Rasa lelah usai menempuh perjalanan panjang dari Bandung dengan menempuh perjalanan darat pun seakan terlupakan. Energi mereka kembali terpulihkan. Rasa penat yang mengiringi perjalanan lantaran harus menguras tabungan, hingga menjual barang-barang kesayangan pun tak lagi terpikirkan. Yang penting Fun!
Suar merah pun langsung menyala, tak peduli benda itu haram di sepak bola. Sukacita dan tangis haru bercampur aduk, memecah penantian panjang, 19 tahun!
Wajar jika bobotoh menyambut sukses ini dengan luar biasa. Selain mengakhiri penantian panjang, sukses ini juga diraih dengan perjuangan yang tidak mudah.

(Euforia bobotoh merayakan Persib juara/MTVN)
Ya, puluhan ribu fan Persib yang membuat Jakabaring jadi seperti Jalak Harupat, sempat dibuat "ngilu" ketika Ian Louis Kabes membawa Persipura unggul saat pertandingan baru masuk menit kelima.
Jantung mereka harus kembali berdegup kencang ketika Boaz Solossa membawa Persipura yang bermain dengan 10 pemain, menyamakan kedudukan 2-2 pada 10 menit terakhir pertandingan, dan memaksa laga berlanjut ke perpanjangan waktu.
Bayangan kegagalan pun sempat menyeruak, apalagi jika melihat sang juara bertahan dari Ujung Timur Indonesia, mendominasi sisa laga. Ini belum ditambah dengan kartu merah yang diterima bek andalan, Vladimir Vujovic yang membuat Manajer Persib, H. Umuh Muchtar sewot.

(Vladimir Vujovic mencium trofi juara ditemani putrinya/MTVN)
Tapi, semua pengorbanan itu akhirnya terbayar tuntas saat sepakan Achmad 'Jupe' Jufriyanto gagal dibendung Dede Sulaiman. Persib mengakhiri pertarungan dramatis atas Persipura di babak adu penalti. Uang 2,5 miliar pun berhak masuk kas.
Seluruh awak tim langsung berhamburan ke lapangan. Ada yang meloncat-loncat dengan penuh sukacita, namun, tak jarang juga yang menangis karena akhirnya mereka bisa mewujudkan impian bobotoh melihat tim kesayangannya kembali juara. Djadjang Nurdjaman sebagai otak di balik sukses ini pun dielu-elukan, dilempar ke udara beberapa kali.
Atep tak malu menangis sesegukan di hadapan ribuan fan di tribun sambil berlari dengan membentangkan bendera kebesaran Persib. Enam tahun pengabdiannya akhirnya berakhir dengan juara.
Umuh Muchtar juga seakan lupa bahwa dirinya sudah berumur, 66 tahun. Dia ikut berlari keliling lapangan, berteriak, dan mengangkat trofi juara, sampai-sampai suaranya habis.

(Umuh Muchtar & Ferdinand Sinaga merayakan gelar juara/MTVN)
Meski begitu, Umuh sempat mengatakan bahwa pihak klub akan memberikan bonus satu milar, di luar uang hadiah 2,5 miliar. Secara pribadi, dia juga siap memberangkatkan para pemain yang beragama Islam untuk umroh ke tanah suci.
Dari atas tribun kehormatan, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Walikota Bandung, Ridwan Kamil dan artis yang sekaligus Wakil Direktur dari PT. Persib Bandung Bermartabat, M. Farhan juga larut dalam euforia di lapangan, menutup malam indah di Kota Pempek.
Di kota Kembang, euforia juga pecah. Sudut-sudut kota dipenuhi warga yang meloncat kegirangan usai menyaksikan pertandingan lewat televisi. Konvoi-konvoi kendaraan dan pesta kembang api pun menghangatkan dinginnya malam hingga menjelang fajar.
Tak puas berpesta semalaman, Sabtu siangnya ribuan bobotoh memadati pangkalan Udara TNI AU Husein Sastranegara, Bandung. Lautan biru memadati jalan-jalan menuju Lanud untuk menyambut skuat Persib yang menumpang pesawat militer jenis Fokker CN295.
Sorak-sorai bobotoh pecah ketika Atep muncul dengan memamerkan trofi juara, dengan didampingi Firman Utina dan Konate Makan, yang kemudian diikuti turunnya sejumlah pemain lain. Rombongan pemain yang menggunakan bus kemudian menuju ke mess pemain di Jalan Ahmad Yani dengan diiringi klakson, serta pedal gas dari motor-motor bobotoh yang mengiringinya. Imbasnya, kota Bandung hari itu macet total.
Sehari berselang, puncak perayaan akhirnya digelar. Kang Emil, yang sudah menunaikan nazarnya dengan menggunduli rambutnya, memfasilitasi untuk melakukan arak-arakan yang berpusat di lapangan Gasibu. Pesta pun kembali digelar.

(Arak-arakan skuat Persib di Bandung/ANTARA FOTO/PR/Dede Iman)
Akan tetapi, tak semua bobotoh merasakan euforia. Sejumlah bobotoh yang berencana ikut merayakan momen langka ini justru harus menelan kecewa. Mereka yang datang dari luar Kota, khususnya melewati Jakarta, mendapatkan serangan dari sejumlah oknum yang disebut-sebut suporter Persija di tengah jalan. Bus yang mereka tumpangi rusak parah, dan beberapa dari mereka bersimbah darah dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Telepas dari insiden tersebut, Persib memang pantas merayakan sukses mereka ini dengan luar biasa, lantaran sudah menunggu hampir dua dekade. Akan tetapi, tentunya hasil ini bukan untuk membuat pemain berpuas diri, mereka harus menjadikan prestasi ini pelecut untuk lebih baik lagi ke depannya.
Apalagi, musim depan Persib akan ambil bagian di kompetisi level Asia -entah itu Liga Champions Asia atau AFC Cup. Jika tidak mempersiapkan diri dengan baik, jangan harap bisa meraih hasil lebih baik, mempertahankan apa yang sudah diraih saja bakal sangat sulit..!!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)