Meski demikian, bukan berarti pandemi covid-19 sembarangan dalam berinvestasi. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Mardani H Maming mengatakan tidak ada jalan lain untuk pengusaha berhemat dan memperhitungkan investasi di masa pandemi covid-19 jika ingin terus bertahan.
"Tidak ada jalan lain kecuali berhemat dan memperhitungkan investasi jangka pendek dan panjang. Di masa pandemi ini bertahan sudah bagus dan sebuah keberhasilan," kata Mardani.
Pasar Saham
Selain di logam mulia berupa emas, kondisi pandemi covid-19 seperti sekarang juga waktu yang tepat untuk berinvestasi di pasar saham. Pasalnya pasar modal sedang mengalami penurunan akibat pandemi virus korona (covid-19), sehingga harganya menjadi lebih murah.
Prospek itu bisa dilihat dari usai Hari Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia atau pada periode sepekan perdagangan yang singkat dari 18 Agustus hingga 19 Agustus 2020, pasar modal Indonesia masih mencatatkan peningkatan. Peningkatan tertinggi sebanyak 15,17 persen terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa menjadi 11,912 miliar saham.
"Dibandingkan dengan pekan lalu sebesar 10,343 miliar saham," sebut Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono.
Peningkatan selanjutnya terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,48 persen atau pada level 5.272,810 dari 5.247,690 pada pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar bursa turut mengalami peningkatan sebanyak 0,47 persen pada pekan ini, menjadi sebesar Rp6.112,631 triliun dibandingkan pekan lalu sebesar Rp6.083,723 triliun.
Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian mengalami perubahan sebesar 1,40 persen menjadi sebesar Rp9,106 triliun dari Rp9,235 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga mengalami perubahan sebesar 1,83 persen menjadi 686.170 kali transaksi dibandingkan pada pekan lalu sebesar 698.964 kali transaksi.
"Kalau memang punya cukup uang, sekarang ini saatnya untuk beli saham karena harganya lagi murah-murah. Kalau kita melihat ke depan usahanya punya prospek. Meskipun saat ini kita beli murah, itu enggak apa-apa," kata Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani.
Aviliani menambahkan jika masyarakat tak ingin investasi maka uang yang dimiliki bisa tetap disimpan di perbankan. Selain mendapatkan bunga simpanan, upaya ini bisa menghindari terjadinya banyak dana yang keluar dari sistem perbankan.
"Pasti pemerintah dengan kondisi seperti ini akan memberikan jaminan. Justru kalau banyak uang yang keluar dari sistem perbankan, ini akan memengaruhi sistem moneter kita dan menyebabkan ekonomi akan goyang," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id