Ilustrasi. FOTO: MI/SUMARYANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/SUMARYANTO

Fokus di Pemulihan

Angga Bratadharma • 28 Agustus 2020 14:13

Berangkat dari hal itu, Faisal menyarankan agar pemerintah fokus untuk mempercepat implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Program ini diharap mampu meningkatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang jeblok imbas pandemi.
 
Sektor ini pula yang bisa diandalkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi domestik. Sebab akan sulit bila pemerintah memaksakan untuk meningkatkan ekspor dan impor lantaran negara-negara lainnya juga mengalami hal yang serupa.
 
"Dari sisi kecepatan implementasi, memastikan bantuan sosial (bansos) tepat sasaran itu penting. Tapi tidak kalah penting juga adalah memastikan distribusinya cepat. Kita sekarang memang kondisinya tidak ideal, dua-duanya mesti jalan," tegas Faisal.
 
Langkah tersebut harus dilakukan, karena banyak masyarakat kalangan bawah yang tidak bisa menunggu lama-lama menerima penyaluran bansos dari pemerintah. "Dia kan bergantung pada pendapatan harian, bahkan banyak yang bergantung pada BLT (Bantuan Langsung Tunai), bahkan sebelum adanya wabah," kata Faisal.
 
Waktunya Investasi
 
Ketika berbicara resesi atau krisis akibat covid-19, ternyata tidak melulu hal negatif semata. Pasalnya, pandemi covid-19 justru memberikan angin segar bagi masyarakat untuk berinvestasi. Tidak ditampik, ketidakpastian seperti sekarang menjadi momen waktunya investasi, baik di komoditas logam mulia maupun di pasar saham.

Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang membenarkan pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang telah terjadi peningkatan signifikan investasi di komoditas, terutama pada kontrak emas. Meski tidak dipungkiri, virus mematikan itu telah menimbulkan kerugian dari aspek perekonomian.
 
"Pandemi covid-19 ini sangat luar biasa. Bagi bisnis penerbangan, hotel, retail dan lain-lain banyak sekali mengalami penurunan, bahkan mengalami penutupan. Tapi di industri kita ini (komoditas berjangka) khususnya enam bulan ini peningkatan sangat signifikan," kata Stephanus.
 
Pimpinan Cabang PT Solid Gold Berjangka cabang Jakarta Dikki Soetopo meyakini tren emas tetap stabil di atas level USD1.900 per ons hingga akhir tahun. Hal itu sesuai dengan keyakinan para analis global yang menyatakan harga emas berpotensi menembus kembali rekor tertinggi di level USD2.100 per ons di akhir 2020 ini.
 
Ia menjelaskan alasan fundamental yang memperkuat hal ini adalah ketidakpastian ekonomi global dan resesi yang meluas ke banyak negara. Meski optimisme terhadap vaksin covid-19 cukup tinggi, lanjutnya, namun ekspektasi investor terhadap pemulihan ekonomi belum menyeluruh.
 
"Di tengah situasi pandemi, peluang investasi emas menjadi sangat menarik karena sifatnya yang safe haven. Artinya memiliki nilai yang stabil di tengah ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan berbagai faktor. Kami tetap optimistis target volume transaksi 100 ribu lot dan 600 nasabah baru akan tetap terkejar meski dalam kondisi pandemi sekarang," kata Dikki.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan