Ilustrasi. FOTO: MI/SUMARYANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/SUMARYANTO

'Memanaskan' Mesin Investasi

Angga Bratadharma • 16 Desember 2020 12:51

"Pada akhirnya tidak semuanya memang aplikabel di Indonesia, tapi kita juga banyak mengambil yang baik-baik dari sana karena memang kita ingin menciptakan satu SWF atau lembaga pengelolaan investasi yang berkelas dunia, berstandar internasional terutama untuk governance-nya," kata Isa.
 
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan kehadiran SWF diharapkan bisa mendorong minat investasi. Dana yang terkumpul bisa digunakan untuk stimulus perekonomian.
 
Ia menambahkan selama ini Indonesia sangat bergantung pada sumber pembiayaan pembangunan jangka pendek saja. Akibatnya ketika terjadi tekanan di global, ada kemungkinan dana yang sudah masuk kembali keluar dari Indonesia.
 
"Ketika jangka pendek terjadi capital fly, kita kelimpungan semua, nilai tukar rupiah melemah, IHSG melemah, yang bisa memicu krisis. Kalau kita buat SWF maka investor asing ada kepastian menempatkan uangnya di Indonesia," jelas dia.
 
Pembentukan SWF ini sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Saat ini pemerintah tengah menyusun aturan pelaksana yang meliputi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai modal LPI, RPP tata kelola LPI, dan RPP perpajakan LPI.
 
Pemerintah menargetkan LPI bisa dibentuk pada awal 2021 seusia dengan target penyelesaian RPP-nya. Sementara itu, dana kelolaan dari LPI diharapkan bisa mencapai USD15 miliar atau tiga kali lipat dari modal awalnya sebesar USD5 miliar.
 
Promosi
 
Meski belum resmi terbentuk, pemerintah terus melakukan strategi marketing dan promosi kepada negara lain untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir, misalnya, sudah berkunjung ke beberapa negara menawarkan SWF.
 
Bahkan di awal Desember ini, Luhut dan Erick yang melakukan kunjungan ke Tokyo, Jepang, menyatakan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi berkomitmen untuk memberikan pendanaan melalui SWF Indonesia. JBIC siap mendukung pendanaan SWF Indonesia sebesar USD4 miliar atau Rp57 triliun.
 
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan komitmen yang disampaikan oleh Gubernur JBIC tersebut akan segera ditindaklanjuti di tingkat teknis dan harapannya investasi JBIC dapat mulai masuk ke Indonesia pada kuartal pertama 2021.
 
"Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur SWF Indonesia akan selesai pada pertengahan Desember ini dan tentunya PP tersebut tentunya akan semakin percepat pembentukan lembaga dana abadi Indonesia”, imbuh Erick.
 

Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan