Mayang Prasetyo & temannya (Foto:Facebook)
Mayang Prasetyo & temannya (Foto:Facebook)

WNI Dimutilasi di Australia

Mengapa Istilah Shemale Berkonotasi Negatif?

Rona mayang prasetyo
Nia Deviyana • 07 Oktober 2014 18:54
medcom.id, Jakarta: Penggunaan kata "shemale" pada korban pembunuhan dan mutilasi Mayang Prasetyo, menimbulkan protes dari Koordinator Trans Health Australia, Melody Moore.
 
Menurut Melody, kata "shemale" kurang pantas dan terkesan merendahkan kaum transgender. Sebuah petisi mengecam penggunaan kata "shemale" atas kasus Mayang muncul di situs change.org. Hingga Selasa (7/10/2014), sudah terkumpul lebih dari 4.000 tanda tangan sebagai bentuk dukungan terhadap Mayang.
 
"Sangat menjijikkan. Itu (penggunaan kata shemale) hanya bersifat sensasi dan menghina perempuan transgender," ketus Melody, yang dikutip Brisbanetimes. (Baca:Kemungkinan Penyebab Mayang Dimutilasi dan Direbus)

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Shemale" sendiri berasal dari kata "she" (wanita) dan "male" (pria), digambarkan sebagai seorang kaum transgender dengan alat kelamin pria, namun memiliki karakteristik seks sekunder wanita. Kaum transgender biasanya melakukan operasi pembesaran payudara atau suntik hormon.
 
Laura Castaneda dan Campbell dalam buku "News and Sexuality: Media Potraits of Diversity" menyebutkan, istilah "shemale" erat kaitannya dengan jaringan prostitusi waria. Selain itu, ungkapan "shemale" kerap ditemukan pada situs-situs porno.
 
Penggunaan kata "shemale" mencuat setelah kematian Mayang Prasetyo, seorang WNI yang tinggal di Brisbane, Australia. Mayang yang seorang transgender tewas dibunuh suaminya, warga negara Australia, Marcus Peter Volke (28). Jasad Mayang kemudian dimutilasi dan direbus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ROS)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif