Ilustrasi. FOTO: MI/ANGGA YUNIAR
Ilustrasi. FOTO: MI/ANGGA YUNIAR

Resesi, Belum Tentu Kondisinya Sangat Buruk

Angga Bratadharma • 23 September 2020 10:18

"Bank Indonesia melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
 
Stimulus Percepat Pemulihan Ekonomi
 
Sementara itu, pengamat ekonomi Ibrahim Assuaibi memandang gelontoran stimulus dan bantuan yang diberikan pemerintah bisa mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Bahkan ekonomi nasional untuk keseluruhan tahun ini bisa membaik di nol persen.
 
"Secara keseluruhan tahun kemungkinan besar (pertumbuhan ekonomi) kita itu antara minus dua sampai nol persen. Perbaikan datanya terjadi di kuartal keempat karena bantuan-bantuan pemerintah itu," ujar Ibrahim.

Ibrahim yang juga menjabat sebagai Direktur PT TRFX Garuda Berjangka ini merinci proyeksinya, kuartal III-2020 perekonomian Indonesia berada di kisaran minus dua persen hingga minus satu persen. Ekonomi nasional di kuartal ketiga ini lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yang terkontraksi hingga minus 5,32 persen.
 
Kemudian pada kuartal IV-2020 ekonomi Indonesia diramal akan tumbuh positif dua persen. Hal ini didorong oleh bantuan dan stimulus lanjutan yang diberikan pemerintah, sehingga mengungkit daya beli dan konsumsi masyarakat sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.
 
"Sehingga keseluruhan di 2020 ini ekonomi Indonesia bisa nol persen. Kalau Produk Domestik Bruto (PDB) di 2020 itu nol persen, itu sudah hebat karena berhasil tidak negatif di tengah pandemi covid-19 ini," jelasnya.
 
Melesat 6,2% di 2021
 
Usai 'babak belur' di sepanjang 2020, ekonomi Indonesia diperkirakan melesat di 2021. Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 6,2 persen pada 2021. Namun, PDB Indonesia masih akan dipengaruhi efektivitas penanganan pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi.
 
"Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di kawasan ASEAN, proses pemulihan Indonesia akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi kawasan secara keseluruhan," kata Direktur Regional ICAEW, Tiongkok Raya dan Asia Tenggara Mark Billington.
 
Menurutnya pemulihan ekonomi selama paruh kedua 2020 akan bervariasi di kawasan Asia Tenggara, meski aktivitas ekonomi berangsur normal. Hal tersebut bergantung pada pelonggaran kebijakan pembatasan sosial dan peningkatan permintaan ekspor masing-masing negara.
 
"Laju pertumbuhan di kawasan diperkirakan akan menyusut sebesar 4,2 persen di 2020 dan Indonesia menyusut 2,7 persen pada 2020," ujarnya.
 
Adapun tingkat keberhasilan penanganan covid-19 di sejumlah negara di ASEAN seperti Indonesia, Singapura, Filipina, dan Malaysia akan memperbesar disparitas dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
 
"Meski ekonomi setiap negara menderita akibat krisis, struktur ekonomi kawasan ASEAN yang unik menunjukkan krisis memberikan dampak yang berbeda di setiap negara. Pada akhirnya, negara-negara yang berhasil mengendalikan wabah dan kembali melanjutkan aktivitas ekonomi mereka akan dapat bangkit lebih cepat daripada negara lain di kawasan ini," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan