Studi yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science and Technology ini memperlihatkan uji coba yang dilakukan peneliti di Universitas Purdue yang menciptakan robot bayi untuk merangkak di sepanjang karpet yang mengandung partikel debu.
"Hasilnya, gerakan merangkak bayi mampu mengangkat partikel-partikel debu yang terakumulasi di dalam karpet dan melepaskannya ke udara," ujar Brandon Boor, asisten profesor teknik sipil dan lingkungan dan rekayasa ekologi, dilansir dari Parent.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun, hal ini tidak perlu membuat khawatir. Boor mengatakan bahwa bayi yang menghirup partikel-partikel debu dalam jumlah yang tidak berlebihan bisa menjadi hal yang baik. Penelitian sebelumnya, termasuk penelitian pada tahun 2014 dari Johns Hopkins Children's Center menunjukkan bahwa semakin banyak bayi yang terpapar alergen tertentu, semakin besar kemungkinan mereka membangun imunitas pada diri mereka.
"Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang terkena paparan mikroba udara, seperti bakteri dan jamur, dan alergen, seperti serbuk sari, tungau dan alergen hewan, dapat memainkan peran penting dalam perkembangan dan perlindungan diri mereka terhadap asma, demam, dan alergi," kata Boor.
Bayi yang terpapar lebih banyak kotoran dengan keragaman mikroba yang lebih tinggi memiliki tingkat asma yang lebih rendah di kemudian hari, katanya. Hal ini mendukung hipotesis mengenai kebersihan yang menyarankan agar Anda tidak perlu terlalu berlebihan menjaga kebersihan barang, karena lingkungan yang steril tidak memungkinkan sistem kekebalan menjadi kuat dan berkembang.
Mungkin lebih baik menjaga rumah Anda pada tingkat kebersihan yang wajar, tetapi jangan stres jika Anda tidak punya waktu untuk membersihkan rumah karena sedikit kotor tidak berarti buruk juga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)
