"Ini kalau dibandingkan dengan tahun lalu Rp61,8 triliun itu terjadi kenaikan 2,8 persen. Namun kita lihat defisitnya dari PDB, 0,36 persen dari PDB dan ini lebih rendah dari tahun lalu yang 0,40 persen dari PDB," kata dia.
Hingga akhir Februari, penerimaan negara tercatat sebesar Rp219,2 triliun atau sedikit lebih baik 0,7 persen dibandingkan Rp217,6 triliun pada periode sama tahun lalu. Realisasi pendapatan negara tercatat 12,6 persen dari target Rp1.743,6 triliun di APBN 2021.
"Pendapatan negara tumbuh positif terutama ditopang dari peningkatan penerimaan kepabeanan dan cukai didukung oleh pertumbuhan cukai dan bea keluar akibat kenaikan harga komoditas serta mulai naiknya bea masuk," jelas dia.
Sementara itu, belanja negara Rp282,7 triliun mengalami kenaikan 1,2 persen dari Februari 2019 yang sebesar Rp279,4 triliun. Realisasi belanja negara ini tercatat baru 10,3 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar Rp2.750 triliun.
"Belanja negara tumbuh positif didorong pertumbuhan belanja barang dan modal. Belanja pemerintah pusat tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Belanja K/L melanjutkan tren pertumbuhan cukup tinggi di awal tahun ini," tuturnya.
Adapun pembiayaan anggaran tercatat sebesar Rp273,1 triliun atau naik 140,5 persen dan mencapai 27,1 persen dari target Rp1.006,4 triliun. Pembiayaan anggaran ini dinilai dapat memenuhi target, sehingga menunjukan kecukupan buffer likuiditas pemerintah.
Masih aman
Lebih lanjut, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah mencapai Rp6.361 triliun hingga akhir Februari 2021. Jumlah ini mengalami kenaikan Rp127,87 triliun dibandingkan dengan posisi utang pada akhir Januari lalu yang sebesar Rp6.233,13 triliun. Meski membengkak, tetapi rasionya terbilang masih aman.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan realisasi utang pemerintah masih sejalan dengan pengelolaan APBN tahun ini. Artinya utang masih tetap aman dan terjaga. "Itu sesuai dengan bagaimana kita rumuskan di APBN bersama antara pemerintah dan DPR bagaimana merancang dan mengelola APBN ini," katanya.