Pertama, pasar sudah memperkirakan ekspektasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) di Maret. Kedua, pasar saat ini memberikan koreksi ekspektasi setelah memperkirakan kenaikan suku bunga Fed yang dipercepat sebagai akibat dari kinerja ekonomi yang solid.
Sudah tepat
Terlepas dari itu, LPEM FEB UI menilai upaya pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan oleh pemerintah berada di jalur yang tepat. Berbagai kebijakan yang diambil mampu mempercepat pemulihan. Hal ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus mengalami peningkatan pada Maret 2021 ke level 93,4 dari 85,8 pada bulan sebelumnya.
Responden di semua kelompok pengeluaran dan pendidikan lebih optimistis dalam survei bulan lalu. "Peningkatan IKK tersebut tidak lepas dari membaiknya persepsi kondisi ekonomi saat ini, ketersediaan lapangan kerja, pendapatan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama," ungkap Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky.
Sementara untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memulihkan daya beli lebih lanjut, pemerintah juga telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi nasional, mulai dari keringanan pajak penjualan mobil dan properti hingga mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga pinjaman.
Penerapan insentif PPnBM untuk mobil baru terbukti efektif mendongkrak penjualan produk otomotif sepanjang Maret 2021. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan dari pabrik ke dealer atau secara grosir pada Maret 2021 mencapai 84.910 unit, meningkat 72,6 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Tetap optimistis
Sementara itu,
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis ekonomi Indonesia akan mengalami
rebound pada kuartal II tahun ini. Hal tersebut didukung oleh berbagai program pemerintah yang mulai menunjukan hasil di kuartal tersebut.
"Kita berharap di kuartal II nanti akan terjadi
rebound," kata dia.
Pada kuartal I-2021, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih kontraksi antara minus 1,1 persen sampai minus 0,1 persen. Sementara pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai level tujuh hingga delapan persen.
Ia menambahkan berbagai program prioritas yang akan mendukung pemulihan ekonomi nasional adalah pelaksanaan vaksinasi, dukungan bagi dunia usaha dan perlindungan sosial bagi masyarakat, serta reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
"Insentif usaha perpajakan kita pertahankan sampai pertengahan tahun ini. Program prioritas terutama daerah-daerah, pemerintah daerah yang akan melakukan maupun kementerian/lembaga melakukan berbagai program padat karya," ungkap dia.
Selain itu, Menkeu menyebut dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap diberikan tahun ini. Tak hanya defisit anggaran saja, DPR bahkan memberikan fleksibilitas penggunaan anggaran guna merespon perkembangan pandemi.
"Oleh karena itu APBN 2021 itu, terima kasih DPR kita di-approve dengan Rp2.750 triliun belanja dan defisit 5,7 persen. Namun DPR membolehkan pemerintah melakukan fleksibilitas realokasi karena ternyata benar masuk Januari covid-nya sempat naik kemudian dilakukan PPKM mikro," pungkasnya.