Samsung Galaxy Z TriFold menghadapi tantangan besar karena permintaan pasar yang lemah dan margin keuntungan tipis meski inovatif, dengan produksi awal sangat terbatas.
Samsung Galaxy Z TriFold menghadapi tantangan besar karena permintaan pasar yang lemah dan margin keuntungan tipis meski inovatif, dengan produksi awal sangat terbatas.

Tantangan Besar Samsung Galaxy Z TriFold

Lufthi Anggraeni • 16 Desember 2025 09:15
Jakarta: Samsung telah memperkenalkan Galaxy Z TriFold, ponsel lipat tiga pertama mereka yang mencuri perhatian karena inovasi desainnya. Namun, laporan terbaru mengungkap perangkat ini menghadapi 2 masalah yang berpotensi menghambat kesuksesan komersialnya.
 
Mengutip Phone Arena, perangkat yang menarik dari sisi teknologi ini dilaporkan menghadapi masalah permintaan rendah dan profitabilitas tipis. Samsung Galaxy Z TriFold diharapkan menjadi langkah besar berikutnya dalam evolusi smartphone lipat.
 
Perangkat ini menawarkan layar utama yang bisa dibuka menjadi 10 inci untuk pengalaman seperti tablet, dilengkapi dengan spesifikasi kelas atas seperti chipset Qualcomm Snapdragon 8 Elite dan RAM 16GB.

Meski demikian, realitas pasar menunjukkan bahwa tantangan untuk menjadikannya produk yang sukses secara luas masih cukup besar. Salah satu isu utama yang dihadapi Galaxy Z TriFold adalah harga jual yang tinggi.
 
Walaupun rumor awal sempat menyebut harga di bawah USD3.000, sekitar Rp41 juta, analis mengatakan perangkat tersebut kemungkinan akan dibanderol sekitar USD2.455 atau sekitar Rp33 juta untuk model dasar, masih sangat mahal untuk smartphone secara umum.
 
Banderol harga tinggi ini bukan tanpa alasan. Biaya produksi ponsel lipat tiga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lipatan tunggal biasa seperti Galaxy Z Fold 7 atau Galaxy Z Flip 7, terutama karena layar rumit dan mekanisme lipatnya.
 
Namun ironisnya, menurut sumber, harga yang relatif rendah dibandingkan dengan ekspektasi awal justru berarti Samsung berpotensi kecil memperoleh margin keuntungan signifikan dari setiap unit TriFold yang terjual.
 
Perangkat ini mungkin benar-benar “terlalu murah” untuk memperbaiki laba Samsung mengingat biaya produksinya yang sangat tinggi. Di luar masalah profit, ada juga kekhawatiran soal minat pasar yang sebenarnya terhadap perangkat TriFold.
 
Survei awal dan polling komunitas menunjukkan bahwa meskipun banyak pengguna menyatakan mereka mungkin atau berpotensi membeli Galaxy Z TriFold, persentase pengguna yang benar-benar yakin untuk melakukan pembelian menurun drastis ketika harga menjadi faktor utama.
 
Selain itu, jumlah produksi awal perangkat ini dilaporkan sangat terbatas, hanya sekitar 20.000 hingga 30.000 unit di seluruh dunia untuk fase peluncuran pertama, menjadi indikasi bahwa Samsung sendiri masih mengukur minat konsumen terhadap bentuk inovatif ini sebelum memutuskan alokasi sumber daya produksi lebih besar.
 
Kondisi ini menunjukkan bahwa meski ada hype dan antisipasi terhadap ponsel lipat tiga, kemungkinan pembelian secara massal oleh konsumen masih jauh dari pasti, terutama di luar pasar tertentu seperti Korea Selatan, China, dan Uni Emirat Arab, dengan perangkat ini berpotensi akan tersedia lebih dulu.
 
Sebagai pengingat, Samsung telah lama menjadi pelopor di pasar ponsel lipat, melalui seri seperti Galaxy Z Fold 7 dan Galaxy Z Flip 7 yang kini cukup sukses di segmen premium. Seri tersebut bahkan disebut sebagai model lipat paling matang dan populer di pasar.
 
Namun, Galaxy Z TriFold merupakan konsep baru yang belum benar-benar teruji secara luas. Samsung dikabarkan menyadari risiko ini, sehingga peluncuran TriFold dilakukan dalam jumlah sangat terbatas dan ditujukan sebagai produk eksperimental.
 
Dalam beberapa wawancara sebelumnya, eksekutif Samsung juga mengindikasikan bahwa perusahaan masih menjajaki permintaan dan fungsi nyata dari form factor lipat tiga sebelum menentukan strategi jangka panjangnya.
 
Jika permintaan cukup kuat, Samsung baru akan mempertimbangkan ekspansi produksi atau generasi berikutnya. Kendati Samsung terus bereksperimen di ujung inovasi teknologi, pasar smartphone secara keseluruhan dinilai belum siap secara luas untuk perangkat lipat tiga dalam jumlah besar.
 
Bahkan di kategori foldable lebih mapan, hanya memiliki dua lipatan, perangkat seperti Galaxy Z Fold dan Flip masih berada pada ceruk kecil pasar, diperkirakan kurang dari 3% dari total penjualan smartphone global dalam beberapa tahun ke depan.
 
Selain itu, perangkat seperti Galaxy Z TriFold juga menghadapi kompetisi yang semakin ketat dari merek lain yang mulai memperkenalkan form factor unik atau teknologi foldable karya mereka. Hal ini berarti Samsung perlu berhati-hati dalam menentukan strategi harga, jumlah produksi, serta area peluncuran agar tidak menanggung risiko inventaris tinggi tanpa permintaan kuat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan