Putra mendiang Ki Anom Suroto, Jatmiko, mengatakan bahwa jenazah sudah terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka di Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. Acara ini pun dihadiri oleh sederet tokoh pewayangan hingga seniman. Jenazah kemudian dibawa ke pemakaman keluarga di Juwiring untuk dikuburkan di samping ayahnya, Ki Sadiyun Harjodarsono.
Sebelum meninggal dunia, Ki Anom Suroto sempat dirawat selama empat hari di RS Dr. Oen Kandangsapi, Solo. Diketahui bahwa sang maestro sedang berjuang melawan penyakit jantung saat hari-hari terakhirnya. Ki Anom Suroto juga menitipkan pesan untuk anak-anaknya agar meneruskan perjuanganya, khususnya di seni tradisi pedalangan.
"Pesan Bapak untuk anak-anak untuk meneruskan cita-cita perjuangan Bapak di pakeliran khususnya di seni tradisi," ucap Jatmiko, putra Ki Anom Suroto.
Lanjutnya, "Bapak titip pesan juga anak-anak supaya tetap rukun dan kompak selalu.”
Profil Singkat Ki Anom Suroto
Ki Anom Suroto lahir pada 11 Agustus 1948 di Juwiring, Klaten. Di usia 12 tahun, ia memasuki dunia pedalangan dengan ayahnya, Ki Sadiyun Harjadarsana sebagai mentor langsung.Ki Sadiyun Harjadarsana merupakan seorang dalang ternama di daerahnya. Tak hanya belajar dari sang ayah, Ki Anom Suroto juga menimba ilmu melalui kursus formal di berbagai lembaga budaya terkemuka, seperti Himppunan Budaya Surakatya (HBS), Pasinaon Dalang Mangkunegaran (PDMN), Pawiyatan Kraton Surakarta, dan Habiranda Yogyakarta.
Prestasi Ki Anom Suroto mencakup pencapaian sebagai dalang Indonesia pertama yang tampil di lima benua yang berbeda. Ia telah menampilkan kesenian wayang kulit di Amerika Serikat, Jepang, Spanyol, Jerman, Australia, dan Rusia.
(Nyimas Ratu Intan Harleysha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id