Juru bicara pemerintah untuk vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan jumlah kasus positif covid-19 konsisten di bawah 10 ribu sejak 8 Februari 2021. Capaian tersebut diklaim sebagai dampak pelaksanaan PPKM sejak 11 Januari 2021.
"Untuk menurunkan laju penularan (covid-19) itu tidak instan tapi proses dua sampai tiga minggu setelahnya," ujarnya.
Sementara itu, sebanyak 7.300 kasus baru tercatat per Minggu, 21 Februari 2021. "Total ada 1.278.653 kasus covid-19 terkonfirmasi di Indonesia," tulis data yang tertera pada laman resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, covid19.go.id, Minggu, 21 Februari 2021.
Total kasus suspek di Indonesia mencapai 77.424. Sebanyak 42.837 spesimen covid-19 diperiksa per hari itu. Pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 8.236 hari ini. Total pasien sembuh menjadi 1.087.076 orang. Sementara itu, pasien meninggal menjadi 34.489 orang. Sebanyak 173 orang meninggal per hari ini.
Pulih bertahap
Hasil kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyatakan meski dampak krisis covid-19 masih terus berlanjut, namun pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan pulih secara bertahap di tahun ini.
"Ini didukung oleh serangkaian kebijakan yang substansial untuk meningkatkan kepercayaan rumah tangga dan bisnis serta pemberian bantuan sosial yang memadai dan peluncuran vaksin untuk mengurangi tingkat penyebaran infeksi," ujar Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky.

Bahkan, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Sovereign Wealth Fund atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) untuk mendorong investasi asing substansial agar masuk ke Indonesia. Lembaga baru ini juga dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja dengan tujuan menyeluruh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Namun, di tengah ketidakpastian yang masih terus membayangi akibat meningkatnya kasus covid-19, pemulihan ekonomi mungkin terhambat oleh penerapan kembali pembatasan mobilitas masyarakat. Ditambah dengan lambatnya ketersediaan vaksin yang akan menurunkan kepercayaan konsumen dan pelaku usaha serta menunda aktivitas ekonomi lebih lama.
"Oleh karena itu, untuk menjaga agar roda kegiatan ekonomi tetap berputar, memberikan stimulus dengan cakupan yang lebih luas dan perbaikan target kepada rumah tangga dan pelaku usaha yang rentan serta mempersiapkan pengadaan dan distribusi vaksin yang efektif merupakan pendorong dan kunci utama untuk percepatan pemulihan," paparnya.
Tetap optimistis
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini. Ia meyakini angka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai lima persen sesuai dengan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Adapun dalam kerangka APBN tahun ini, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi antara 4,5-5,5 persen. Namun, target pertumbuhan ekonomi tetap akan bergantung pada pencapaian di kuartal I-2021. "Jadi kita nanti akan lihat kuartal I ini. Tapi kisaran ini menggambarkan kita akan masih optimistis di sekitar lima persen untuk 2021," tuturnya.