Banyak kesalahpahaman tentang virus ebola. Foto: Getty Images
Banyak kesalahpahaman tentang virus ebola. Foto: Getty Images

5 Asumsi yang Salah Kaprah tentang Ebola

Rona ebola
25 Januari 2015 07:02
medcom.id, Jakarta: Semenjak merebak tahun lalu, virus ebola telah membuat banyak negara waswas. Pasalnya, virus yang pertama kali muncul di Sierra Leone, Afrika Barat, itu dikenal sebagai penyakit yang mematikan.
 
Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus ebola. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus berupa demam, sakit tenggorok, nyeri otot, dan sakit kepala.
 
Beragam spekulasi pun bermunculan terkait dengan penyakit ini. Mulai dari penyebabnya hingga dampak yang ditimbulkan. Dari semua itu, ada beberapa fakta mengenai virus ebola yang patut diketahui.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


1. Virus ini tidak menyebar melalui udara.
Ebola hanya dapat menyerang seseorang ketika melakukan kontak langsung melalui cairan tubuh seperti darah, muntahan, urine, keringat, air mani, dan ludah.
 
Selain itu, seseorang dapat tertular virus ebola jika mereka terkontaminasi oleh cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti jarum suntik atau peralatan medis lainnya. Jadi salah kaprah jika seseorang dapat terserang virus ebola melalui udara.
 
2. Ebola tidak menular melalui kontak biasa
Virus ebola juga tidak menular melalui kontak biasa seperti jabat tangan. Kemungkinan seseorang dapat tertular ebola yaitu saat mereka memiliki gejala seperti demam.
 
Masa inkubasi, waktu antara infeksi dan timbulnya gejala, biasanya berlangsung antara 2-21 hari. Jika seseorang tidak mengalami gejala dalam waktu 21 hari dari kontak dengan individu yang sakit, tidak mungkin mereka terserang virus.
 
3. Tertular ebola bukan berarti kematian
Meski tingkat kematian akibat virus ebola sangat tinggi, muncul peringatan untuk tidak panik. Wabah ebola telah dirasakan di tiga negara di Afrika Barat Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. Meski kemungkinan meninggal adalah 90 persen, itu berarti masih ada 10 persen kemungkinan untuk sembuh.
 
4. Ini bukan bencana terbesar di Amerika Serikat
Ebola adalah masalah serius yang sudah tentu sangat mengancam di Afrika Barat Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. Ini juga merupakan ancaman kecil bagi Amerika Serikat. Namun ini bukanlah bencana parah sebab Nigeria dan Senegal telah berhasil mencegah penyakit tersebut. Wabah ini dikatakan selesai jika kedua negara tidak memberikan kasus baru.
 
Selain itu, empat rumah sakit di Amerika Serikat memiliki unit biocontainment yang dirancang khusus untuk menangani virus mematikan seperti ebola. CDC juga telah mengeluarkan pedoman untuk diagnosis dan pengobatan pasien Ebola di rumah sakit di seluruh Indonesia.
 
5. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk ebola
Belum ada vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan ebola sampai saat ini. Meski begitu, seseorang yang divonis terserang ebola masih dapat bertahan hidup. Para profesional medis hanya dapat melakukan penanganan dengan memberikan cairan intervena yang mempertahankan status oksigen dan tekanan darah serta mengobati infeksi. Ini dapat meningkatkan peluang pasian untuk bertahan hidup.
 
Berbagai perusahaan farmasi, termasuk GlaxoSmithKline telah sukses menciptakan vaksin untuk digunakan pada simpanse, dan baru-baru ini mulai diuji coba pada manusia. Menurut NPR, hasil pengujian diharapkan pada akhir tahun.
 
GlaxoSmithKline mengatakan jika mereka akan membuat sekitar 10.000 dosis vaksin luar yang digunakan dalam uji klinis, sehingga pasokan darurat akan tersedia jika pengujian terbukti sukses. (Ningtriasih/Latina)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(PRI)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif