Ya, Indonesia telah ikut menjadi penghuni tetap Galeri Nasional Bulgaria. Ada sejumlah benda seni yang mewakili pulau-pulau di Tanah Air, diberikan untuk koleksi tetap galeri. Ada kain tradisional, wayang, patung asal Papua, perhiasan adat dari Sumatera Utara, dan sebagainya.
Batik tentu saja tidak ketinggalan menjadi salah satu koleksi yang diberikan Indonesia. Ada dua kain batik berumur tua yang ada di tempat ini. Keduanya merupakan koleksi Rerie Lestari Moerdijat, Deputy Chairman of Media Group, yang ikut menyumbang untuk jadi koleksi permanen di Galeri Nasional Bulgaria.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ruang pamer koleksi permanen Indonesia ini, mulai resmi dibuka sejak 16 September 2019. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dan Menteri Kebudayaan Bulgaria Boil Banov, berkesempatan hadir di acara pembukaan ini.
Fotografer asing mengabadikan salah satu karya seni budaya Indonesia (Foto: Dok. Metro TV)
"Pada 1960 Presiden pertama Indonesia, Soekarno, berkunjung ke Galeri Nasional ini saat berkunjung ke Sofia. Dan, saya sangat berbangga sekali karena bisa mengikuti jejak Presiden Soekarno untuk berkunjung ke tempat ini, untuk meresmikan ruang pamer koleksi permanen Indonesia," kata Menlu Retno dalam sambutannya.
Menteri Kebudayaan Bulgaria Boil Banov mengucapkan terima kasih atas partisipasi Indonesia dalam ikut menyumbang karya-karya seni dari kebudayaan Indonesia untuk koleksi galeri. Adanya koleksi ini, kata Boil, menjadikan Indonesia semakin dekat dengan Bulgaria.
Menteri Retno dan Menteri Boil lalu diajak untuk melihat koleksi Indonesia yang ada di galeri. Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria, Sri Astari Rasjid, lalu menjelaskan kepada mereka tentang seluk-beluk setiap benda seni yang ada, seperti asal daerah dan kisah yang menyertainya.
Tidak lama kemudian, dua menteri luar negeri lainnya hadir dan ikut melihat-lihat setiap koleksi. Kedua menlu wanita ini adalah, Menteri Luar Negeri Bulgaria Ekaterina Zaharieva dan Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Marie Eriksen Soreide. Sebagai bentuk persahabatan, kain tenun asal NTT dikalungkan ke leher keduanya saat baru tiba di ruang pamer.
Adanya ruang pamer karya kebudayaan Indonesia di Galeri Nasional Bulgaria ini, berawal dari keresahan Sri Astari Rasjid. Begitu menjabat Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria pada 2016, Astari melihat banyak negara memiliki ruang pamer di Galeri Nasional Bulgaria. Sedangkan koleksi Indonesia sama sekali tidak ada. Padahal hubungan Indonesia dengan Bulgaria sudah terjalin sejak berpuluh-puluh tahun.
"Dengan adanya koleksi permanen ini, maka pengunjung galeri ini, baik dari Bulgaria maupun dunia internasional, bisa lebih mengenal sejarah dan kebudayaan Indonesia," kata Sri Astari kepada Metro TV di Galeri Nasional Bulgaria di Sofia.
Tidak sembarang benda yang diserahkan menjadi koleksi permanen galeri ini. Ada standar yang ditetapkan, yakni karya yang memiliki nilai dan mewakili sejarah kebudayaan Indonesia. Karena itu, rata-rata koleksi ini sudah berumur tua, bahkan ada yang sudah lebih dari 100 tahun.
"Saya ingin garis bawahi, kalau koleksi yang kita serahkan ini merupakan koleksi yang punya nilai. Bukan benda abal-abal, dan bukan hanya sekadar hasil kerajinan. Bulgaria juga punya kurator, sehingga mereka pun bisa mengecek apakah benda seni yang Indonesia berikan ini, otentik atau tidak," tegas Sri Astari.
Bagi Anda yang kebetulan sedang bepergian ke Kota Sofia, bisa mampir ke Galeri Nasional di kota ini. Lihatlah beragam karya seni dari kebudayaan Indonesia yang telah menjadi koleksi permanen galeri ini, sejajar dengan koleksi dari sejumlah negara lain. (EDI GINTING, dari Bulgaria)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
