Ilustrasi-Unsplash
Ilustrasi-Unsplash

Penelitian Coba Hubungkan Kadar vitamin D dengan Badai Sitokin Covid-19

Rona vitamin D
Sunnaholomi Halakrispen • 09 Juni 2020 19:00
Jakarta: Ketika penelitian terbaru tentang vitamin D dan covid-19 baru saja dimulai, penelitian lain telah menemukan kaitan kadar vitamin D dengan infeksi. Dinyatakan, suplemen vitamin D dapat membantu mengurangi risiko infeksi pernapasan.
 
Peneliti melihat kembali kejadian pandemi influenza 1918-1919. Saat itu, ditemukan bahwa pasien dengan kadar vitamin D yang sehat lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal.
 
Penelitian yang menghubungkan kadar vitamin D dan badai sitokin covid-19 juga dimulai, tetapi tidak mengejutkan. Hal itu diucapkan oleh Bart Roep, PhD, ketua departemen imunologi diabetes di City of Hope, pusat kanker di Duarte, CA.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Vitamin D adalah negosiator karena itu tidak menekan sistem kekebalan tubuh, itu memodulasi itu. Vitamin D membuat sel-sel kekebalan tubuh lebih sedikit peradangan," ujar Roep dikutip dari WebMD.
 
Sementara penelitian menemukan bahwa vitamin D rendah dapat memengaruhi seberapa parah covid-19, namun belum diketahui apakah mengembalikan vitamin D ke tingkat normal akan membantu pengobatan. Sebab, tidak seorang pun dapat mengatakan dengan pasti bahwa memiliki kadar vitamin D yang sehat akan membantu Anda menghindari virus.
 
Seorang peneliti dari University of Southeastern Philippines mengevaluasi kadar vitamin D dalam darah dari 212 orang yang didiagnosis covid-19. Ia menemukan, kadar vitamin D dalam darah paling rendah pada mereka yang dalam kondisi kritis, dan tertinggi pada mereka dengan infeksi ringan.
 
Kesimpulan penelitiannya, ialah suplemen mungkin dapat meningkatkan hasil klinis pasien yang terinfeksi covid-19.
 
"Kami sudah tahu kami membutuhkannya untuk kesehatan tulang. Menunggu bukti vitamin D dan covid-19, tetapi bukti mungkin terlambat untuk membantu," kata Ilie, selaku Peneliti Amerika Serikat.
 
Tetapi tidak semua orang setuju bahwa vitamin D mungkin berguna dalam menjinakkan covid-19. Para peneliti dari Pusat Obat-obatan Berbasis Bukti memposting tinjauan cepat terkait bukti, pada 1 Mei 2020.
 
"Tidak ada bukti terkait kekurangan vitamin D yang memengaruhi covid-19, juga tidak ada penelitian tentang suplemen untuk mencegah atau mengobati covid-19."
 
Para peneliti juga mengatakan bahwa walaupun ada tumpang tindih antara beberapa kelompok yang berisiko rendah vitamin D dan kelompok-kelompok berisiko tinggi mendapatkan covid-19, asosiasi tersebut tidak terbukti. Termasuk risiko terhadap orang dewasa yang berusia tua, orang berwarna kulit tertentu, dan mereka yang memiliki penyakit kronis.
 
Dalam sebuah penelitian yang mengevaluasi lebih dari 348.000 orang, termasuk 449 positif covid-19, tidak ditemukan hubungan antara tingkat vitamin D dan risiko infeksi. Begitu juga terdahap hubungan yang menjelaskan perbedaan etnis dalam mengembangkan infeksi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif