Ekstrovert pusing tak keluar rumah? Lakukan minimal stretching di rumah agar badan tetap bergerak. (Foto: Pexels.com)
Ekstrovert pusing tak keluar rumah? Lakukan minimal stretching di rumah agar badan tetap bergerak. (Foto: Pexels.com)

Tips untuk Si Ekstrovert Selama Berada di Rumah

Rona psikologi siam ekstrovert
Raka Lestari • 07 Mei 2020 08:08
Jakarta: Anjuran untuk tetap berada di rumah selama masa pandemi covid-19 mungkin tidak membuat semua orang merasa nyaman, terutama bagi mereka yang termasuk dalam kategori seseorang yang ekstrovert. Salah satu ciri orang dengan kepribadian ekstrovert adalah senang berinteraksi dan bersosialisasi. Nah, dalam suasana pandemi hal ini menjadi berkurang.
 
Dan tentu saja, berada di rumah dan terbatasnya aktivitas membuat si ekstrovert mungkin terkadang merasa lelah. Untuk mengatasi hal tersebut, ada cara yang bisa dilakukan oleh para esktrovert ini. 
 
“Ekstrovert ini adalah orang-orang yang senang sesuatu yang sifatnya dinamis, yang membuat mereka lelah adalah mereka harus mereduksi thrive atau dorongan untuk melakukan hal-hal yang dinamis,” ujar Efnie Indrianie, M.Psi, Psikolog anak, remaja dan keluarga dalam acara SIAM (Sambut Iftar Ala Medcom) di Medcom.id.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah orang ekstrovert tidak harus ketemu dengan orang setiap saat. Orang ekstrovert itu justru orang yang dalam satu hari harus melakukan sesuatu yang variatif dan dinamis,” tutur Efnie.
 
“Ketika pada situasi normal, orang ekstrovert ini mungkin bisa melakukan pekerjaan di satu tempat, kemudian berolahraga di tempat lain, dan melakukan hobi mereka di tempat lainnya. Tetapi ketika harus stay at home mereka hanya bisa melakukan hal tersebut di satu tempat saja misalnya di rumah saja,” tambah Efnie.
 
Menurut Efnie, pada orang ekstrovert ada tiga bagian otak yang tetap harus mendapatkan stimulasi.

1. Occipital lobe 

“Pertama itu bagian occipital lobe. Occipital lobe adanya di bagian belakang yaitu bagian visual. Fungsi visual sendiri tidak hanya distimulasi dengan menonton film. Bagian ini bisa distimulasi dengan hal-hal yang sifatnya pemandangan yang nyata,” tuturnya.
 
Ia mencontohkan bisa dengan melihat pepohonan atau pemandangan yang ada di lingkungan sekitar. 
 
“Kalau tidak bisa mendapatkannya dari lingkungan sekitar, bisa melalui aplikasi virtual seolah-olah kita sedang berada di pantai atau pegunungan,” ujar Efnie.

2. Temporal lobe

“Kemudian yang kedua adalah stimulasi dari auditori atau temporal lobe. Jadi stimulasi ini berasal dari suara-suara yang relatif menenangkan seperti suara alam dari angin, air, burung atau hujan."

3. Parietal lobe

"Dan yang terakhir adalah dari bagian otak yang bernama parietal lobe yang berhubungan dengan kinestetik,” jelas Efnie. Menurut Efnie, tubuh setiap harinya harus melakukan gerakan ritmis yang teratur yang melibatkan tiga anggota badan yaitu kepala, tangan, dan kaki. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan latihan sederhana seperti yoga, pilates, atau stretching sederhana.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif