Saat ini, Timnas Indonesia tengah berproses mencari pelatih Timnas Indonesia dan sudah mengantongi dua nama dari lima kandidat yang dibidik PSSI. Pengerucutan dilakukan setelah PSSI melakukan beberapa wawancara di Eropa pada beberapa waktu lalu.
Dari lima nama tersebut, ada empat pelatih yang sudah sesuai dengan undangan wawancara. Hasilnya dua nama menjadi pertimbangan dan dinilai mendekati kriteria sesuai keinginan federasi. Baca juga PSSI Tunda Kongres Biasa
“Target kami, pelatih itu harus all-out. Artinya mereka harus lebih banyak berada di Indonesia daripada di negaranya. Harus punya pengalaman bagus meloloskan tim ke Piala Dunia, kalau perlu tinggal bersama keluarganya di Indonesia,” ujar anggota Komite Eksekutif PSSI Endri Erawan di Jakarta, Selasa kemarin.
Tidak hanya fokus pada Timnas saja, PSSI menuntut kontribusi calon pelatih bagi perkembangan sepak bola nasional. Baca juga Takluk dari Thailand, Timnas Putri Indonesia Gagal Bawa Pulang Medali
“Harus berkontribusi ke pelatih lokal. Kalau ada kegiatan lisensi pelatih juga turut mengisi kursus. Harus dekat dengan klub Liga 1 dan Liga 2. Filosofi sepak bolanya harus ditularkan ke pelatih Indonesia, supaya pemain tidak canggung lagi saat ke Timnas,”tambahnya
Endi menegaskan jika persamaan visi menjadi nilai penting dan vital dalam menentukan pelatih baru Timnas Indonesia.
“Filosofi sepak bola Indonesia harus satu visi dengan proyek Timnas. Mudah-mudahan bisa kita dapatkan. Semua sudah saya laporkan ke Ketum (Erick Thohir) yang sedang fokus SEA Games. Setelah itu akan ada rapat Exco bersama ketum. Mudah-mudahan bulan ini atau paling lambat bulan depan pelatih bisa diumumkan,” ujarnya.
Syarat ditetapkan PSSI dalam bentuk evaluasi dari pengalaman lalu. Federasi menilai sejumlah pelatih asing dahulu tidak maksimal dan kerap pulang ke negara asal saat tidak memiliki agenda bersama Timnas.
PSSI berharap hadirnya pelatih asing tidak hanya menangani tim pada saat pertandingan saja, namun melakukan transfer ilmu secara lebih lanjut kepada beberapa pelatih lokal lainnya sehingga mampu berkembang.
“Dari empat nama yang diwawancarai, ada yang gugur karena tidak hadir atau tidak sanggup. Itu sudah dianggap gugur secara kualifikasi. Yang kami perhitungkan adalah pelatih harus punya persiapan matang dan program kerja yang baik. paling penting, harus tinggal di Indonesia,” kata Endri.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji tegas mengatakan keterlibatan pelatih lokal sudah mutlak dalam proyek Timnas Indonesia kedepannya.
“Yang terpenting, pelatih senior ini harus menerima asisten dari pelatih lokal untuk bergabung. Itu sangat penting. Kalau tidak ada keterwakilan, transfer ilmu tidak akan berjalan,” kata Sumardji.
“Paling tidak harus ada dua orang pelatih lokal yang terlibat. Kami butuh pelatih yang benar-benar menimba ilmu. Contohnya Coach Nova. Saat itu kami minta coach Shin Tae-yong, Alhamdulilah Coach Nova terus berkembang. Ke depan harus tetap upgrade untuk berprestasi,” tutupnya. (Victor Rodam Matrano)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News