FITNESS & HEALTH

Masalah Pikiran Bunuh Diri pada Remaja yang Harus Menjadi Perhatian

Yatin Suleha
Jumat 05 Desember 2025 / 16:33
Jakarta: Salah satu hal paling menantang dan mengganggu dalam pola pikir remaja adalah keinginan untuk menyakiti diri sendiri. Banyak remaja mengalami hal ini tanpa benar-benar memahami alasannya.

Mereka mungkin merasa ada sesuatu yang tidak beres di dalam diri mereka, seperti emosi yang campur aduk atau tekanan dari berbagai sisi kehidupan. Keinginan ini bisa muncul tiba-tiba dan membuat mereka bingung sendiri.

Banyak yang tidak tahu mengapa mereka menyakiti diri sendiri. Beberapa remaja menggambarkan menyakiti diri sendiri sebagai cara mengubah rasa sakit mental menjadi rasa sakit fisik.
 
Misalnya, jika mereka merasa sedih atau cemas di dalam hati, memotong kulit bisa membuat mereka merasa lebih terkendali. Hal ini mungkin berasal dari rasa terisolasi dalam pikiran mereka dan tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya.

Mereka merasa sendirian, seolah-olah tidak ada orang yang bisa dimintai tolong. Sering kali, ini terjadi di tengah malam ketika segalanya terasa lebih tenang dan pikiran negatif mulai muncul.

Pada saat itu, remaja mungkin bangun dan merasa pikirannya penuh dengan masalah yang tidak terselesaikan, membuat mereka semakin gelisah.

Mereka merasa kewalahan dan mulai memikirkan segala hal yang ‘buruk’ tentang hari itu, dan bahwa besok akan lebih buruk. Pikiran seperti ini bisa berputar-putar, membuat mereka merasa tidak ada harapan.

Dilansir dari Maggie Dent, remaja mungkin akan menggunakan apa pun yang mereka temukan saat itu, seperti kaca pecah dari foto, pisau cukur, pisau dapur, kuku mereka, pensil, atau pena. Bagi mereka, rasa sakit dari memotong adalah pelepasan tekanan dan kecemasan.


(Ciri-ciri gangguan mental pada remaja meliputi perubahan emosi yang drastis, seperti mudah marah atau sedih berlebihan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Hal ini seperti cara sementara untuk melepaskan emosi yang terpendam, meskipun sebenarnya tidak menyelesaikan masalah utamanya. 

Beberapa remaja juga bisa melukai diri dengan cara lain, seperti mencabut rambut atau alis, memukul kepala ke dinding, meninju dinding, atau menggunakan narkoba dan alkohol.

Cara-cara ini juga bisa menjadi upaya untuk menghilangkan rasa sakit batin, tapi sering kali justru membuat situasi lebih buruk karena bisa menimbulkan cedera fisik atau kecanduan.

Pikiran bunuh diri menunjukkan bahwa orang tersebut merasa putus asa, terjebak dalam situasi sulit di rumah atau sekolah, dan tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya. Hal tersebut bisa disebabkan oleh masalah seperti perselisihan keluarga, tekanan akademik, atau masalah dengan teman.

Selain itu, membuat mereka terjebak dalam pola pikir negatif dan melihat dunia dengan kacamata yang suram dan abu-abu. Semuanya terlihat gelap, seolah-olah tidak ada jalan keluar.

Dalam keadaan putus asa ini, mereka sering menarik diri, kehilangan minat pada hal-hal yang dulu mereka sukai, merasa dunia melawan mereka, dan lupa mencari hal-hal baik.

 

Misalnya, mereka mungkin tidak lagi ingin bermain olahraga, makan bersama keluarga, atau bahkan sekolah yang merupakan tanda bahwa mereka butuh dukungan dari orang-orang terdekat untuk membantu mereka melihat sisi positif kehidupan lagi.

Jika dibiarkan, pikiran ini bisa berkembang menjadi rencana yang lebih berbahaya, jadi penting untuk segera mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor.


Secillia Nur Hafifah


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH