"Sarapan dalam bahasa Inggris adalah breakfast, artinya berbuka puasa setelah malam hari tidak makan, normalnya sarapan dilakukan maksimal dua jam setelah bangun pagi dan tidak melebihi jam 10 pagi," terang ahli gizi Ir. Ali Khomsan, MS dalam peluncuran kampanye Ayo Bangun Indonesia, Kamis (9/2/2017).
Dari segi presentse keseluruhan, jumlah kalori saat sarapan baiknya 25 persen dari kebutuhan energi harian. Sementara, dari segi komposisi, 50 persen terdiri dari sayuran dan buah dimana porsi buah sebaiknya lebih mendominasi. Sisanya, 50 persen diisi dengan makanan pokok (karbohidrat) dan lauk pauk.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Satu hal yang tak boleh dilupakan saat sarapan adalah minum, baik dilakukan sebelum, saat, maupun sesudah sarapan.
Jenis sarapan sendiri dibagi menjadi dua bila melihat dari asupan gizi, yaitu sarapan penuh dan sarapan parsial. Sarapan penuh berisikan jumlah gizi yang seimbang dimana terdapat makanan pokok, lauk pauk, dan sayuran. Sementara, sarapa parsial dilakukan karena adanya ketersediaan makanan namun tidak direncanakan secara matang karena sifatnya terburu-buru. Bisa dibilang sarapan dilakukan hanya untuk mengisi perut saja.
Sarapan pada dasarnya memiliki banyak manfaat, terutama untuk anak-anak seperti lebih berstamina, disiplin, dapat kerjasama lebih baik, serta meningkatkan fungsi kognitif yang berhubungan dengan memori, nilai tes, dan kehadiran di sekolah.
"Kelompok yang bisa sarapan cenderung memiliki asupan energi dan zat gizi makro yang lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak sarapan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)
