Kesuburan pria secara signifikan berpengaruh pada kebisingan di siang dan malam hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kriteria kebisingan malam adalah kurang dari 55 dB. Bila melebihi angka tersebut, maka sistem reproduksi akan terpengaruh.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Para peneliti dari Seoul National University di Korea Selatan menyebutkan bahwa mengetahui tingkat kebisingan di lingkungan sekitar adalah hal yang penting dalam hal kesuburan.
Tim tersebut menganalisa 106.492 pria berusia 20-59 tahun pada tahun 2001-2013. Delapan tahun kemudian, 3.293 dari mereka terdiagnosa tak subur.
(Baca juga: Inseminasi Buatan, Alternatif Atasi Infertilitas)
Setelah melihat berbagai variasi data seperti usia, pendapatan, indeks massa tubuh (IBM) dan kebiasaan merokok; mereka menemukan bahwa ketidaksuburan yang dialami para partisipan tersebut kemungkinan disebabkan karena adanya paparan kebisingan dengan kadar di atas 55 dB lebih banyak di malam hari.
"Jika tren ini terus berlanjut, manusia di masa depan tak bisa memiliki kehamilan dan kelahiran normal. Jika Anda seorang pria dan mengalami ketidaksuburan, Anda perlu mencari tahu apakah polusi lingkungan adalah salah satu penyebabnya," ujar peneliti Jin-Young Min di Seoul National University.
Ketidaksuburan menjadi salah satu masalah kesehatan publik yang signifikan karena dampak buruk yang tak terduga terhadap kesehatan dan kualitas hidup.

Beberapa studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa tinggal di dekat jalan raya atau lingkungan bising bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan menjadi salah satu penyebab utama ketulian.
Kebisingan, dalam jangka panjang, juga dapat meningkatkan tingkat stres dan dapat meningkatkan tekanan darah. Efek kelanjutan dari polusi udara tersebut adalah sulit tidur, detak jantung meningkat, hingga perubahan dalam kimia otak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)