Ilustrasi. FOTO: MI/Agus Mulyawan
Ilustrasi. FOTO: MI/Agus Mulyawan

Menggapai Cita-Cita Ekosistem Kendaraan Listrik

Angga Bratadharma • 26 Agustus 2021 14:42
BUKAN hal baru bagi pemerintah menggenjot kendaraan berbasis listrik di Tanah Air. Bahkan, cita-cita itu terus direalisasikan secara bertahap demi kemajuan pembangunan sekaligus mewujudkan ketahanan energi. Lantaran berefek positif, maka pemerintah menggandeng Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam negeri untuk mengimplementasikannya.
 
Keterlibatan UKM tentu patut diapresiasi. Pasalnya, hal tersebut dapat membuat pelaku UKM di Tanah Air menjadi tuan rumah di negeri sendiri ketika era kendaraan listrik membanjiri dunia termasuk di Indonesia. Namun tak ditampik sejumlah tantangan masih menghadang.
 
Paling baru, Menteri ESDM Arifin Tasrif meluncurkan pilot project konversi sepeda motor mesin penggerak BBM ke motor listrik. Peluncuran ini dalam rangka percepatan penerapan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Proyek konversi ini merupakan hasil penelitian dari P3TKEBTKE/P3Tek Badan Litbang ESDM. Adapun Arifin ingin agar program konversi dapat berjalan lebih cepat. Selain itu, ia meminta, pelaksanaan selanjutnya, konversi turut melibatkan UKM.
 
Dengan upaya itu, Arifin meyakini alih teknologi dan pengetahuan bakal berjalan dengan baik dan masyarakat dapat secara mandiri melakukan modifikasi konversi motor BBM ke motor listrik.
 
Menggapai Cita-Cita Ekosistem Kendaraan Listrik

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. FOTO: Kementerian ESDM
 
"Ini tantangan kita ke depan bagaimana kita bisa berbagi teknologi hingga ini bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak, membuat pelatihan-pelatihan kepada UKM-UKM dan pendidikan vokasi kepada anak-anak sekolah kejuruan seperti pelajar STM-STM di bidang permesinan," kata Arifin.
 
Plt Kepala Badan Litbang ESDM Dadan Kusdiana menekankan, program konversi sepeda motor penggerak BBM menjadi motor listrik merupakan komitmen percepatan penerapan program KBLBB untuk transportasi jalan dan rencana aksi transisi energi menuju energi bersih.
 
Program konversi dilakukan bertahap sampai akhir Desember 2021 untuk sekitar 108 unit sepeda motor. Dalam pelaksanaannya akan melibatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan juga UKM-UKM yang terdekat di sekitar Komplek Perkantoran P3TKEBTKE.
 
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyampaikan pentingnya kerja sama dalam pelaksanaan konversi. Berkaitan dengan pelaksanaan konversi kendaraan sepeda motor listrik yang dilakukan Kementerian ESDM, saat ini ada dua bengkel yang sudah mengajukan kepada Kementerian Perhubungan untuk diberikan sertifikat dan dilakukan assessment menyangkut sumber daya manusia dan kesediaan alat untuk menjadi bengkel konversi.
 
Budi berharap Kementerian ESDM dapat menjadi pembina bagi bengkel-bengkel UKM membangun bengkel konversi sehingga program ini berjalan baik. "Dengan adanya bengkel konversi di Kementerian ESDM, harapan kami akan banyak juga dibangun bengkel-bengkel konversi yang bersertifikat yang sifatnya UKM dibina di tempat lain," kata Budi.

 
 

Indonesia disegani di industri mobil listrik
 
Presiden Joko Widodo pun optimistis Indonesia akan disegani dalam industri mobil listrik dunia. Hal itu bukan isapan jempol semata karena kemampuan RI dalam mengembangkan industri baterai lithium sebagai komponen utama mobil listrik.
 
Saat ini sejumlah perusahaan global seperti LG Energy Solution Ltd berminat investasi sebesar USD9,8 miliar untuk membangun industri baterai terintegrasi. Hal yang sama dilakukan Contemporary Amperex Technology Co Limited dengan investasi USD5,2 miliar.
 
"Ini menjadi sinyal Indonesia akan menjadi motor perkembangan industri di masa depan yang berpengaruh dan disegani," kata Jokowi.
 
Tak hanya itu, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemain besar di industri mobil listrik karena memiliki modal kekayaan alam yang luar biasa. Untuk itu, Presiden mendorong Indonesia untuk masuk dalam global supply chain.
 

"Industri baterai lithium dari kekayaan kita sendiri serta industri mobil listrik dalam skala besar kita upayakan agar segera beroperasi di Indonesia," jelas dia.
 
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berpandangan pengembangan industri mobil listrik di Tanah Air bisa mengubah cara pandang dunia kepada Indonesia termasuk dari aspek investasi. Apalagi banyak investor yang berencana masuk ke Indonesia.
 
"Ini sudah kita teken, LG investasi mulai dari tambang, smelter, procurement, baterai sel, sampai dengan mobil karena bekerja sama dengan Hyundai. Ini bisa mengubah persepsi dunia kepada negara kita," kata Bahlil.
 
Selain dua perusahaan tadi, Bahlil menyebut masih ada Tesla Inc dan Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF) yang masing-masing akan membangun sistem mobil listrik dan industri prekursor serta katoda. Artinya industri mobil listrik dalam negeri akan dibangun mulai dari hulu maupun hilir.  
 
Tarif listrik lebih murah
 
Guna menggapai ekosistem kendaraan listrik, pemerintah tidak setengah-setengah. Dari aspek tarif listrik, misalnya, pemerintah memberikan tarif listrik yang murah bagi para pengguna KBLBB. Bahkan, Arifin mengklaim, tarif listrik di Indonesia lebih murah ketimbang negara lain dan hanya lebih tinggi dari Tiongkok.
 
Ia menjelaskan tarif listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk layanan khusus dikenakan sebesar Rp1.644-Rp2.466,7 per kilowatt hour (kWh). Selain tarif listrik yang murah, penggunaan KBLBB juga bisa menghemat biaya energi atau bahan bakar hingga empat kali lipat ketimbang menggunakan kendaraan konvensional Berbahan Bakar Minyak (BBM).
 
Hal ini telah dibuktikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebelumnya yang bahkan mengatakan penghematannya bisa mencapai lima kali lipat. "Dari Jakarta ke Bali kalau biaya BBM untuk mobil mencapai Rp1,1 juta, dengan mobil listrik hanya Rp200 ribu," jelas Erick.
 
Selain itu, PT PLN (Persero) pun memberikan potongan harga 30 persen bagi pengguna KBLBB. Diskon tarif diberikan bagi pengguna yang melakukan pengisian daya kendaraan listrik di rumah pada pukul 22.00 WIB-05.00 WIB (tujuh jam) dengan layanan home charging yang terkoneksi dengan PLN.
 
 

Urgensi pengembangan kendaraan listrik
 
Di sisi lain, Kepala Staf Presiden Moeldoko mengungkapkan ada beberapa urgensi pengembangan kendaraan listrik harus segera dilakukan di Indonesia. Urgensi itu
yaitu pada 2030 Indonesia siap mengurangi 29 persen emisi karbon dioksida. Kemudian karena aspek efisiensi dan ketahanan energi nasional. Moeldoko menjelaskan, hingga saat ini impor BBM Indonesia masih sangat tinggi yakni sekitar 600 ribu barel per hari dan hal tersebut menyedot devisa negara.
 
"Hingga saat ini konsumsi BBM masih meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Ini kalau tidak segera diantisipasi maka impor BBM dari tahun ke tahun akan semakin tinggi," jelasnya.
 
Lebih lanjut, Moeldoko menilai, adanya mobil listrik akan membuat penggunaan listrik nasional menjadi optimal. Pasalnya Indonesia punya program 35 ribu megawatt yang artinya kalau mobil listrik segera bisa dioperasionalkan maka utility dari cadangan PLN jadi terserap secara baik.

 
Terakhir, ia melihat urgensi pengembangan mobil listrik dari sisi peningkatan kapasitas industri nasional. "Perkembangan kendaraan listrik dapat mendorong penguasaan teknologi industri dan rancang bangun kendaraan nasional dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor KLBB," jelasnya.
 
Hemat devisa
 
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza berpandangan pengembangan KBLBB akan menciptakan penghematan devisa negara seiring dengan penurunan impor BBM. Implementasi KBLBB akan menurunkan impor BBM sebesar 373 juta barel pada 2050 dengan rasio penurunan sebesar 6,6 persen.
 
"Dengan asumsi kurs Rp15 ribu per USD maka potensi penghematan devisa dari penurunan impor bensin ini USD5,86 miliar atau sekitar Rp87,86 triliun," kata Hammam.
 
Meski demikian, penggunaan KBLBB akan sedikit meningkatkan impor gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) untuk sektor pembangkit. Sebab, nantinya kendaraan akan menggunakan energi listrik yang salah satunya bersumber dari pembangkit gas.
 
"Adanya kenaikan impor LNG tersebut maka potensi penurunan defisit neraca perdagangan migas jadi lebih kecil yaitu USD78,47 miliar pada 2050," ungkap Hammam.
 
 

Berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita per Juli 2021, subsidi BBM dan LPG tabung kg hingga semester I tercatat sebesar Rp34,1 triliun atau 60,28 persen dari pagu yang dialokasikan. Penggunaan kendaraan listrik mampu menghemat devisa negara Rp87,86 triliun di 2050.
 
Mobil listrik buatan mahasiswa Indonesia diakui dunia
 
Lantas pertanyaannya sekarang adalah apakah Indonesia bakal jadi produsen kendaraan listrik atau pasar semata dari kendaraan listrik oleh investor asing? Sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri terkait industri mobil listrik. Pasalnya, beberapa produksi mobil listrik buatan Indonesia mampu diakui internasional.
 
Kemampuan para mahasiswa Indonesia, misalnya, dalam bidang membuat mobil listrik kembali mendapatkan pengakuan internasional. Dalam hal ini, Tim Mobil Listrik Arjuna Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapatkan penghargaan dari 5th Annual FSEV Concept Challenge (FSEV 2021).
 
Ajang ini diselenggarakan di India dan dilakukan secara daring mulai 30 Juli-4 Agustus 2021 dan diikuti oleh 31 tim dari India, Turki, dan Indonesia. Tim Arjuna sukses mendapatkan penghargaan Best Battery Design, 3rd Place Team Management Report, dan menjadi finalis di kategori Software and Intelligence Integration.
 
Tim Arjuna memenangkan penghargaan ini setelah berhasil memberikan tujuan yang jelas untuk kebutuhan tenaga dan energi kendaraan yang dicapai dengan penyusunan baterai yang ringkas dan keamanannya. "Tujuan tim Arjuna mengikuti kompetisi tahunan yang kedua kalinya adalah feedback yang dapat diambil dari kompetisi ini sehingga mematangkan persiapan tim serta konsep desain dari mobil yang akan dibuat untuk tahun depan," ucap Ketua Tim Arjuna untuk FSEV 2021 Muhammad Raihan Hilmy.
 
Tak hanya itu, Tim Mobil Listrik Arjuna UGM juga dianggap memiliki visi untuk menjadi tim mobil listrik berbasis riset terbaik di Asia sebagai bentuk kontribusi pengembangan mobil listrik di Indonesia.
 
"Hal ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia mampu ikut dalam peradaban perkembangan mobil listrik dunia," tukas Ketua Generasi Ke-9 Tim Arjuna UGM, Inherenta Muhammad Amarutsli.

 

Turunkan emisi karbon
 
Peralihan dari bahan bakar fosil ke listrik tentu dibutuhkan sekarang ini. Hal itu guna mengantisipasi adanya perubahan iklim demi keberlanjutan hidup umat manusia sekaligus berkontribusi untuk menurunkan emisi karbon dan berperan untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat celcius.
 
Berdasarkan hasil kajian IESR bertajuk 'Deep decarbonization of Indonesia’s Energy System: A Pathway to Zero Emissions by 2050' mengungkapkan skenario kebijakan terbaik (BPS) menunjukkan dekarbonisasi di sistem energi Indonesia pada 2050 layak secara teknis dan ekonomis, menggunakan 100 persen energi terbarukan.
 
"Dalam bauran energi primer, pangsa energi terbarukan tumbuh pesat menjadi sekitar 80 persen pada 2040, hingga akhirnya mencapai 100 persen pada 2050," tulis kajian tersebut.
 
Menurut kajian IESR, dekarbonisasi mendalam akan membawa peluang besar bagi perekonomian Indonesia. Kaya akan energi terbarukan, Indonesia diberkahi dengan baik untuk transisi ke 100 persen terbarukan sistem energi. Dekarbonisasi mendalam bukan hanya kunci dalam mengurangi emisi karbon tetapi juga dalam meremajakan perekonomian Indonesia usai pandemi.
 
Proyek terbarukan energi, efisiensi energi, dan transportasi bersih adalah proyek siap pakai yang akan tidak hanya menciptakan lapangan kerja dengan segera tetapi juga membawa dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat.
 
"Minimal, Indonesia akan melihat lebih dari 800 ribu pekerjaan baru pada 2030 dan lebih dari 3,2 juta pekerjaan baru pada 2050 jika negara mengikuti melalui jalur dekarbonisasi yang dalam," tulis kajian IESR.
 
Manfaat tambahan penting lainnya dari dekarbonisasi adalah menghindari biaya iklim kerusakan, peningkatan efisiensi energi, kualitas udara yang lebih baik, menghindari kematian dan perawatan kesehatan biaya, sistem energi yang lebih tangguh, peningkatan ketersediaan air dan ketahanan pangan, dan ekosistem yang sehat dan keanekaragaman hayati yang kaya.
 
"Kemudian menghindari biaya aset yang terdampar, lebih rendah belanja energi dan subsidi, akses universal ke energi melalui penggunaan lokal, sumber daya energi terbarukan, dan peluang ekonomi baru di daerah pedesaan," tambah kajian IESR.
 
Lebih lanjut, kajian tersebut merekomendasikan beberapa hal kepada para pembuat kebijakan di Indonesia. Pertama, ambil keputusan berani sekarang dan lakukan dekarbonisasi mendalam
sistem energi Indonesia sebagai prioritas utama. Kedua, pastikan perencanaan sistem energi mencerminkan jalur dekarbonisasi yang jelas.
 
Ketiga, merangsang partisipasi multi-stakeholder dalam upaya dekarbonisasi. Keempat, tetapkan kebijakan yang tepat untuk mewujudkan pendalaman target dekarbonisasi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan