Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Pandemi dan Arah Transformasi Digital

Angga Bratadharma • 23 Agustus 2021 13:12
TIDAK ada yang menyangka saat ini membeli kebutuhan pokok seperti beras, telur, sayuran, daging, hingga perabotan rumah tangga bisa dilakukan dari rumah hanya melalui telepon genggam yang terkoneksi dengan internet. Kecanggihan teknologi sekarang tentu tak terbayangkan pada 10 sampai 15 tahun lalu.
 
Namun begitulah teknologi. Berkembang sangat pesat dan seakan tak terbendung. Perkembangan yang pesat tak hanya menghilangkan jarak dan waktu, namun juga membantu perekonomian masyarakat dan pemerintah. Karenanya tak salah jika digitalisasi sangat diperlukan terutama di saat pandemi covid-19 masih belum kunjung berakhir.
 
Dengan digitalisasi, mobilitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bisa ditekan. Tentu dampak positifnya adalah bisa menekan penyebaran covid-19. Selain itu, digitalisasi juga menyokong aktivitas bisnis dan dunia usaha yang imbasnya berdampak positif terhadap iklim investasi di Indonesia.

Bahkan, mega tren ekonomi digital dan teknologi akan terus berkembang sebagai ekonomi baru setidaknya hingga 2030. Hal ini Terlihat dari outlook ekonomi global, perkembangan pasar modal, serta kenaikan industri ekonomi digital dan e-commerce.
 
Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pertumbuhan ekonomi digital diramal meroket 800 persen atau delapan kali lipat di 2030. Adapun e-commerce digadang-gadang memiliki peran paling besar dengan kontribusinya dan mencapai 34 persen. Sementara B2B sebesar 13 persen, dan health-tech delapan persen.
 
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir mengatakan besarnya pertumbuhan ekonomi digital didorong oleh adanya pandemi covid-19. Pandemi membuat adaptasi tren konsumsi digital lebih cepat lima tahun dari yang diperkirakan pada industri edukasi, logistik, e-commerce, health-tech, asuransi, dan transaksi investasi.
 
Pandemi dan Arah Transformasi Digital
 
"Melengkapi para pelaku usaha ritel tradisional, keberadaan e-commerce kini mulai mengambil porsi yang cukup besar, hingga 10 persen dari total pasar ritel yang mencapai USD300 miliar," ujar Pandu.
 
Hal itu yang akhirnya membuat beberapa perusahaan terkait ekonomi digital seperti e-commerce saat ini menjalani proses penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO), sehingga semakin meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal. Kondisi tersebut selaras dengan berkembangnya angka investor di pasar modal Indonesia.

 
Berdasarkan data BEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) secara angka tahun ke tahun (yoy) terkait investor pasar modal nasional tercatat meningkat sebesar 93 persen menjadi 5,82 juta hingga periode Juli 2021. Diharapkan kondisi ini bisa memberi efek positif terhadap industri pasar modal di Tanah Air.
 
Head of Investment and Advisory Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo menjelaskan, salah satu indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan-perusahaan dengan inovasi teknologi yang menjadi bagian dari ekonomi baru adalah dari performa NYSE R&D Innovation Index yang telah bertumbuh sebesar 449 persen, jauh di atas performa Nasdaq Index.
 
 

Akselerasi transformasi digital
 
Pemerintah pun menyadari keberadaan pandemi covid-19 telah mengakselerasi transformasi digital di Indonesia. Hal itu yang membuat pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana untuk mengubah seluruh dokumen ke digital dengan jangka waktu minimal tiga tahun dari sekarang.
 
"Tanda tangan akan menjadi digital. Kebijakan ruang kerja yang digital dan lebih fleksibel. Kemudian kita dilanda pandemi dan tidak bisa ke kantor, lalu kita harus berubah secepatnya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

 
Sebelum pandemi, pemerintah sebelumnya sudah bersiap untuk revolusi industri 4.0 dan memastikan masyarakat siap menghadapinya. Apalagi dengan adanya ekonomi digital yang memengaruhi kehidupan masyarakat, artificial intelligence mengambil alih banyak pekerjaan.
 
"Masyarakat tidak memiliki kesiapan yang sama untuk transformasi digital. Mereka tidak seharusnya menggunakan teknologi untuk kegiatan konsumtif namun lebih produktif atau bahkan menciptakan katalisator untuk inovasi dan produktivitas," ungkap dia.
 
Untuk itu, pemerintah mulai melakukan reformasi bidang pendidikan. Tujuannya adalah agar masyarakat menjadi pemain daripada hanya penerima pasif dari perubahan teknologi ini. Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan konektivitas.
 
"Infrastruktur sangat penting. Jadi kami menginvestasikan banyak pada infrastruktur digital. Kami membangun palapa ring untuk konektivitas yaitu satelit sepanjang 12.140 km agar kami dapat terhubung, terutama kota dan kabupaten yang belum terhubung dengan kualitas yang baik akan dapat terhubung," tuturnya.
 
Dukung pemulihan ekonomi nasional
 
Perry Warjiyo selaku nakhoda utama Bank Indonesia (BI) mengaku siap mendukung transformasi digital di tengah pandemi covid-19. Dalam hal ini, kebijakan sistem pembayaran BI akan terus diarahkan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional dan mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi, serta keuangan yang inklusif, aman, dan efisien.
 
"Transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Juli 2021 terus tumbuh seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan pembayaran digital, dan akselerasi digital banking," ujar Perry.
 
Adapun nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada Juli 2021 meningkat 57,71 persen (yoy) mencapai Rp25,4 triliun. Nilai transaksi digital banking juga tumbuh 53,08 persen (yoy) menjadi Rp3.410,7 triliun. Bahkan, volume transaksi digital banking meningkat sebesar 56,07 persen (yoy) mencapai 649,8 juta transaksi.
 
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit tercatat Rp642,3 triliun, tumbuh 6,84 persen (yoy), seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. BI siap terus mendorong peningkatan transaksi nontunai, termasuk perluasan merchant Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
 
"Perluasan merchant QRIS dilakukan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJSP) untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital," sebutnya.
 
 

 
Kunci peluang usaha
 
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan ada peluang usaha dan potensi penciptaan lapangan kerja yang dapat dimanfaatkan di masa pandemi covid-19. Peluang tersebut terbilang besar dan perlu dioptimalkan guna bertahan dan meningkatkan daya saing.
 
Di antaranya, jelas Sandiaga, perkembangan ekonomi digital yang dimulai dari pengembangan aplikasi, permainan daring, pertemuan daring, hingga bisnis daring atau e-commerce yang bertumbuh hingga 80 persen sejak pandemi mewabah di Indonesia. Menurutnya pandemi mengakibatkan adanya efisiensi.
 
"Bayangkan lebih dari 3.000 orang mengikuti acara ini dengan kualitas seperti ini (baik), bahwa interaksinya ini bisa one on one. Ini adalah kualitas dari interaksi yang timbul akibat pandemi," ungkapnya.
 
Dia menyatakan, penggunaan aplikasi pertemuan daring seperti Zoom dapat memudahkan setiap orang untuk hadir tanpa terbatas jarak dan ruang. Penggunaan aplikasi diakuinya menambah kualitas seminar, di antaranya memudahkan presentasi lewat file, foto, video, hingga komunikasi antara pembicara dengan peserta.
 

Pandemi covid-19 harus dijadikan momentum pengembangan ekonomi kreatif digital mengingat melimpahnya potensi digital di Tanah Air. Seperti data yang menyebutkan lebih dari delapan juta unit usaha kreatif di Indonesia sudah masuk dalam ekosistem digital. Selain itu, pengguna internet kini mencapai 160 juta orang dengan persentase 59 persen pengguna media sosial.
 
"Milenial mendominasi, hal ini menjadikan bonus demografi nyata," tutur dia.
 
Berdasarkan hal tersebut, pihaknya terus mendorong ekonomi kreatif digital dalam membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) nasional. Di antaranya melalui peningkatan sumber daya manusia guna menciptakan produk yang memiliki nilai dan berdaya jual tinggi.
 
"Peluang wirausaha muda ada di depan mata, dan saya yakin kalian semua berpeluang menjadi pengusaha sukses," jelas dia.
 
Tingkatkan produktivitas masyarakat
 
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim, pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. "Pada 2020, nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai lebih dari Rp253 triliun. Nilai ini diperkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun di 2021," ungkap Jokowi.
 
Menurut dia, partisipasi dalam ekonomi digital ini sangat penting karena potensinya yang sangat besar dan mempermudah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk masuk ke rantai pasok global. Jokowi mengatakan, digitalisasi UMKM yang masuk ke aplikasi perdagangan elektronik dan lokapasar (marketplace) jumlahnya terus bertambah.
 
"Sampai Agustus tahun ini, sudah lebih dari 14 juta UMKM atau 22 persen dari total UMKM yang sudah bergabung dengan aplikasi perdagangan elektronik," jelasnya.
 
Oleh karena itu, perluasan akses pasar bagi produk-produk dalam negeri menjadi perhatian serius pemerintah. Program "Bangga Buatan Indonesia" terus digencarkan, sembari meningkatkan daya saing produk lokal dalam kompetisi global.
 
Pemerintah dalam program digitalisasi UMKM di 2024 membidik target 30 juta pelaku UMKM terhubung dengan ekosistem digital. Langkah ini seiring dengan pasar digital Indonesia pada 2025 yang meroket hingga bernilai USD124 miliar.
 
Digitalisasi UMKM penting dilakukan mengingat peran dan kontribusinya terhadap ekonomi negara atau Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun. UMKM juga mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan