"Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi, Anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi memperebutkan tanah subur. Tapi apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar, bahwa dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena akan berada di bawah air," ucap Biden.
"Hal tersebut penting untuk diketahui dan dicari solusinya," tambahnya.
Biden meminta AS untuk bekerja sama dengan dunia dalam upaya mencegah dampak perubahan iklim lebih jauh. Ucapan Biden kemungkinan besar terkait dengan penelitian yang dikeluarkan oleh Badan Antariksa AS, (NASA). Lembaga itu juga pernah menyatakan bahwa Jakarta kian tenggelam akibat perubahan iklim dan sejumlah masalah lainnya.
Prediksi Jakarta tenggelam berdasarkan kondisi berbagai faktor. Beberapa faktor itu seperti, perubahan iklim, jumlah penduduk yang terus bertambah, eksploitasi air, kenaikan permukaan air laut, dampak pemanasan global, hingga pencairan lapisan es.
"Dalam beberapa dekade terakhir, masalah banjir semakin buruk. Sebagian terjadi karena pemompaan besar-besaran air tanah yang menyebabkan dataran tenggelam atau menyusut dalam waktu yang cepat," seru NASA.
Pemprov DKI Jakarta menepis
Merespons pernyataan orang nomor satu di AS, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menepisnya. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) menyebut DKI Jakarta memiliki program penanganan untuk mencegah hal itu. "Saya kira tidak seperti yang disampaikan demikian bahwa Jakarta akan tenggelam," kata Ariza.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau Ariza. Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez
Kendari demikian, Ariza tak memungkiri Jakarta berada di dataran rendah dan terjadi penurunan muka tanah setiap tahun. Namun, ia meyakini hal itu tidak berarti 10 tahun lagi Jakarta tenggelam. Ia menuturkan Pemprov DKI Jakarta tetap mengupayakan agar Jakarta tidak tenggelam.
Upaya itu mulai dari penyedotan air tanah hingga peningkatan pipanisasi oleh PAM Jaya untuk kebutuhan air bersih masyarakat. "Agar kebutuhan air bersih semua dari PAM, kami bersama Kementerian PUPR terus membuat program percepatan pipanisasi, air bersih, air minum di Jakarta terus ditingkatkan," ucap Ariza.
Penanganan banjir rob di utara Jakarta juga terus berjalan. Dirinya yakin formula-formula itu mampu mengurangi penurunan muka air tanah di Jakarta. "Insyaallah Jakarta tidak tenggelam 10 tahun lagi," ucap Ariza.
Pendanaan iklim
Terlepas dari persoalan tersebut, berbagai macam pihak terkait mulai menyadari dan bergotong-royong menyelesaikan persoalan perubahan iklim. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), misalnya, menyediakan USD80 miliar atau setara Rp1.168 triliun (kurs Rp14.600 per USD) untuk pendanaan iklim dari 2019 hingga 2030.
"ADB menyediakan setidaknya USD80 miliar dalam pendanaan iklim dari 2019 hingga 2030 secara kumulatif," kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa.