Namun, tidak begitu dengan Kepala Desa (Kades) Banjarejo, Achmad Taufik, S. IP, yang merelakan rumahnya untuk menjadi museum mini benda temuan situs dan fosil dari desanya, berupa “Rumah Fosil Banjarejo”.
Proses panjang bagi Achmad untuk memberikan pemahaman kepada warganya mengenai fosil dan benda situs temuan warga di lahan persawahan penduduk.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di bawah tahun 2010, banyak warga menemukan emas di daerah Banjarejo. Tapi, tidak langsung diambil (bawa pulang). Tempat temuan tersebut hanya ditandai dan ditinggal pulang. Hari kemudian saat kembali ke tempat itu dan masih ada, baru diambil.
“Warga percaya itu berarti benda tersebut memang diberikan untuk orang yang menemukan. Tapi kalau hilang, berarti bukan rezekinya,” tutur Achmad ditemui di Rumah Fosil Banjarejo, beberapa waktu lalu.
Mulai tahun 2011, terjadi penambangan emas secara liar untuk mencari harta karun berupa emas kuno. Penduduk menambang di sawahnya. Bahkan ada yang menggunakan sistem sewa per tahun mencapai harga Rp15-25 juta.
“Ada juga warga yang menambang emas dengan membuat lorong bawah tanah dengan kedalaman hingga 33 meter dan lorong tersebut bahkan bercabang-cabang,” katanya.
Berawal dari keperihatinan atas kesadaran akan lingkungan dan pentingnya benda temuan, Achmad pun berinisiatif untuk membuat rumah Banjarejo di tahun 2015, untuk menyimpan temuan fosil dan benda situs yang ditemukan warga.
“Kalau lama-lama dibiarkan, nanti benda situs akan hilang dan hanya tersisa sejarah tanpa ada buktinya. Padahal, fosil dan benda situs tersebut sangat penting untuk mengetahui asal usul dan sejarah yang pernah terjadi di tempat ini,” terang Achmad.
Ada penduduk yang belum memahami dan memiliki kesadaran terhadap pentingnya fosil dan benda situs. Bahkan, ada yang diam-diam menjualnya kepada kolektor dari luar daerah.
Namun, semua kembali kepada masing-masing orang. Achmad hanya bisa berusaha maksimal untuk memberikan pemahaman terhadap warganya. Bagi warga yang peduli akan catatan sejarah desanya, menyerahkan langsung benda temuan.
Kini, hampir 1600 fosil yang ada, terdiri atas 15 jenis fosil hewan purbakala yang terkumpul seperti gajah, kuda nil, badak, rusa, serigala, kura-kura, buaya sungai, siput, kerang, kerbau dan lainnya. Sedangkan temuan benda situs berupa perhiasan, koin kuno, guci, lumping batu, yoni, artefak dan lesung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)