FITNESS & HEALTH

Digital Subtraction Angiography: Bantu Dokter ‘Melihat Jalur Macet’ di Pembuluh Darah Otak

A. Firdaus
Selasa 09 September 2025 / 14:10
Tangerang: Pusing mendadak, wajah terasa baal atau mati rasa sebelah, sulit bicara, atau tangan tiba-tiba lemas, gejala seperti ini sering dianggap sepele. Padahal, bisa jadi itu merupakan gejala dari gangguan pembuluh darah otak, salah satunya adalah stroke.

Masalahnya, tidak semua penyumbatan atau kelainan pembuluh darah bisa terlihat dengan jelas pada CT Scan atau MRI. Di sinilah peran Digital Subtraction Angiography (DSA) sangat penting. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter melihat aliran darah secara langsung dan detail layaknya memantau 'jalur lalu lintas' di otak.

“DSA membantu kami melihat kondisi aliran darah di otak secara real-time. Kami bisa mendeteksi sumbatan, penyempitan, aneurisma (benjolan pembuluh darah) dan gangguan pada aliran darah, yang bisa tidak terlihat di pemeriksaan lain,” jelas dr. Febian Sandra, Sp.Rad, Subsp.RI(K), Dokter Spesialis Radiologi, Konsultan Radiologi Intervensi di Bethsaida Hospital Gading Serpong.

Baca juga: Umur 30 Rawan Terkena Kelelahan Metabolik, Ahli Jelaskan Alasannya
 

Apa itu DSA dan bagaimana cara kerjanya?


DSA adalah pemeriksaan pembuluh darah dengan bantuan sinar-X dan zat kontras. Zat kontras disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah yang akan dilakukan pemeriksaan melalui kateter, lalu kamera khusus merekam gambar alirah darah secara real-time.

Teknologi komputer kemudian menghapus latar belakang (seperti tulang atau jaringan lainnya), sehingga gambar yang ditampilkan hanya aliran darah dan struktur pembuluh darahnya saja.
Prosedur ini dilakukan di Laboratorium Kateterisasi, bersifat minimal invasif, dan aman karena dilakukan oleh tim medis berpengalaman.

“Teknologi DSA memungkinkan kami untuk fokus menilai pembuluh darah serta alirannya. Hasilnya sangat tajam dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan medis,” tambah dr. Febian.
 

Apa bedanya DSA dengan CT Scan dan MRI?


Berikut ringkasan perbandingannya agar lebih mudah dipahami:

- CT Scan


Cocok untuk melihat struktur otak dan tulang. Pemeriksaan cepat, tapi kurang akurat untuk pembuluh darah kecil dan tidak bisa menilai alirah darah.
 

- MRI/ MRA


Unggul dalam melihat jaringan lunak otak dan persarafan. Dapat memeriksa pembuluh darah, tetapi memiliki kelemahan dalam memperlihatkan pembuluh darah area tertentu.
 

- DSA


Pemeriksaan 'golden standard' untuk menilai pembuluh darah dan aliran darah secara langsung. Bisa mendeteksi kelainan dengan lebih presisi.
 

Siapa yang perlu DSA?


DSA mungkin diperlukan bagi pasien yang mengalami:
●    Gejala stroke (lemas sebelah, bicara pelo).
●    Riwayat stroke berulang.
●    Terdapat kecurigaan kelainan pembuluh darah pada hasil CT/ MRI.
●    Pusing atau migrain berkepanjangan.
●    Pandangan kabur tiba-tiba.

Sebagai hospital yang berkomitmen menghadirkan teknologi terbaik untuk pelayanan pasien, Bethsaida Hospital Gading Serpong telah menghadirkan layanan DSA lengkap dan terpadu, dilengkapi dengan ruang angiografi dan kateterisasi modern, teknologi imaging terbaru, serta tim spesialis radiologi intervensi berpengalaman.

“Kami sadar bahwa deteksi dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Karena itu, kami menghadirkan layanan DSA yang aman, nyaman, dan terintegrasi dengan tim multidisiplin mulai dari spesialis neurologi, bedah saraf, dan radiologi intervensi” jelas dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.

Tak hanya itu, dr. Pitono juga menekankan pentingnya teknologi ini sebagai bagian dari komitmen hospital dalam menyediakan layanan yang akurat dan menyeluruh.

“Banyak pasien datang dengan gejala samar. Dengan DSA, kami bisa mendapatkan gambaran pasti mengenai aliran darah di otak pasien. Ini mempercepat diagnosis dan mempercepat pengambilan keputusan klinis,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH