Tangkapan layar unggahan hoaks di media sosial
Tangkapan layar unggahan hoaks di media sosial

[Fakta atau Hoaks]

[Cek Fakta] Beredar Video Operasi Usus Buntu Mengeluarkan Boba? Ini Faktanya

Medcom Files usus buntu Cek Fakta kabar hoaks
Wanda Indana • 03 November 2021 11:16
Beredar video yang memperlihatkan proses operasi usus buntu. Saat dibelah terlihat dari sebuah kantung mengeluarkan butiran-butiran hitam yang diklaim sebagai kumpulan boba.
 
Akun Facebook Andy Rachmaninov Muse turut membagikan video 30 detik itu pada Jumat, 29 Oktober 2021 pada sebuah laman grup. Akun ini membagikan unggahan video lama dari akun Dadan Sukarna yang dimuat 22 Januari 2020.
 
Pada unggahannya, akun Andy Rachmaninov Muse menyertakan narasi sebagai berikut:

"Kenapa Boba ini tidak hancur oleh cairan asam lambung, sementara cairan asam lambung ini sangat kuat utk menghancurkan makanan, padahal Boba ini hanya sejenis gel atau agar-agar"

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 
Narasi sebelumnya: "Hasil operasi usus buntu dan didapatkan Bubble Tea yg TIDAK bisa hancur “Xi Bo Ba”.
Kurangi kunsumsi Bubble Tea sebelum terlambat"


 
[Cek Fakta] Beredar Video Operasi Usus Buntu Mengeluarkan Boba? Ini Faktanya
 

Penelusuran:
Dari hasil penelusuran, klaim pada video yang beredar memperlihatkan operasi usus buntu yang mengeluarkan kumpulan boba dari dalam kantong empedu adalah salah. Faktanya, butiran-butiran hitam di dalam video adalah batu-batu kecil yang disebabkan ole kolesterol tinggi.
 
Ahli Pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan gambar yang ditampilkan dalam video tersebut adalah kantung empedu dan tidak ada kaitannya dengan boba. Menurutnya dia, butiran-butiran hitam bukan diakibatkan oleh boba yang terbuat dari karbohidrat.

"Walau mirip dengan boba secara kasat mata, tapi itu bukan boba, itu batu empedu," kata Dr Ari seperti dilansir Okezone.


Dokter Ari menjelaskan, batu ini bisa terbentuk karena tingginya kadar kolesterol dan bilirubin di dalam kantung empedu. Kondisi ini terjadi akibat cairan empedu tidak dapat melarutkan kelebihan kolesterol dan bilirubin yang dihasilkan hati, sehingga terjadi pengendapan di dalam kantung empedu. Seriring berjalannya waktu, kolesterol dan bilirubin tersebut menjadi serpihan kristal yang kemudian membentuk batu empedu.
 
Boba dipastikan akan hancur setelah melewati proses pencernaan, sekali pun tidak dikunyah. Namun tidak menjadi alasan untuk manusia dapat mengonsumsinya secara berlebihan dan terus menerus, sebab hal ini dapat meningkatkan potensi seseorang untuk terkena penyakit kencing manis. Kencing manis atau diabetes dapat menyebabkan penyakit komplikasi, seperti kerusakan saraf, tekanan darah tinggi, dan mengerasnya dinding pembuluh darah.
 
Tak hanya itu, walaupun tetap akan hancur meski tidak dikunyah, Dokter Ari juga mengatakan bahwa boba yang tidak dikunyah dengan benar akan sulit untuk dicerna. Ini akan meningkatkan beban kerja dari lambung untuk menghancurkan makanan sehingga dapat menimbulkan masalah pada pencernaan.
 

Kesimpulan:
Klaim pada video yang beredar memperlihatkan operasi usus buntu yang mengeluarkan kumpulan boba dari dalam kantong empedu adalah salah. Faktanya, butiran-butiran hitam di dalam video adalah batu-batu kecil yang disebabkan ole kolesterol tinggi.
 
Informasi ini jenis hoaks false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
 

[Cek Fakta] Beredar Video Operasi Usus Buntu Mengeluarkan Boba? Ini Faktanya
 

Referensi:
https://lifestyle.okezone.com/berita/481-2155512/video-diduga-boba-keluar-dari-kantung-empedu-itu-hoax-ini-penjelasan-dokter
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4866922/batu-empedu-disangka-boba-dan-ancaman-sesungguhnya-bola-bola-tapioka
 

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WAN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan