medcom.id, Brasilia: Arifin baru saja keluar dari bilik tempat pemungutan suara (TPS) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brasilia, Brasil. Wajahnya mengguratkan senyum.
 
Entah apa yang ada dibenaknya saat itu. Sesaat sebelum memasukan surat suara ke kotak, dia menoleh ke kiri karena sadar akan di foto. Dengan sedikit bergaya, staf KBRI itu mengacungkan kertas suaranya sebelum memasukannya ke dalam kotak dengan diiringi beberapa kilatan cahaya dari blitz kamera.
 
Dengan latar belakang layar besar bertuliskan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014 Brasilia , 6 Juli 2014, sepintas ia tampak seperti siluet tiga dimensi. Kepala rumah tangga Wisma Duta KBRI itu merupakan satu dari 44 warga negara Indonesia (WNI) yang melakukan pencoblosan Pemilihan Presiden (Pilpres) di TPS 1 KBRI di Brasilia, kemarin (Minggu, 6/7) waktu setempat.
 
TPS 1 merupakan satu-satunya TPS yang ada di seluruh Brasil. TPS itu berada di dalam gedung KBRI. Boleh jadi, tidak akan ada orang tahu bahwa di KBRI tengah diadakan pencoblosan, bahkan para penjaga kebun di KBRI sekalipun. Sebab tempatnya memang berada di tengah-tengah kantor.
 
Diungkapkan Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Brasil Mochammad Rizki Safary, pihaknya memang sengaja memilih memilih waktu pencoblosan pada hari libur (Minggu) karena disesuikan juga dengan jadwal pertandingan Piala Dunia 2014.
 
"Sesuai aturan, kita diperbolehkan melakukan pemungutan suara antara 4, 5 atau 6 Juli. Nah, kita memilih tanggal 6 karena selain hari libur juga hari itu tidak ada pertandingan. Jadi kita harapkan para pemilih bisa datang,” ujar Mochammad yang juga Minister Counsellor Ekonomi di KBRI.
 
Lebih lanjut, Mochammad menjelaskan bahwa pihak KBRI Brasil sendiri diberi kuota 317 suara plus tambahan 2% surat suara cadangan. Dengan tambahan 6 surat suara itu, total mereka punya 323 surat suara.
 
Dari jumlah tersebut, sebagian besar pemilihnya berada di luar Brasilia. Yang terbanyak adalah berasal dari Mogi das Cruz, luar kota Sao Paulo, yaitu sebanyak 93 orang. Adapun, di Brasilia terdapat 44 pemilih yang sebagian besar adalah anggota keluarga staf KBRI.
 
Karena sedikitnya jumlah pemilih itu pula, di Brasil hanya ada satu tempat pemungutan suara (TPS), yaitu di KBRI Brasilia. Meski begitu, kata Mochammad antusiasme WNI dalam Pilpres jauh lebih tinggi ketimbang pemilihan legislatif.
 
"Untuk penghitungan suara nanti akan dilakukan pada 9 Juli dan hasilnya akan dikirim ke KPU Indonesia pada 14 Juli. Termasuk mereka yang suara suaranya dikirim melalui pos. Jika surat suara mereka yang lewat pos tidak sampai pada 14 Juli, terpaksa dianggap tidak sah,” kata Mochammad lagi.
 
Karena Pilpres kali ini kebetulan bersamaan waktunya dengan Piala Dunia 2014, diakui Mochammad ada 128 WNI yang memberi informasi kedatangan mereka ke PPLN Brasil. Sayangnya, dari jumlah tersebut tidak semuanya yang mengajukan permintaan untuk melakukan pemilihan di Brasil. Pula pihak KBRI juga punya keterbatasan surat suara.
 
"Kalau mereka tidak ingin kehilangan hak pilih sebenarnya mereka bisa melapor jauh-jauh ke KBRI sehingga nanti akan dikirimkan surat suara melalui pos. Tapi ya itu, mungkin waiting list, lantaran surat suaranya terbatas ," tandasnya.
 
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Brasil Sudaryomo Hartosudarmo berharap siapapun yang terpilih sebagai Presiden Indonesia nantinya bisa membawa bangsa ini menjadi lebih baik dan lebih maju.
 
“Saya pikir kedua calon sama-sama tangguh. Kami di Brasil sudah melihat visi dan misi keduanya. Saya pikir rakyat sudah tahu siapa yang akan mereka pilih. Saya pribadi hanya berharap siapapun yang terpilih nanti, dialah yang terbaik untuk memimpin Indonesia. Seorang pemimpin yang amanah dan bisa mengantarkan bangsa menuju kesejahteraan,” ujarnya.
 
Diakui Sudaryomo, moment Piala Dunia 2014 memang menyita perhatian sebagian warga Indonesia , terutama di Brasil. Meski begitu dia percaya, para WNI di Brasil tidak akan menyia-nyiakan hak politik mereka.
 
"Saya pikir karena sudah jelas kandidat yang akan dipilih dan hanya ada dua pula jumlahnya, mereka lebih antusias untuk memilih," tandas Sudaryomo.
 
Berbeda dengan di Indonesia, suasana pada pencoblosan di KBRI tidak ramai. Meski begitu kondisi tersebut tidak mengurangi nuansa Pilpres. Hal itu terlihat dari antusiasme para anggota keluarga staf KBRI yang satu per satu mendatangi TPS. Laporan wartawan Media Indonesia Achmad Maulana dari Brasil
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News        
        
        
(ACF)    
    
    
                            
								
								
								
								
								
								
								
								
								
								
	
			        
			            