Sejak Sabtu siang warga keturunan Tionghoa, menggelar bermacam ritual di Klenteng terbesar di Indonesia Tengah tersebut. Meskipun Prosesi Cap Go Meh, baru dimulai pada pukul 16.30 Wita.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, hajatan warga Tionghoa pada Purnama Agung ini, menyedot perhatian ribuan warga di wilayah Sulawesi Utara. Terutama untuk menyaksikan atraksi tidak lumrah dari para Tang Shin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Untuk tahun dengan lambang shio Ayam Api, 4 orang Tang Shin diarak pawai keliling kota. Tiga orang asli Indonesia dan seorang Tang Shin dari Taiwan. Bahkan seorang Tang Shin baru berumur 14 tahun, yakni Naldy Koraag ikut melaksanakan tugas suci tersebut.
Rohaniwan Klenteng Seng Bo Kiong, Rolly Ciwulusan mengatakan, Tang Sin oleh warga Tionghoa, dianggap sebagai orang terpilih, yang dirasuki roh suci.
"Para Tang Sin menyiksa diri dengan mengiris bagian tubuh, sebagai simbol penebusan dosa yang dilakukan umat manusia. Sebelum prosesi cap go meh, para Tang Sin harus mempersiapkan diri secara khusus, termasuk berpuasa vegetarian, serta tidak berhubungan dengan istri," jelas Ciwulusan.
Warga keturunan Tionghoa di kota Bitung meyakini, dalam ritual cap go meh, Tuhan mengutus Panglima Kerajaan Langit, Kwan Kong, untuk penyelamatan. Prosesi cap go meh diyakini dapat menghalau hawa jahat, bencana serta mendatangkan kemakmuran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)