Ilustrasi-Pexels
Ilustrasi-Pexels

Faktor-faktor yang Memengaruhi Sinar UV

Rona berjemur sinar matahari
Raka Lestari • 11 Juli 2020 06:00
Jakarta: Mendapatkan sinar matahari (UV) yang cukup merupakan hal yang penting. Dan pada pandemi covid-19 seperti ini, banyak orang yang menjadi kurang mendapatkan asupan vitamin D dari sinar matahari karena terbatasnya aktivitas fisik yang dilakukan di luar rumah.
 
“Vitamin D meningkatkan imunitas tubuh. imunitas (kekebalan) tubuh yang baik mampu menangkal infeksi,” ujar dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, Sp.GK, dokter spesialis gizi klinik di RS Medistra, dalam acara Media Webinar Kalbe.
 
Dokter Cindiawaty juga menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi sinar UV seperti berikut:

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


-Ketinggian permukaan dan garis lintang zona/daerah. Daerah khatulistiwa memiliki tingkat radiasi UV yang lebih tinggi. Tingkat radiasi UV meningkat dengan meningkatnya ketinggian.
-Musim, waktu, cuaca/kondisi awan.
-Aerosol: partikel padat atau cair berukuran mikro yang tersuspensi di udara, misalnya kabut, jelaga, debu, aerosol garam laut.
-Ozon
-Tipe kulit
-UV Index (UVI): perhitungan kekuatan radiasi ultraviolet yang menembus lapisan ozon hingga mempunyai dampak ke tubuh kita berupa terbakar surya (sunburn) pada tempat dan waktu tertentu. UVI bermanfaat untuk mengetahui tingkat kewaspadaan seseorang terhadap pajanan sinar surya yang dapat merusak tubuh disesuaikan dengan lokasi geografis yang bersangkutan setiap harinya.
 
“Berjemurlah sekitar pukul 9 pagi selama lima menit terlebih dahulu, kemudian naikkan secara bertahap maksimum 15 menit sebanyak 2 – 3 kali seminggu. Dilarang berjemur jika sensitif terhadap sinar matahari dan hentikan berjemur jika kulit mulai merah muda,” saran dr. Cindi.
 
Saran lainnya dari dr. Cindi pada saat berjemur, hindari area kepala dan leher dengan menggunakan topi dan tabir surya. Berjemur pada pukul 10.00 – 14.00 berisiko kulit mengalami sunburn serta penurunan imunitas.
 
“Rata-rata kota di Indonesia mempunyai puncak indeks UV pada rentang waktu tersebut. Konsultasikan kepada dokter spesialis kulit dan kelamin atau dermatologi dan venerologi Anda untuk informasi lebih lanjut,” tutup dr. Cindi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif