Hal ini karena mereka wajib tunduk pada protokol kesehatan (prokes) dan menerapkan syarat perjalanan secara ketat selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang angkutan udara domestik pada periode Januari-November 2020 sebanyak 28,7 juta orang atau turun 58,78 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 69,7 juta orang.
Begitu pula dengan penumpang kereta api, jumlah penumpang selama 2020 mencapai 186,13 juta orang atau turun 56,4 persen dari posisi 2019 yang mencapai 426,88 juta orang.
Selanjutnya, jumlah penumpang angkutan laut secara keseluruhan 2020 juga menyusut 40,66 persen dari 23,93 juta orang di 2019 menjadi 14,2 juta.

Data perkembangan transportasi nasional - - Foto: dok BPS
Jika pemerintah tidak menerapkan aturan ketat tersebut, pastinya kasus covid-19 akan terus membludak. Per 6 Agustus 2021, total kasus covid-19 di Tanah Air sudah mencapai 4,12 juta dengan angka kematian sebanyak 135 ribu kasus.
Sembari menekan penyebaran virus korona, pemerintah berusaha menarik kembali tuas ekonomi dengan jalan mendorong adaptasi digital. Semua lini bisnis diharuskan mampu beradaptasi dengan kenormalan baru.
Berkaca pada bisnis transportasi kereta api, potret transformasi tentu sudah dilakukan oleh BUMN pelat merah ini sejak satu dasawarsa. PT Kereta Api Indonesia (KAI) merombak total performa operasional, kinerja keuangan hingga sumber daya manusia (SDM)-nya.
Stasiun yang kumuh dan semrawut, ketidakjelasan jadwal, kelangkaan tiket karena diborong calo, toilet yang bau dan jorok, pelayanan yang seadanya, kereta yang kotor, penumpang berjubel di atap kereta. Itu semua kini tinggal cerita lama.
Keberhasilan transformasi ini tercermin dari pertumbuhan pendapatan KAI setelah berselang tiga tahun. Pada 2012 KAI berhasil membukukan margin hingga Rp425 miliar atau meningkat pesat dibandingkan pada 2008 yang merugi sebesar Rp83 miliar.
Pada tahun ke-8 transformasi, KAI membukukan pendapatan sebesar Rp17,94 triliun. Setahun kemudian (2018), angka ini naik menjadi Rp26,8 triliun. Bahkan sebelum pandemi merusak tatanan bisnis, KAI membukukan pendapatan sebesar Rp26,3 triliun pada 2019.
Lantas bagaimana KAI kembali memoles diri dalam era disrupsi?
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menyiapkan ramuan khusus agar perusahaan memiliki daya tahan di tengah pemulihan ekonomi. Ramuan ini mencakup konsep adaptif, solutif dan kolaboratif.
Sebagai bentuk adaptasi digital, KAI berencana menambah fitur-fitur KAI Access serta menggunakan big data. Fitur tersebut bisa mengetahui dan memetakan minat dan kebiasaan pelanggan demi meningkatkan pelayanan di masa depan. Sejak aplikasi ini diluncurkan, tidak ada lagi antrean di loket yang mengular. Apalagi pemesanan tiket juga bisa dilakukan melalui agen travel online lainnya.
Selain aplikasi bagi pelanggan, KAI juga menyiapkan aplikasi khusus bagi operasional kereta api agar memudahkan perawatan dan pemantauan sarana dan prasarana.

Calon penumpang melakukan pemesanan tiket secara online melalui aplikasi KAI Access - - Foto: dok KAI
Adaptasi lainnya yakni meningkatkan penggunaan energi terbarukan melalui uji coba penggunaan B100 pada genset kereta. B100 merupakan 100 persen biodiesel dengan bahan dasar sawit, sehingga pemanfaatannya akan lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, program solutif akan diterapkan di bidang pengembangan SDM. Tahun ini, KAI membangun Integrated Talent Management System (ITMS) untuk memetakan dan mengelola calon pemimpin KAI di masa depan. Dalam menghadapi future trends dan business development, KAI mengembangkan new capability bagi para pegawainya di bidang digital, property, project financing, asset management, dan logistic.
Langkah ketiga agar KAI dapat terus tumbuh yakni mendorong bisnis angkutan barang. Sepanjang semester I-2021, kinerja angkutan barang KAI naik 8,9 persen dari volume 25,9 juta ton pada 2020 menjadi 28,2 juta ton.
Dari sisi pengusahaan aset, KAI akan memperluas naming rights stasiun kepada mitra lainnya seperti pada Stasiun BNI City. KAI juga terus melakukan pemasaran space di stasiun, periklanan di KAI Access, dan pengikatan kerja sama fiber optik dan pipa gas untuk jalur KA.
Sedangkan langkah kolaboratif untuk pengamanan aset berupa tanah dan bangunan akan dilakukan menggunakan pendekatan persuasif kepada para penghuni.
"KAI harus survive di tengah pandemi. Agar perusahaan bisa sustainable, kami tetap melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan pendapatan dari berbagai lini bisnis yang KAI kelola. Bangkitnya KAI juga akan turut membantu pemulihan ekonomi nasional,” terang Didiek yang dikutip Medcom.id dari laman resmi KAI.
Demi mengencangkan bisnisnya, KAI mempercepat pengerjaan proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung meski terhambat oleh pandemi. Persiapan KAI saat ini memang difokuskan pada aspek sarana dan prasarana sebagai bentuk penugasan dari pemerintah.
Adapun sarana kereta LRT Jabodebek memiliki lebar badan kereta maksimum 2.650 mm dan tinggi atap kereta maksimum 3.685 mm, sedangkan lebar relnya 1.435 mm. Satu rangkaian LRT Jabodebek ini memiliki kapasitas angkut 740 orang pada kondisi normal, dan 1.308 penumpang pada kondisi padat dengan konfigurasi 174 penumpang duduk dan 566 penumpang berdiri.
LRT ini memiliki kecepatan operasi maksimum 80 km/jam, dan kecepatan desain 90 km/jam. Di sisi Prasarana, per 31 Maret 2021, lintas pelayanan 1 (Cawang-Cibubur) sudah 98,98 persen, Lintas Pelayanan 2 (Cawang-Kuningan-Dukuh Atas) sudah 85,58 persen, dan lintas pelayanan 3 (Cawang - Bekasi Timur) sudah 89,97 persen.
Per 30 Juli 2021, progres pekerjaan LRT Jabodebek sudah mencapai 73,31 persen. Sementara untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 77,45 persen.
Menurut pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, transformasi KAI di era digital merupakan tahapan yang sangat monumental. Dengan teknologi digital, operasional KAI dapat dikendalikan secara lebih efisien dan profitable.
Melalui digitalisasi pula masyarakat akan teredukasi untuk menjadi penumpang yang baik seperti di negara-negara maju. Ia bilang sebelum transformasi, pendapatan dari tiket dan barang sulit diukur karena disiplin dan integritas manajemen rendah. Bahkan kondisi KAI sebagai angkutan massal seadanya lantaran kualitas pelayanan dan keselamatan rendah.
"Transformasi yang kemungkinan sulit diulangi. Saatnya waktu itu memang pas, sekarang kita harus coba memberikan apa lagi supaya lompatan untuk PT KAI menjadi fenomenal kembali karena zaman berbeda, caranya berbeda," tutur Agus dalam webinar "Mengenang Transformasi Kereta Api di Era Digital".
Adaptasi kenormalan baru
Ulfa (29), seorang pengguna kereta api jarak jauh menceritakan pengalamannya saat pulang dari Jakarta menuju Pekalongan pada Juni 2021 lalu. Kala itu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat belum diterapkan.
Namun, Ulfa tetap melakukan persiapan ekstra sebagai bentuk adaptasi di era new normal. Ia membeli tiket kereta jarak jauh secara online melalui aplikasi KAI Access, serta menjalani rapid test antigen di klinik terdekat demi menghindari antrean panjang di stasiun.
Ia diminta menunjukkan tiket kereta, KTP dan keterangan negatif covid-19 pada saat proses boarding. Sepanjang perjalanan, petugas seringkali melakukan patroli agar penumpang mematuhi protokol kesehatan.
"Perjalanan di masa pandemi persiapannya harus lebih matang karena risikonya lebih nyata jika tertular covid-19. Sekarang kalau sampai di stasiun 30 menit sebelum berangkat itu sudah mepet banget karena ada pengecekan berkas, prokes dan lain-lain," ujar Ulfa kepada Medcom.id, Senin, 6 September 2021.
Ulfa pun mengetahui secara detail beberapa aturan yang harus dilakukan yakni penumpang wajib memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan dilarang berbicara satu atau dua arah lewat telepon atau secara langsung selama perjalanan.
Jika perjalanan terjadi selama kurang dari dua jam, penumpang tidak diperkenankan makan dan minum selama perjalanan. Namun, aturan tersebut dikecualikan bagi penumpang yang wajib mengonsumsi obat-obatan dalam rangka pengobatan yang jika tidak dilakukan dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan.
"Kalau perjalanan jauh kan boleh makan dan minum. Tapi pas buka masker kadang masih was-was. Terus kalau biasanya ke kantin kereta, sekarang duduk di tempat aja selama perjalanan," ungkap dia.

Petugas tengah memeriksa kelengkapan dokumen keberangkatan calon penumpang jarak jauh - - Foto: dok KAI
Setelah pemerintah menetapkan PPKM Darurat, hingga PPKM level 4 dan level 3 di Jawa-Bali. Aturan perjalanan kereta jarak jauh menjadi semakin ketat. Pelanggan berusia di bawah usia 12 tahun untuk sementara waktu tidak diperkenankan melakukan perjalanan dengan kereta api jarak jauh. Penggunaan hasil tes GeNose C19 sebagai syarat bepergian naik kereta pun tak lagi berlaku.
Para penumpang kini wajib menunjukkan kartu vaksin minimal dosis pertama dan hasil negatif tes RT-PCR dengan masa berlaku 2x24 jam atau rapid test Antigen dengan masa berlaku 1x24 jam.
Adapun bagi pelanggan dengan kepentingan khusus yang tidak/belum divaksin dengan alasan medis, tetap bisa naik kereta api jarak jauh dengan menunjukkan surat keterangan dari dokter spesialis.
VP Public Relations KAI Joni Martinus menyebut masih banyak ditemukan pelanggan yang membawa anak berusia di bawah 12 tahun ke stasiun untuk naik KA jarak jauh. Namun KAI menolak keberangkatan pelanggan tersebut.
Pada periode 10-17 Agustus, terdapat 1.925 calon pelanggan berusia di bawah 12 tahun yang ditolak berangkat naik KA jarak jauh. Sementara total calon pelanggan yang ditolak berangkat pada periode tersebut yaitu sebanyak 4.727 calon pelanggan.
Di samping berusia di bawah 12 tahun, calon pelanggan ditolak berangkat karena tidak sesuai persyaratan naik kereta api lainnya seperti tidak membawa kartu vaksin atau surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR/Rapid Test Antigen yang masih berlaku.
"Pelanggan yang tidak memenuhi persyaratan, maka tidak diperkenankan untuk melakukan perjalanan dan tiket akan dikembalikan 100 persen," tegas Joni.
Untuk mendukung upaya pemerintah pada pencegahan penyebaran covid-19 di sektor transportasi serta memastikan keselamatan para calon penumpang ka jarak jauh, KAI membuka layanan vaksinasi gratis di 13 stasiun.
Adapun 13 stasiun tersebut, yaitu Stasiun Gambir, Pasar Senen, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Purwokerto, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasar Turi, Malang dan Jember.
Layanan vaksinasi ini dibuka setiap hari pada pukul 08.00-12.00 WIB. Hingga 19 Juli 2021, KAI telah melakukan vaksinasi covid-19 kepada 10.017 pelanggan ka jarak jauh dengan rata-rata 589 pelanggan per hari.
Integrasi tiket kereta
Guna meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, KAI mulai mengintegrasikan sistem boarding ticketing dengan aplikasi PeduliLindungi sejak 23 Juli 2021. Uji coba tersebut sudah diterapkan pada pengguna kereta jarak jauh yang akan berangkat dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen.

Calon penumpang kereta melakukan pemindaian kode QR lewat aplikasi PeduliLindungi - - Foto: MI/ Andri Widiyanto
Meski demikian, Joni menjelaskan pada saat melakukan boarding, calon penumpang tetap wajib menunjukkan boarding pass atau e-boarding pass, kartu identitas calon penumpang, dan surat keterangan lain yang tidak terdapat pada PC boarding. Semisal bagi pelanggan yang tidak/belum divaksinasi dengan alasan medis dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis.
Jika nanti ditemukan penumpang yang belum terintegrasi datanya di PC boarding, pemeriksaan persyaratan protokol kesehatan tetap menggunakan manual dan wajib menunjukkan boarding pass atau e-boarding pass, identitas calon penumpang.
"Pada saat boarding, pelanggan tetap harus menunjukkan boarding pass, kartu identitas, dan surat keterangan lainnya sesuai persyaratan. Pelanggan juga diharapkan tetap membawa kartu vaksinnya dan surat negatif tes covid-19 yang berlaku jika diperlukan untuk berbagai kepentingan lainnya," paparnya.
Agar data vaksin dan hasil tes covid-19 milik calon pelanggan terbaca pada sistem boarding KAI, calon pelanggan harus menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang sama pada saat pemesanan tiket dan saat melakukan vaksinasi atau tes covid-19.
Selain itu, klinik atau laboratorium tempat pelanggan melakukan tes RT-PCR atau rapid test antigen juga harus terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan. Jika sudah sesuai dan data sudah diunggah oleh penyelenggara ke sistem, maka data vaksinasi dan hasil tes covid-19 pelanggan akan muncul pada layar komputer petugas pada saat proses boarding.
"KAI terus melakukan transformasi digital di berbagai layanan untuk menghadirkan sebuah ekosistem transportasi kereta api yang aman, nyaman, selamat, dan sehat,” tutup Joni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News