Akun Facebook Agnesia Putri turut membagikan klaim tersebut pada Kamis, 30 September 2021. Akun itu mengunggah gambar ilustrasi seoarang wanita berdiri dengan satu kaki lalu disertai narasi sebagai berikut:
"STROKE DAN DEMENSIA
angkat kaki sehingga pinggul sejajajar dengan lantai dan mulai timer. Jika dapat berdiri seperti ini selama 20 menit atau lebih, itu berarti memiliki risiko minimal terkena stroke atau demensia. Dan sebaliknya, jika kalian kesulitan menjaga keseimbangan dengan satu kaki, itu mungkmin mengindikasikan masalah dengan pembuluh otak"
Benarkah demikian? Berikut cek faktanya.
![[Cek Fakta] Berdiri dengan Satu Kaki selama 20 Detik Dapat Deteksi Stroke? Begini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Cek%20Fakta%20Deteksi%20Stroke%20Hoaks.png)
Penelusuran:
Dari hasil penelusuran tim Cek Fakta Medcom.id, klaim bahwa cara mendeteksi stroke dengan berdiri menggunakan satu kaki selama 20 detik adalah salah. Faktanya, klaim ini dibantah para ahli.
Merujuk artikel dari American Heart Association berjudul "Ability to balance on one leg may reflect brain health and stroke risk", dimuat pada 18 Desember 2014, menjelaskan para ahli kesehatan mengatakan bahwa berdiri dengan satu kaki bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis stroke. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa berjuang untuk menyeimbangkan dengan satu kaki selama 20 detik tidak berkaitan dengan peningkatan risiko kerusakan pembuluh darah kecil di otak dan penurunan fungsi kognitif
Hal serupa diungkapakan seorang dokter di Institut Neurologis Thailand Dr Chonpivat Treepong. Dia mengatakan berdiri dengan satu kaki bukan metode yang akurat untuk mendiagnosis kondisi otak dan bukan yang digunakan dokter untuk mendiagnosis masalah otak. Ketidakmampuan berdiri dengan satu kaki bisa jadi akibat masalah sendi atau saraf. Oleh karena itu, tes ini bukan cara yang akurat untuk menguji apakah seseorang memiliki masalah otak.
"Diagnosis stroke membutuhkan lebih dari satu kriteria. Hanya mengandalkan satu metode saja bisa menyebabkan kesalahpahaman besar". jelasa Treepong seperti dilansir AFP.
Gejala yang paling menonjol di antara pasien stroke termasuk kesulitan berbicara, Bell's palsy - kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi wajah - dan kelemahan lengan dan kaki, katanya.
“Jika Anda mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit terdekat.”
Dr Tassanee Tantirittisak, Presiden Neurological Society of Thailand, juga mengatakan bahwa berdiri dengan satu kaki bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis stroke iskemik.
"Ini bukan metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah otak. Diagnosis pasien stroke membutuhkan bantuan medis serta teknologi medis seperti rontgen otak atau MRI yang lebih akurat".katanya.
CDC juga memasukkan mati rasa tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, dan masalah penglihatan mendadak dalam daftar gejala stroke .
![[Cek Fakta] Berdiri dengan Satu Kaki selama 20 Detik Dapat Deteksi Stroke? Begini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Screen%20Shot%202021-10-07%20at%2017_53_26.png)
Kesimpulan:
Klaim bahwa cara mendeteksi stroke dengan berdiri menggunakan satu kaki selama 20 detik adalah salah. Faktanya, klaim ini dibantah para ahli.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis fabricated content (konten palsu). Fabricated content terbilang menjadi jenis konten palsu yang paling berbahaya. Konten ini dibentuk dengan kandungan 100% tidak bisa dipertanggung-jawabkan secara fakta. Biasanya, fabricated content berupa informasi lowongan kerja palsu dan lain-lain.
![[Cek Fakta] Berdiri dengan Satu Kaki selama 20 Detik Dapat Deteksi Stroke? Begini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/WhatsApp%20Image%202020-08-07%20at%2018_30_14-6(261).jpeg)
Referensi:
https://factcheck.afp.com/http%253A%252F%252Fdoc.afp.com%252F9ND3UR-1
https://www.heart.org/en/news/2018/05/01/ability-to-balance-on-one-leg-may-reflect-brain-health-and-stroke-risk
*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News