Trauma kolektif merujuk pada dampak pengalaman traumatis yang memengaruhi dan melibatkan seluruh kelompok orang, komunitas, atau masyarakat. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Trauma kolektif merujuk pada dampak pengalaman traumatis yang memengaruhi dan melibatkan seluruh kelompok orang, komunitas, atau masyarakat. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Trauma Kolektif yang Muncul karena Pandemi Covid-19

Rona psikologi kesehatan mental covid-19 pandemi trauma kolektif
Kumara Anggita • 25 Mei 2020 13:00
Jakarta: Pandemi covid-19 telah memberikan dampak yang beragam pada kehidupan banyak orang. Salah satu dampak yang mungkin tak banyak orang sadari adalah trauma kolektif.
 
Dilansir dari Psychology Today, istilah "trauma" biasanya merujuk pada dampak yang ditimbulkan oleh insiden traumatis pada seorang individu atau beberapa orang. 
 
Trauma kolektif merujuk pada dampak pengalaman traumatis yang memengaruhi dan melibatkan seluruh kelompok orang, komunitas, atau masyarakat. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Trauma kolektif ini dampaknya tak kecil karena tidak hanya dapat membawa tekanan dan konsekuensi negatif bagi individu tetapi juga dapat mengubah seluruh struktur komunitas (Erikson, 1976). 
 
Faktanya, trauma kolektif dapat memengaruhi hubungan, mengubah kebijakan, dan proses pemerintahan, mengubah cara fungsi masyarakat, dan bahkan mengubah norma sosialnya (Chang, 2017; Hirschberger, 2018; Saul, 2014). 

Contoh trauma kolektif

Setelah serangan teroris di Amerika Serikat pada 11 September 2001, Amerika Serikat mengubah kebijakan dan prosedur transportasi dan perjalanan mereka untuk meningkatkan keamanan. 
 
Meskipun insiden traumatis ini terjadi 19 tahun yang lalu, perubahan sosial dalam kebijakan perjalanan masih dapat dilihat sampai sekarang.
 
Tak hanya itu, ada contoh lain dari trauma kolektif antara lain perang, bencana alam, penembakan massal, terorisme, pandemi, penindasan sistematis dan historis, resesi, dan kelaparan atau kemiskinan parah (Aydin, 2017; Chang, 2017; Hirschberger , 2018; Saul, 2014). 
 
Pengalaman traumatis seperti yang tercantum di atas dapat menyebabkan timbulnya banyak perubahan baik di fisiologis, psikologis, relasional, sosial, dan spiritual. Meskipun trauma ditangani secara kolektif, pengalaman dan respons individu dapat sangat bervariasi.
 
Trauma Kolektif yang Muncul karena Pandemi Covid-19
(Faktanya, trauma kolektif dapat memengaruhi hubungan, mengubah kebijakan, dan proses pemerintahan, mengubah cara fungsi masyarakat, dan bahkan mengubah norma sosial. Foto: Pexels.com)

Ilustrasi truma kolektif yang berdampak pada kehidupan

Coba bayangkan pengalaman seseorang yang bernama Erik. sejak pandemi covid-19, Erik mendapati dirinya merasa terputus dan tidak jelas.
 
Dia telah menyaksikan rekan-rekan kerjanya kehilangan pekerjaan di perusahaannya, menyaksikan orang-orang terkasih bertempur karena penyakit, dan menyaksikan berita yang menggambarkan kenyataan mengerikan bagi jutaan orang di seluruh dunia, dia mendapati dirinya merasa tak berdaya, tertekan, dan tidak termotivasi. 
 
Hampir setiap hari, Erik mendapati dirinya merasa lelah, terganggu dengan sakit kepala dan sakit tubuh. Sebelum pandemi, Erik akan mengandalkan kerohanian dan imannya untuk membantunya mengatasi tekanan hidup, tetapi situasi ini membuatnya bingung tentang apa yang ia yakini. 
 
Meskipun Erik memiliki sejumlah teman yang dapat ia minta bantuan, ia merasa semakin sulit untuk mencari dukungan. Erik mendapati dirinya lebih mudah marah dengan keluarga dan anak-anaknya dan bertanya-tanya mengapa dia tidak bisa begitu saja melepaskan perasaannya.
 
Dia adalah seseorang yang mengalami trauma kolektif. Trauma yang menghantamnya dapat membuat tubuh dan pikirannya berjuang untuk memproses dan mengatasinya. Pengalaman traumatis dapat membanjiri "adaptasi manusia biasa terhadap kehidupan" (Judith Herman, 1992).
 
Jika Anda mendapati diri Anda terkena dampak pandemi covid-19 (atau trauma kolektif lainnya yang menimbulkan situasi) dan mengalami konsekuensi trauma kolektif, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian. 
 
Faktanya, secara kolektif saat ini kita menemukan "normal" yang baru atau "new normal". Kita mencoba memproses, mengatasinya, dan belajar untuk menanggapi trauma di sekitar kita dan di dalam diri kita. 

Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi trauma kolektif?

Ketika kita melewati masa-masa trauma kolektif ini, sangat penting untuk mengenali dampak trauma kolektif itu sendiri, menghormati pengalaman kita, memperluas empati pada diri kita sendiri dan orang lain.
 
Selain itu bertanya pada diri sendiri apa yang kita butuhkan dan menetapkan rencana mengatasi dalam menanggapi, memanfaatkan sumber daya kita atau menemukan sumber daya yang dapat mendukung kita dalam mengatasi trauma, merawat tubuh kita. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif