Studi tersebut menyebutkan bahwa dalam menjalankan tugas, pemadam kebakaran terpapar oleh bahan berbahaya saat memadamkan api, misalnya kebakaran rumah. Saat itu, pemadam kebakaran berpotensi memaparkan berbagai campuran partikulat, gas, kabut, asap dari sifat organik dan/atau anorganik, dan produk pirolisa yang dihasilkan. Campuran elemen tersebut memicu berbagai jenis kanker.
Seperti diketahui, pemadam kebarakan pastinya berada pada paparan spesifik tersebut, termasuk metal berbahaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Metal berbahaya tersebut dapat berupa timbal, antimon, kadmium, uranium, zat kimia, termasuk akrolein, benzena, metilena klorida, hidrokarbon polyaromatik, perchlorethylene, toluene, trichloroethylene, trichlorophenol, xylene, formaldehida, mineral seperti silika, asbes, kristalin, dan non kristalin, silikat, dan berbagai gas.
Semua jenis metal tersebut kemungkinan memiliki efek akut beracun yang dapat menyebabkan kanker.
Situasi tersebut dapat bertambah parah jika pemadam kebakaran tak mendapatkan peralatan perlindungan pernapasan yang tepat. Peralatan perlindungan yang tidak memadai, terutama untuk saluran pernafasan, membuka jalan bagi paparan yang tidak dikenali pada bahan beracun yang disebutkan di atas.
Studi tersebut juga menyimpulkan bahwa jenis pekerjaan ini lebih rentan mengalami berbagai jenis kanker seperti myeloma, limfoma non-Hodgkin dan kanker prostat; yang paling sering ditemukan dalam studi tersebut.
Petugas pemadam kebakaran juga harus menjaga keamanan kulit mereka, termasuk area selangkangan yang sering tertutup oleh dengan 'jelaga hitam', untuk menghindari risiko kanker kulit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)
