Indonesia dan Malaysia dijadwalkan bentrok dalam sebuah laga krusial di Stadion Shah Alam, Sabtu 26 Agustus pukul 20.45 waktu setempat atau pukul 19.45 WIB. Keduanya akan bertanding untuk menjalani semifinal SEA Games 2017.
Antusiasme kedua kubu suporter terbilang sangat besar terhadap laga tersebut. Mereka sama-sama fanatik dan tidak segan melakukan apapun untuk mendukung tim kesayangannya bertanding. Atas alasan itu, diaturlah pertemuan antara pihak suporter Tanah Air dengan timnas U-22.
Perwakilan suporter yang datang berjumlah enam orang, namun yang aktif berdiskusi hanya lima orang, yakni Mahfud, Agus Purwanto, Khoirul Mukhtarom, Luki dan Aditia Gilang Rhamadhani. Mereka mewakili seluruh pendukung yang berada di Negeri Jiran dengan sebutan Aliansi Suporter Indonesia di Malaysia.
"Sebenarnya aliansi ini dibentuk untuk mengantisipasi perpecahan antar suporter Indonesia di Malaysia. Kami terdiri dari banyak komunitas klub di Indonesia, misalnya Bonek Malaysia, K'Cong Malaysia, PSS Sleman, bahkan ada Spartak Padang juga," jelas Agus memperkenalkan aliansi yang dipimpinnya.
Jalannya pertemuan berlangsung santai dan kental dengan sikap saling respek dari kedua pihak. Perwakilan timnas cukup terbuka mengimbau para fan untuk menjaga nilai sportifitas, kemudian pihak suporter juga bisa bebas mengutarakan kendalanya saat mendukung timnas.
Dijelaskan Fanny, suporter dan para penggawa timnas memiliki tugas yang sama untuk menjaga ketertiban pertandingan. Oleh karena itu, sebisa mungkin sikap yang berbau provokatif jangan ditunjukkan ketika memberikan dukungan.
Terlebih lagi, lawan yang dihadapi Indonesia nanti adalah Malaysia yang merupakan tuan rumah SEA Games 2017. Jadi, sudah barang tentu pertandingan itu bakal berlangsung sensitif dengan jumlah suporter Malaysia yang lebih banyak.
Sejumlah kabar menyebutkan, suporter Indonesia hanya mendapat jatah sebanyak 10 ribu tiket saja untuk menyaksikan langsung laga di Stadion Shah Alam. Kondisi ini disinyalir bisa menjadi pemicu kerusuhan karena suporter Indonesia diyakini bakal mengerahkan massa lebih banyak lagi.
"Intinya dalam semifinal besok, saya dari sisi pemain berharap bisa menang. Tapi, dari sisi suporter juga ingin tetap sejuk. Jangan sampai kalian terprovokasi suporter lawan, karena kita cuma disediakan 10 ribu tiket saja. Tapi, saya sudah ketemu Waketum PSSI Joko Driyono untuk berkoordinasi dengan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) agar mendapat tiket tambahan," kata Fanny di Hotel Royale Chulan, Kuala Lumpur, Jumat (25/8/2017).
"Kemudian kalau tambahan tiket itu tidak berhasil, kalian juga tidak perlu kecewa. Pasalnya memang sudah tradisi jika tuan rumah berpihak kepada tim dari negaranya. Ketika kita menjadi tuan rumah, suporter kita juga hadir lebih banyak," tambahnya.
Selain membahas soal keterbatasan tiket, perwakilan suporter juga ikut membagi pengalamanannya saat menonton langsung dan bersebelahan dengan suporter Malaysia. Sadar kalah jumlah dan berada di negeri orang, mereka juga siap berkomitmen bahwa sebisa mungkin tidak akan terprovokasi dengan berbagai bentuk dukungan suporter Malaysia.
"Biasanya suporter Malaysia itu suka nimpuk-nimpuk kami dan menyanyikan lagu yang liriknya itu sangat menyindir. Tapi, polisi di sini sangat tegas apabila terjadi keributan. Oleh karena itu, kami lebih memilih tidak akan terprovokasi mau apapun itu caranya," ujar Mahfud.
Pada pengujung pertemuan, salah satu wakil suporter yang bernama Luki mendapat kesempatan untuk bertemu skuat timnas. Selain itu, Hansamu Yama yang absen kontra Malaysia juga menyempatkan diri mampir ke ruang pertemuan untuk sekadar bersalaman dan berfoto bersama.
Video:?Bima Sakti Minta Suporter Indonesia Jaga Kerukunan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)
