Anehnya, sepak bola tetap mendapat tempat spesial di dunia. Kabarnya, sepak bola berada di urutan keempat dalam daftar olahraga paling diminati di dunia. Si kulit bundar hanya kalah dari rugby khas Amerika Serikat (NFL), hoki NHL, dan bola basket NBA.
Berkat sepak bola yang dianggap membosankan pula sebuah negara bisa meruap keuntungan besar. Tengok pendapatan Brasil hasil dari menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014. Ketika itu, Kementerian Olahraga Brasil sesumbar perekonomian negaranya tumbuh hingga 70 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp826,5 triliun).
Selain itu, Brasil juga dikabarkan mendapat pemasukan pajak sebesar 40 juta dolar AS (sekitar Rp472,4 miliar) dan didatangi 600 ribu turis asing yang menghadirkan uang tambahan sebesar 2,5 juta dolar AS (sekitar Rp29,5 miliar) untuk industri pariwisata di sana selama Piala Dunia berlangsung.
Toh, efek besar sepak bola tak hanya soal urusan materi. Setelah ditelisik, si kulit bundar juga memberikan pengaruh besar secara positif dan negatif hingga ke urusan sosial serta kehidupan berumah tangga.
Presiden Indonesia, Joko Widodo bahkan menyadari hal itu. Selama ini, ia tahu kalau kecintaan masyarakat Indonesia terhadap klub sepak bola bisa memicu pertengkaran dalam keluarga.

Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap klub-klub asal Eropa memang sangat besar. Bahkan saking fanatik, fan Juventus dan Real Madrid di tanah air pernah terlibat keributan usai nonton bareng (nobar) semifinal Liga Champions 2014--2015, 13 April 2015. Lantaran terlalu menghebohkan, kejadian tersebut sampai menarik perhatian sejumlah media massa Inggris. Salah satunya Mirror.
"Kami memang kecewa saat tim kalah dan antusias ketika klub favorit menang. Namun, kami yakin tak menggunakan alasan ini sebagai pembenaran untuk merusak sebuah arena olahraga," sindir Mirror lewat artikel berjudul 'Fans Juventus dan Real Madrid memulai kerusuhan besar usai semifinal Liga Champions - di Indonesia'.
Pengaruhi Kesuburan
.png)
Dari kebahagiaan itu, sepak bola ternyata memunculkan pengaruh besar terhadap kehidupan berumah tangga masyarakat dunia. Fakta itu terkuak setelah lembaga riset asal Inggris meneliti pengaruh yang ditimbulkan Piala Dunia 2006 terhadap tingkat populasi di Jerman.
Hasilnya cukup mencenangkan. Menurut hasil penelitian, rasa bahagia melihat Der Panzer bermain rancak selama Piala Dunia 2006 membuat kualitas testosteron pria Jerman membaik. Seperti dilansir Bleacherreport, kondisi itu membuat tingkat kelahiran di Jerman meningkat 30 persen setelah sembilan bulan Piala Dunia 2006 berakhir. Dari hasil survey yang dilakukan juga menemukan fakta bahwa kebahagiaan dari Piala Dunia 2006 membuat keinginan masyarakat Jerman melakukan hubungan intim jadi meningkat.

Beragam catatan menarik itu memunculkan satu kesimpulan. Sepak bola memang tak selalu menghadirkan banjir gol seperti halnya di NBA atau NFL. Namun satu gol dari olahraga ini sudah cukup memberikan efek besar yang membuat antarfan bisa berseteru serta menumbuhkan rasa sayang di antara sepasang kekasih atau suami-istri.
Kemeriahan di dunia sepak bola bakal tersaji dalam waktu dekat. Secara global pencinta si kulit bundar bakal dihibur oleh Piala Eropa 2016. Sedangkan ruang lingkup domestik ada Indonesia Super Competition.
Sebagai penggemar sepak bola, kita tentunya tidak perlu pusing-pusing menganalisis untung rugi dari dua turnamen tersebut. Sebaiknya, mari kita menikmati pertandingan karena ini bakal menjadi sebuah pesta besar yang mungkin saja memengaruhi kehidupan berumah tangga Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(HIL)