lalu, pandemi menjadi pukulan serius bagi industri kulit India. Ekspor kulit merosot tajam 29,1 persen di tahun lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena industri kehilangan hampir USD1,4 miliar dalam ekspor.
"Itu karena pembeli di Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris menunda pembelian selama penguncian mereka sendiri," kata Ketua Dewan Ekspor Kulit India Aqeel Panaruna.
Kerja sama Indonesia-India
Sementara itu, Menteri Perdagangan M Lutfi memastikan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan India masih tetap berjalan meskipun saat ini India sedang melakukan karantina kesehatan akibat lonjakan kasus covid-19. Secara umum tidak ada kendala dalam kegiatan fasilitas ekspor-impor antara Indonesia dan India.
"Protokol kesehatan diterapkan untuk mencegah warga asing masuk, termasuk India. Namun hal ini tidak mengganggu kelancaran bongkar muat barang," kata Lutfi.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Didi Sumedi mengungkapkan, beberapa waktu lalu sempat terjadi kendala karantina kapal di pelabuhan bongkar muat Dumai, Provinsi Riau yang melayani jasa pelayanan laut, curah cair, dan peti kemas.
Namun Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan memastikan bahwa proses karantina di seluruh pelabuhan muat hanya dilakukan terhadap Awak Buah Kapal (ABK) dan bukan terhadap kapal dan muatan sehingga seharusnya tidak memengaruhi proses bongkar muat.
"Kebanyakan ekspor RI ke India saat ini lebih banyak terkait produk liquid atau cairan yang perpindahannya lebih banyak melalui saluran pipa, jadi sangat minimal keterlibatan orang," jelas Didi.
Di sisi lain, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menyatakan lonjakan kasus pandemi covid-19 di India belum berdampak pada ekspor sawit Indonesia. Namun pelaku usaha akan terus mengawasi perkembangan penanganan pandemi di negara tersebut.
"Sebenarnya kita mesti melihat dan menunggu dulu karena baru minggu lalu terjadi. Tapi sampai saat ini kami belum mendapat laporan adanya hambatan ekspor ke India," ungkap Joko.
Memacu ekonomi
Terlepas dari kasus di India, Pemerintah Indonesia terus memacu pertumbuhan ekonomi usai terhantam keras pandemi covid-19. Bahkan, keseriusan itu dibuktikan dengan terus dibukanya aktivitas perekonomian meski ada ancaman virus mutasi baru dari India yang masuk ke Indonesia dan di tengah kondisi meningkatnya kasus virus mematikan itu di Tanah Air.
Penguncian atau lockdown sepertinya sudah tidak ada lagi di kamus pemerintah. Melalui program besar seperti Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah berharap ekonomi Indonesia bisa kembali di pra pandemi. Tak hanya melalui PEN, program lain terus digulirkan seperti pemberian diskon pajak hingga bantuan sosial untuk menggerakkan perekonomian.
Adapun pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh mencapai 6,9 persen hingga 7,8 persen pada kuartal II-2021. Proyeksi ini mengalami perbaikan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang hanya tumbuh 6,7 persen. Pemulihan ekonomi di kuartal II ini didorong oleh membaiknya seluruh komponen pengeluaran.

Pada periode April-Juni 2021, seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif. Untuk konsumsi rumah tangga, pertumbuhannya di kuartal II diperkirakan bisa mencapai 6,9 persen hingga 7,9 persen. Salah satu pendukung peningkatan konsumsi rumah tangga adalah Harbolnas Ramadan, hingga pencairan THR untuk ASN dan TNI/Polri.
Konsumsi LNPRT diproyeksi tumbuh antara lima persen hingga 5,5 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 7,6 persen hingga 7,9 persen, investasi (PMTB) tumbuh 6,4 persen hingga 8,3 persen, ekspor tumbuh 10,5 persen hingga 12 persen, impor tumbuh 9,5 persen hingga 14 persen.
Pada kuartal I-2021, ekonomi diperkirakan tumbuh dalam kisaran minus 0,5 persen sampai dengan minus 0,3 persen (yoy). Sementara untuk keseluruhan tahun ini, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini reformasi struktural yang dijalankan pemerintah akan membawa dampak positif terhadap transformasi ekonomi. Bahkan pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa mencapai enam persen pada 2023.
Ia menjelaskan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja akan membantu memperbaiki iklim investasi. Di sisi lain pemerintah juga mengembangkan sektor dengan nilai tambah tinggi, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan green energy.
"Transformasi struktural ini bisa mendukung atau menyumbangkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi terutama pada faktor investasi dan ekspor," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id