Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Covid-19 (Masih) Mengintai

Angga Bratadharma • 20 April 2021 13:56
VAKSINASI covid-19 terus digenjot sejumlah negara di dunia termasuk di Indonesia guna memutus mata rantai penyebaran virus korona yang harapannya pandemi bisa segera berakhir. Apabila penyebaran virus mematikan itu berkurang drastis maka bukan tidak mungkin memberi efek positif terhadap aktivitas bisnis dan dampaknya terhadap perekonomian.
 
Mengutip data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Selasa, 20 April, penerima dosis pertama vaksin covid-19 mencapai 10.966.934 orang. Jumlah ini bertambah 138.515 orang dari hari sebelumnya. Adapun jumlah penerima vaksinasi dosis kedua mencapai 6.050.732 orang.
 
Jumlah ini bertambah 139.811 orang dari hari sebelumya. Pemerintah menargetkan akan memvaksin 40.349.051 orang hingga Juni 2021. Sementara itu, target vaksinasi secara keseluruhan mencapai 181 juta orang. Jumlah ini setara dengan 70 persen penduduk Indonesia. Semua pihak diharapkan bisa ikut mendukung target tersebut guna menyudahi pandemi.

 
Sementara itu, Indonesia kembali menerima kiriman enam juta dosis bahan baku vaksin covid-19 dari Sinovac pada 18 April 2021. Dengan kedatangan vaksin tahap ke-8 ini, Indonesia telah menerima 59,5 juta bahan baku vaksin dari Sinovac yang akan diproses Bio Farma menjadi sekitar 46 juta-47 juta dosis vaksin jadi.

Saat ini sudah ada sekitar 22 juta dosis vaksin covid-19 olahan Bio Farma yang didistribusikan ke seluruh daerah. Diharapkan ada tambahan sekitar 20 juta dosis vaksin jadi hasil produksi Bio Farma hingga Mei 2021. Dengan tambahan pasokan vaksin tersebut diharapkan program vaksinasi yang dilakukan di seluruh Indonesia pada April-Mei dapat berjalan lancar dan baik.
 
Covid-19 (Masih) Mengintai
 
Meski vaksinasi terus dikebut, namun di Indonesia kasus covid-19 bertambah 5.041 orang per Sabtu, 17 April 2021. Total pasien positif covid-19 mencapai 1.599.763 orang. Penambahan kasus berdasarkan pemeriksaan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM). Sementara itu, pasien sembuh bertambah 5.963 orang.
 
Total pasien sembuh menjadi 1.450.192 orang. Sedangkan, kasus meninggal bertambah 132 orang. Total kasus meninggal akibat covid-19 menjadi 43.328 orang. Sementara kasus aktif 106.243 atau berkurang 1.054 dari hari sebelumnya. Hingga Sabtu kemarin, jumlah suspek sebanyak 60.699 orang. Virus covid-19 telah tersebar ke 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota.
 

Vaksin merah putih
 
Rektor Universitas Airlangga Surabaya Mohammad Nasih optimistis vaksin covid-19 Merah Putih yang mereka kembangkan siap digunakan pada 2022. "Perihal kapan waktu vaksin bisa digunakan, diprediksi sekitar 10 hingga 11 bulan lagi atau tahun depan siap digunakan. Mengingat tahap pra klinis bukanlah tahap yang sederhana dan sebentar," ujarnya.

Panjangnya proses pembuatan vaksin Merah Putih, kata dia, agar efektivitas vaksin bisa benar-benar maksimal. "Dari semua proses ini, yang terpenting Unair tidak akan terlalu jauh ikut dalam proses produksi massalnya. Posisi Unair berada dalam proses penyiapan dan semua dilakukan dengan benar dan mendapatkan rekomendasi dari BPOM," ucapnya.
 
"Mohon doanya, semua harap bersabar dan semoga vaksin Merah Putih bisa segera dimanfaatkan oleh semua kalangan," tambahnya.
 
 

Koordinator Produk Riset Covid-19 Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan perjalanan riset vaksin Merah Putih Unair merupakan perjalanan panjang dan melibatkan tim besar. Perjalanan panjang dimulai dari pengumpulan kandidat vaksin yang setidaknya ada delapan platform. Sampai akhirnya mengambil tiga platform, yakni classical, next generation, dan inactivated virus.
 
"Semuanya intinya untuk mendapatkan bagian protein dari virus yang merupakan bagian antigen dan disuntikkan untuk tubuh kita mendapatkan antibodi," tuturnya.
 
Terkait efektivitas vaksin terhadap variasi baru covid-19, ia menambahkan, desain vaksin sudah disiapkan untuk mengantisipasi varian baru yang muncul dari berbagai negara. "Munculnya varian baru di tempat lain sudah diantisipasi oleh tim peneliti. Strain kita sudah siapkan agar efikasi vaksin tinggi dan bisa mengantisipasi varian baru," ucapnya.
 
Lonjakan tertinggi
 
Terlepas dari program vaksinasi covid-19 di seluruh dunia, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mencatat, jumlah kasus virus tersebut bertambah sebanyak 5,2 juta secara global di sepanjang pekan kemarin. Ini merupakan lonjakan tertinggi kasus covid-19 dalam sepekan sejak awal pandemi.
 
WHO mencatat mayoritas tambahan infeksi covid-19 sepanjang pekan kemarin berasal dari kawasan Eropa, Amerika, dan Asia Tenggara -berjumlah masing-masing 1,62 juta, 1,52 juta, dan 1,51 juta.
 
Covid-19 (Masih) Mengintai
 
Negara-negara di Mediterania Timur menyumbang total 386.176 kasus pekan kemarin, sementara di Pasifik Barat -termasuk Selandia Baru- mencatat 128.176 kasus, dan di benua Afrika sebanyak 54.297. Tedros mengatakan kasus covid-19 terus melonjak selama delapan pekan berturut-turut.
 
"Angkanya sempat menurun selama enam pekan pada Januari dan Februari lalu," ucap Tedros, dilansir dari laman stuff.co.nz, Selasa, 20 April 2021.
 
Ia menilai program vaksinasi global, dengan total vaksin yang telah diberikan mencapai 792.796.083 dosis, belum mampu meredam penyebaran covid-19 secara signifikan. Menurut WHO, Amerika Serikat masih menjadi negara teratas dengan jumlah kasus terbanyak covid-19 sepanjang pandemi, yakni di angka 31,31 juta.
 
Dua negara di bawahnya adalah India dan Brasil dengan jumlah 15,06 juta dan 13,9 juta. Sementara itu, remaja aktivis lingkungan Greta Thunberg diundang sebagai tamu dalam konferensi pers di WHO. Dalam kesempatan itu, mengenai pandemi Covid-19, ia mengecam kesenjangan vaksin antara negara kaya dan miskin.
 
Ia mendesak semua negara, perusahaan vaksin, dan komunitas global untuk meningkatkan usaha mereka dalam memerangi kesenjangan vaksin covid-19. "Sangat tidak etis ketika negara-negara berpenghasilan tinggi mampu memvaksinasi warga mereka, sementara negara penghasilan menengah hingga rendah kesulitan melakukan hal tersebut," kata Thunberg.
 
Indonesia berpotensi seperti India
 
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap tiga faktor yang dapat menyebabkan Indonesia mengalami pandemi covid-19 seperti di India. Perlu diketahui, 'Negara Anak Benua' tersebut tengah mengalami lonjakan kasus covid-19 yang signifikan.
 
 

Budi menyebut faktor pertama ialah rendahnya vaksinasi covid-19. Indonesia dan India sama-sama mengalami kondisi tersebut. Progres vaksinasi Indonesia baru lima persen. "Saya lihat kalau vaksinasi belum 50 persen, mereka kendur (protokol kesehatan), tidak waspada, (kasus covid-19 akan) naik," ujar Budi.
 
Kedua, penerapan protokol kesehatan (prokes). Budi menilai Indonesia masih lebih baik dalam penerapan prokes, terutama pada kegiatan dengan massa yang cukup besar. "Dia (India) kemarin acara keagamaan yang masuk Sungai Gangga puluhan ribuan orang, itu parah. Dia upacara keagamaannya banyak kayak Bali. Itu yang bikin kena (penularan covid-19)," tuturnya.
 
Ketiga, yakni jumlah mutasi varian covid-19 berjenis B117. Mutasi asal Inggris itu memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dari jenis lainnya. "B117 di India juga sudah banyak, kita belum. Selama kita bisa jaga protokol kesehatan, terutama di hari keagamaan, enggak kumpul-kumpul, mudah-mudahan enggak (seperti India)," jelas dia.
 
Covid-19 (Masih) Mengintai
 
Hingga Senin 19 April 2021, berdasarkan data dari Worldometers, angka harian pandemi covid-19 di India bertambah hingga 275.306. Sementara total kematian tercatat 178.793 jiwa, bertambah 1.625 dalam satu hari. Adapun total kasus virus korona yang melanda Negeri Bollywood sudah mencapai 15.057.767.
 
Ekonomi masih terkontraksi
 
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih terkontraksi, imbas pandemi covid-19 yang belum berakhir. Namun demikian, kontraksi ekonomi RI pada tiga bulan pertama 2021 ini masih lebih baik dibandingkan dengan posisi kuartal IV-2020.
 
"Pandemi covid-19 ini memang yang paling terasa dampaknya ada di beberapa sektor perekonomian. Kita ada kontraksi tahun lalu sebesar minus 2,19 persen (kuartal IV-2020). Kuartal pertama ini kira-kira kita masih negatif 0,5 persen sampai minus 0,7 persen," ujar Sandiaga.
 
Ramalan eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu searah dengan prediksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2021 bakal berada di dalam kisaran antara minus satu persen hingga negatif 0,1 persen.
 
Demikian halnya dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang percaya diri bahwa perekonomian Indonesia di kuartal I-2021 akan lebih baik daripada perekonomian di kuartal IV-2020. Artinya, bank sentral memperkirakan ekonomi RI di kuartal I-2021 lebih baik dari minus 2,19 persen.
 
Menurut Sandiaga, perbaikan ekonomi dalam negeri tercermin dari data Bank Indonesia yang melaporkan bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia sudah mencapai 55 persen. Dengan data tersebut, maka industri manufaktur dalam negeri berada pada fase ekspansi.
 
"PMI kita sudah 55 persen, ini rekor. Ini data, para produsen ini semangat untuk manufaktur, berarti ada permintaannya. Jadi sebelum krisis pandemi ini, belum pernah mencapai 55 persen," ungkap dia.
 
Meski membaik, namun tekanan masih ada terutama dari aspek eksternal. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) membeberkan dua alasan utama tekanan eksternal tetap tinggi meskipun kondisi domestik sudah mulai pulih.
 
 

Pertama, pasar sudah memperkirakan ekspektasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) di Maret. Kedua, pasar saat ini memberikan koreksi ekspektasi setelah memperkirakan kenaikan suku bunga Fed yang dipercepat sebagai akibat dari kinerja ekonomi yang solid.
 
Sudah tepat
 
Terlepas dari itu, LPEM FEB UI menilai upaya pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan oleh pemerintah berada di jalur yang tepat. Berbagai kebijakan yang diambil mampu mempercepat pemulihan. Hal ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus mengalami peningkatan pada Maret 2021 ke level 93,4 dari 85,8 pada bulan sebelumnya.
 
Responden di semua kelompok pengeluaran dan pendidikan lebih optimistis dalam survei bulan lalu. "Peningkatan IKK tersebut tidak lepas dari membaiknya persepsi kondisi ekonomi saat ini, ketersediaan lapangan kerja, pendapatan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama," ungkap Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky.
 
Sementara untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memulihkan daya beli lebih lanjut, pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi nasional, mulai dari keringanan pajak penjualan mobil dan properti hingga mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga pinjaman.
 
Penerapan insentif PPnBM untuk mobil baru terbukti efektif mendongkrak penjualan produk otomotif sepanjang Maret 2021. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan dari pabrik ke dealer atau secara grosir pada Maret 2021 mencapai 84.910 unit, meningkat 72,6 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
 
Tetap optimistis
 
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis ekonomi Indonesia akan mengalami rebound pada kuartal II tahun ini. Hal tersebut didukung oleh berbagai program pemerintah yang mulai menunjukan hasil di kuartal tersebut.
 
"Kita berharap di kuartal II nanti akan terjadi rebound," kata dia.
 
Pada kuartal I-2021, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih kontraksi antara minus 1,1 persen sampai minus 0,1 persen. Sementara pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai level tujuh hingga delapan persen.
 
Ia menambahkan berbagai program prioritas yang akan mendukung pemulihan ekonomi nasional adalah pelaksanaan vaksinasi, dukungan bagi dunia usaha dan perlindungan sosial bagi masyarakat, serta reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
 
"Insentif usaha perpajakan kita pertahankan sampai pertengahan tahun ini. Program prioritas terutama daerah-daerah, pemerintah daerah yang akan melakukan maupun kementerian/lembaga melakukan berbagai program padat karya," ungkap dia.
 
Selain itu, Menkeu menyebut dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap diberikan tahun ini. Tak hanya defisit anggaran saja, DPR bahkan memberikan fleksibilitas penggunaan anggaran guna merespon perkembangan pandemi.
 
"Oleh karena itu APBN 2021 itu, terima kasih DPR kita di-approve dengan Rp2.750 triliun belanja dan defisit 5,7 persen. Namun DPR membolehkan pemerintah melakukan fleksibilitas realokasi karena ternyata benar masuk Januari covid-nya sempat naik kemudian dilakukan PPKM mikro," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan