Studi menerangkan tentang kurangnya tidur dikaitkan dengan berbagai gejala kesehatan mental. (Foto: Pexels.com)
Studi menerangkan tentang kurangnya tidur dikaitkan dengan berbagai gejala kesehatan mental. (Foto: Pexels.com)

Studi: Kurang tidur Sebabkan Masalah Kesehatan Mental Mahasiswa

Rona studi kesehatan
Dhaifurrakhman Abas • 23 Juni 2019 12:55
Penulis Thea Ramsey dalam jurnal Sleep dari University of Arizona di AS mengatakan risiko mengalami gejala kesehatan mental akibat kurangnya waktu tidur meningkat rata-rata lebih dari 20 persen. Risiko kian meningkat menjadi sebesar 21 persen ketika para mahasiswa dan atlet mengalami suasana hati yang tertekan. Kemudian 24 persen untuk keputusasaan, 24 persen untuk kemarahan, 25 persen untuk kecemasan.
 

Jakarta: Kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit jantung. Bahkan kurang tidur baru-baru ini dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mental seperti kecemasan, melukai diri sendiri dan ide bunuh diri di kalangan siswa dan atlet.
 
Hal ini diungkapkan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Sleep. Dalam studi tersebut, tim peneliti menguji dampak kurangnya waktu tidur terhadap 110.496 siswa yang juga terdiri dari 8.462 atlet.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Sungguh mengejutkan melihat betapa tidak cukupnya tidur dikaitkan dengan berbagai gejala kesehatan mental di kalangan mahasiswa," kata penulis, Thea Ramsey, dari University of Arizona di AS, dilansir Times of India.
 
Ramsey mengatakan risiko mengalami gejala kesehatan mental akibat kurangnya waktu tidur meningkat rata-rata lebih dari 20 persen. Risiko kian meningkat menjadi sebesar 21 persen ketika para mahasiswa dan atlet mengalami suasana hati yang tertekan.
 
“Kemudian 24 persen untuk keputusasaan, 24 persen untuk kemarahan, 25 persen untuk kecemasan,” ujarnya.
 
Studi: Kurang tidur Sebabkan Masalah Kesehatan Mental Mahasiswa
(Penulis Thea Ramsey dalam jurnal Sleep dari University of Arizona di AS mengatakan risiko mengalami gejala kesehatan mental akibat kurangnya waktu tidur meningkat rata-rata lebih dari 20 persen. Foto: Pexels.com)
 
Selain itu, hasil studi menyebutkan ada peningkatan keinginan melukai diri sendiri di kalangan mahasiswa akibat kurangnya waktu tidur. Bahkan peningkatan terjadi sebesar 25 persen.
 
“Kurang tidur juga meningkatkan masalah fungsional dan keinginan untuk bunuh diri sebesar 28 persen,” sambung Ramsey.
 
Untuk itu, Ramsey menganjurkan agar mahasiswa mulai memerhatikan jadwal tidur mereka. Sebab pola tidur yang baik dibutuhkan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental seseorang.
 
“Mendapatkan jumlah tidur yang disarankan yang diperlukan untuk kesehatan dan fungsi yang optimal," ujar Ramsey.

Adapun jadwal tidur yang disarankan National Sleep Foundation antara lain:

1. Untuk orang dewasa muda adalah antara tujuh sampai sembilan jam semalam. Pada usia remaja, direkomendasikan untuk tidur dalam rentang waktu antara 8 sampai 10 jam.
 
2. Sementara itu, anak-anak usia sekolah dianjurkan untuk memiliki waktu tidur 9 sampai 11 jam sehari. 
 
3. Sedangkan anak-anak prasekolah membutuhkan waktu tidur berkisar antara 10 sampai 13 jam.
 
4. National Sleep Foundation juga menyebutkan bahwa waktu tidur untuk bayi berusia antara empat sampai satu tahun membutuhkan waktu tidur selama 12-15 jam tidur. Adapun ketika bayi baru lahir, biasanya membutuhkan waktu tidur sekitar 14-17 jam setiap hari.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif