Salah satu destinasi Bali Baru di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dilihat dari udara. Foto: TRB/ Rommy Pujianto
Salah satu destinasi Bali Baru di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dilihat dari udara. Foto: TRB/ Rommy Pujianto

10 Bali Baru Diperkenalkan di ITB Asia 2016 Singapura

Rona berita kemenpar
M Studio • 21 Oktober 2016 11:44
medcom.id, Singapura: 10 Bali Baru atau 10 Destinasi Prioritas yang sering disebut-sebut Presiden Joko Widodo dan Menpar Arief Yahya, rupanya mendapat perhatian serius oleh masyarakat Singapura.
 
Antusiasme itu dirasakan olah Ketua Pokja Percepatan Bali Baru  Hiramsyah Sambudhy Thaib, saat 30 menit mempresentasikan 10 Top Destinasi itu di arena ITB Asia 2016, di Marina Bay Sands, Singapura.
 
"Bagaimana akses untuk sampai ke 10 titik wisata baru itu?" tanya seorang jurnalis.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Pertanyaan bagus!" jawab Hiramsyah sambil memberi dua jempol ke arah penanyandati atas stage setinggi 60 cm itu.
 
Strategi dalam pengembangan destinasi yang dilakukan Menpar Arief Yahya selali 3A, Atraksi, Akses dan Amenitas. Tiga hal yang tak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. "Tiga hal itulah yang telah, sedang dan akan terus kami sempurnakan," kata Hiram.
 
Presentasi Hiram yang juga Mantan Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI) 2001-2005, lalu Dewan Pembina AKPI 2005-2010, Wakil Ketua Komite Kebijakan, Bidang Properti dan Kawasan Industri KADIN 2008-2011 itu ada tiga hal pokok.
 
Pertama, meyakinkan bahwa komitmen Presiden, menteri-menteri dan pemerintah terhadap sektor pariwisata itu sudah bulat. Pariwisata menjadi core economy dan karena itu menjadi sektor prioritas selain infrastruktur, energi, pangan, dan maritim.
 
Kedua, dia memaparkan 10 Top Destinasi dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru (BTS) Jawa Timur, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.
 
Foto-foto alam dan keindahan 10 titik itu benar-benar membuat audience tertegun dan terdiam lama. Cantik, dan pantas Kemenpar menjadikan kawasan itu sebagai destinasi unggulan.
 
Ketiga, Hiram menyebut saat inilah waktu yang paling tepat untuk berinvestasi di tourism sector di Indonesia. Di saat komitmen pemerintah sangat tinggi, dan pariwisata betul-betul didorong untuk maju dan berkembang, menggantikan peran minyak-gas bumi, batubara dan minyak kelapa sawiit, yang bertahun-tahun menjadi andalan Indonesia.
 
"Lihat di grafik, ketiganya terus menurun. Lihat pariwisata, menanjak pasti dan meyakinkan. Hanya pariwisata yang naik, inilah alasan mengapa Presiden Joko Widodo concern di pariwisata," ungkap Hiram.
 
Bahkan, setiap tiga hari sekali tampil di destinasi wisata atau berbicara tentang komitmen di sektor pariwisata. Terakhir, 18 September 2016, Mantan Gubernur DKI dan juga Walikota Solo itu tiba-tiba ke Manado Tiwn Squere (Mantos), berwisata belanja, mencoba sepatu yang sedang diskon, dan sekaligus mengecek kesiapan semua infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadi destinasi kelas dunia. Kebetulan, di Ibu Kota Sulawesi Utara inilah wisman Tiongkok mulai berwisata.
 
Sebelumnya, pada Sabtu (15/10/2016) lalu melaunching Sail Karimata 2016 di Kayong Utara, Kalimantan Barat. Event pariwisata juga, yang berbasis pada maritim atau bahari. Hampir semua destinasi penting sudah pernah didatangi Presiden, seperti Danau Toba, Belitung, Tanjung Lesung, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Larantuka, Raja Ampat, Manado, Sumbar, sudah pernah dikunjungi.  
 
Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana dan Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah ASEAN Rizki Handayani ikut dalam forum Seminar Destination Showcase ITB Asia 2016. Ini adalah salah satu program di ITB Asia, Indonesia dapat slot untuk mempromosikan produk destinasi pariwisatanya dalam sebuah forum seminar yang dihadiri oleh buyers potential dan stakeholder yang berkecimpung di bidang pariwisata.
 
"Kita memang sedang membangun banyak destinasi, slot itu kami manfaatkan semaksimal mungkin," jelas I Gde Pitana.
 
Slot 1, Kemenpar menghadirkan Hiramsyah S Thaib untuk memaparkan 10 Top Destinasi atau Bali Bali baru dengan tema Treasures of Archipelago.
 
Lalu satu lagi, slot waktu presentasi itu digunakan Ketua Tim Percepatan Halal Tourism Kemenpar Riyanto Sofyan di Lantai 3, yang juga memperoleh reapons yang antusias. Tema yang diangkat adalah National Strategies on Developing Halal Tourism. "Audience sangat antusias," katanya.
 
Deputi Pitana juga sempat memberi teka teki, apa bedanya business to business meeting di Singapura dengan sales mission lain di negara lain? "Yang paling menonjol adalah betul-betul bicara bisnis! Efektif, disiplin waktu, to the point, tidak pakai basa basi. Mereka menghitung benefit, jadi password nya adalah benefit," kata Pitana di Pavilion Wonderful Indonesia di Marina Bay Sand, Singapura.
 
Tetapi, business culture seperti itu justru semakin baik dan memberi influence yang produktif bagi Kemenpar. Karena tiga hari memboyong 90 pelaku industri pariwisata itu menjadi sangat berkualitas.
"Jadi, di ITB Asia ini tidak boleh ada kesenian, bunyi-bunyian, karena mengganggu perbincangan bisnis antara buyers dan sellers," tutup Pitana.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ROS)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif