
Sekitar 914 hari pelatih asal Portugal itu harus menunggu untuk bisa mengangkat piala kejuaraan. Terakhir ia merasakan nikmatnya menjadi juara ketika membawa Real Madrid memenangi Piala Liga pada tahun 2012.
"Saya malam ini memang seperti anak kecil. Tidak apa-apa saya seperti anak kecil karena saya ingin menikmati keberhasilan ini," kata Mourinho jujur.
Sebagai pelatih termahal di dunia tentu Mourinho harus membuktikan bahwa dirinya bertangan midas. Sentuhan emas bagi seorang pelatih diukur dari keberhasilannya untuk membawa tim asuhannya menjadi yang terbaik.
Tahun lalu ketika kembali ke Chelsea, Mourinho gagal menunjukkan kehebatannya itu. Chelsea gagal untuk meraih satu gelar pun di musim tahun lalu.
Kegagalan itu merupakan sebuah pukulan berat bagi Mourinho yang dikenal sebagai pelatih hebat. Itu pernah ia buktikan ketika pertama kali ditunjuk menangani FC Porto, kemudian Chelsea ketika pertama kali dikontrak Roman Abramovic, dan Real Madrid.
Mourinho terlihat tegang menghadapi musim kompetisi kali ini. Itu terlihat dari perangainya di kompetisi Liga Inggris yang penuh kontroversi. Beberapa kali ia mendapat peringatan dari Football Association (FA) karena kritiknya terhadap wasit ketika tim asuhanya gagal meraih kemenangan.
Walaupun sekarang Chelsea memimpin lima poin dari juara bertahan Manchester City, namun Mourinho belum merasa tenang. "Masih ada 12 pertandingan yang harus kami lalui dan kami harus menghadapi lawan-lawan yang berat," aku pelatih asal Portugal itu.
Mourinho merasa lebih tenang ketika John Terry dan kawan-kawan mempersembahkan gelar bagi dirinya. Chelsea lepas dari ketegangan pertama setelah menundukkan Tottenham Hotspur 2-0 pada final Piala Liga di Stadion Wembley.
Mourinho sampai guling-guling di lapangan begitu Chelsea dipastikan memenangi kejuaraan. Kesukacitaan sang pelatih jauh tampak lebih tinggi dari para pemain yang berjuang di lapangan.
"Saya sangat menginginkan gelar ini, sebab itulah ukuran keberhasilan bagi seorang pelatih. Piala ini penting bagi saya, penting bagi anak-anak, dan juga penting bagi klub," ujar pelatih berusia 52 tahun ini.
Satu lagi yang menjadi kepuasan Mourinho, tim yang memenangi kejuaraan ini boleh dikatakan merupakan tim bentukan barunya di Chelsea. Memang ada tiga pemain yang pernah bersamanya seperti Terry, Peter Chech, dan Didier Drogba. Namun selebihnya praktis pemain-pemain baru.
"Lihat pemain berusia 20 tahun dari Prancis, Kurt Zouma. Ia bermain luar biasa sebagai bek tengah. Ia adalah Marcel Desailly yang baru," puji Mourinho.
Menurut pelatih asal Portugal itu, tidak mudah bermain sebagai bek tengah. Ia harus menghadapi tekanan langsung dari depan dan ancaman itu datang dari semua penjuru. Seorang bek tengah harus bertindak cepat dan mengambil keputusan cepat.
"Zouma berlatih keras selama sepekan terakhir ini dan ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik," puji Mourinho lagi.
Tidak Ada Jaminan
Mourinho memberi pelajaran bahwa kita harus terus berupaya untuk menjadi yang terbaik. Tidak boleh ada sikap puas diri dan tugas dari semua pihak mulai dari pemilik klub, pelatih, dan pemain untuk selalu memacu diri menuju puncak yang lebih tinggi.
Kedua, tidak ada perjalanan yang mudah untuk menjadi yang terbaik. Pelatih terbaik sekali pun bukan jaminan bahwa juara pasti akan bisa didapat. Pelatih sekelas Mourinho pernah puasa juara selama 914 hari.
Ketiga, tugas klub adalah menemukan bakat-bakat muda agar mampu membangun tim yang kuat. Mourinho tidak berhenti menugaskan pencari bakatnya untuk menemukan bakat muda agar bisa diasah menjadi pemain hebat.
Pada era dunia yang semakin terbuka, bakat muda itu ada di mana-mana. Mourinho mendapatkan anak muda dari Prancis, Kurt Zouma, yang kelak akan menggantikan posisi Terry, yang tidak lama lagi akan menjadi legenda.
Dibutuhkan kemauan dari pemilik klub untuk juga memiliki visi ke depan. Tugas dari klub untuk terus menyediakan infrastruktur yang memadai agar proses regenerasi dan pencapaian prestasi tidak pernah berhenti.
Investasi untuk membangun akademi sepak bola juga tidak bisa ditunda. Hampir semua klub di Eropa membangun akademi sepak bola yang memungkinkan mereka selalu mendapatkan bintang-bintang muda. Dengan itulah mereka akan terus mempertahankan prestasi tinggi.
Pemerintah kota tidak ketinggalan untuk ikut berkontribusi membesarkan klub. Mereka sadar bahwa keberhasilan klub untuk mengangkat piala akan juga mengharumkan nama kotanya. Bahkan lebih dari itu bisa menginspirasi anak-anak muda di kota itu untuk tidak kalah dalam meraih prestasi tinggi.
Mensana in corporesano, di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kita sangat membutuhkan itu karena terlalu banyak sudah di negeri ini yang jiwanya tidak lagi sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)